PT KAI Daop 3 Cirebon Pasang Bilik Disinfektan hingga Batalkan Perjalanan
Berbagai cara dilakukan PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 3 Cirebon untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19. Tidak hanya memasang bilik disinfektan, sejumlah perjalanan kereta api pun dibatalkan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Berbagai cara dilakukan PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 3 Cirebon untuk mencegah penyebaran Covid-19. Tidak hanya memasang bilik disinfektan, sejumlah perjalanan kereta api pun dibatalkan.
Mulai Kamis (26/3/2020), PT KAI Daop 3 Cirebon mengoperasikan bilik disinfektan di Stasiun Cirebon Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat. Bilik yang dilengkapi dengan alat penyemprot disinfektan itu berada di zona 1 stasiun. Setiap calon penumpang yang telah menjalani pemeriksaan tiket harus melalui bilik tersebut.
”Seluruh petugas KA yang akan dan sudah berdinas juga wajib melalui bilik tersebut,” ujar Manajer Humas PT KAI Daop 3 Cirebon Luqman Arif. Di dalam bilik, tubuh penumpang dan petugas akan disemprot disinfektan. Dengan begitu, kuman atau virus yang menempel di pakaian bisa hilang.
Menurut Luqman, upaya itu untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan stasiun. ”Saat ini, bilik disinfektan hanya terpasang di Stasiun Cirebon. Selanjutnya secara bertahap akan dipasang di Stasiun Cirebon Prujakan, Stasiun Brebes, Stasiun Jatibarang, dan di Stasiun Haurgeulis,” katanya.
Pihaknya juga memasang wastafel portabel di area peron dan selasar stasiun. Dengan begitu, penumpang dapat mencuci tangan sesuai standar pelayanan publik dalam penanganan Covid-19. Pemasangan cairan antiseptik dan pengukuran suhu tubuh juga dilakukan. Penumpang yang mengalami demam tinggi akan diperiksa lebih lanjut.
Pihaknya bahkan menerapkan kebijakan pengaturan jarak melalui pemasangan garis pembatas di berbagai area pelayanan stasiun dan di dalam kereta api. Garis batas itu berada di area boarding pass, loket, dan kursi ruang tunggu stasiun.
Sementara di dalam kereta, khusus untuk KA jarak jauh dan menengah, kondektur dapat memindahkan penumpang yang duduk berdekatan ke tempat duduk kosong. ”Ini sesuai permintaan penumpang,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya telah membatalkan delapan dari 18 perjalanan KA Argo Cheribon terhitung Minggu (22/3/2020). Rute tersebut adalah tiga perjalanan lintas Stasiun Cirebon-Stasiun Gambir dan sebaliknya serta satu perjalanan lintas Gambir-Tegal dan sebaliknya.
”Pada 1 April, ada tambahan dua perjalanan KA Argo Cheribon tujuan Cirebon dan Gambir yang dibatalkan,” ucap Luqman. Pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan pembatalan perjalanan KA tersebut. Luqman berharap pandemi Covid-19 segera berakhir.
Pihaknya memohon maaf kepada para pengguna KA atas pembatalan perjalanan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengurangi mobilitas warga sesuai anjuran pemerintah. Dengan begitu, penyebaran virus korona baru bisa dicegah.
Para penumpang KA yang sudah melakukan pemesanan tiket KA Argo Cheribon yang dibatalkan dapat menghubungi pihak PT KAI. ”Kami akan mengembalikan biaya sebesar 100 persen kepada para penumpang KA yang sudah melakukan pemesanan,” kata Luqman.
Pembatalan perjalanan tersebut turut mengurangi mobilitas warga. Dalam dua pekan terakhir, rata-rata penumpang yang turun di stasiun-stasiun di wilayah Daop 3 Cirebon sebanyak 4.396 orang per hari. ”Padahal, normalnya, jumlah penumpang yang turun berkisar 5.800-6.000 orang. Bahkan, akhir pekan bisa 7.000 penumpang,” ucapnya.
Kami akan mengembalikan biaya sebesar 100 persen kepada para penumpang KA yang sudah melakukan pemesanan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana mengatakan, pembatasan mobilitas warga perlu dilakukan karena sebagian besar kasus Covid-19 di Cirebon berasal dari pendatang luar Cirebon. ”Mereka ada yang dari Jakarta dan sekitarnya, bahkan luar negeri,” katanya.
Padahal, DKI Jakarta saat ini menjadi daerah dengan kasus positif Covid-19 terbanyak, yakni 515 kasus dengan korban meninggal mencapai 46 orang. Adapun hingga Kamis sore, kasus positif secara nasional mencapai 893 kasus dengan korban meninggal 78 orang dan sembuh 35 orang.
Di Cirebon, hingga Kamis siang, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 22 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan pekan lalu, yakni 11 PDP. Sebanyak 19 pasien masih dirawat di ruangan isolasi sejumlah rumah sakit rujukan. Tiga pasien lainnya telah selesai menjalani perawatan dan dinyatakan negatif Covid-19.
Adapun jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Kabupaten Cirebon sebanyak 100 orang. Saat ini, dinas kesehatan setempat memantau 31 orang selama 14 hari. Adapun 69 orang lainnya telah selesai menjalani pemantauan. Mereka diketahui pernah kontak dengan pasien terinfeksi Covid-19 atau baru datang dari wilayah yang terkonfirmasi kasus positif Covid-19.
”Kami mengimbau masyarakat agar segera melapor ke puskesmas jika mengetahui ada warga yang datang dari luar kota dan luar negeri. Ini untuk mengantisipasi penyebaran virus korona,” katanya.