Sulut Terima 3.000 Baju ”Coverall” untuk Hadapi Covid-19
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menerima 3.000 alat pelindung diri, berupa baju coverall medis, untuk menangani penyakit akibat virus korona baru, Covid-19.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Pemerintah Sulawesi Utara menerima 3.000 alat pelindung diri berupa baju coverall medis untuk menangani penyakit akibat virus korona baru, Covid-19. Kendati begitu, alat pengaman diri yang didatangkan masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan seluruh tenaga medis di 17 rumah sakit yang menangani pandemi itu.
Alat pelindung diri (APD) tersebut dikirim dengan pesawat TNI Angkatan Udara CN-295 A-2907 dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan mendarat di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Kamis (26/3/2020) siang. Pesawat tersebut membawa 60 kardus yang masing-masing berisi 50 baju pelindung yang dapat dipakai sekali.
Komandan Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi Kolonel Johnny Sumaryana mengatakan, bantuan merupakan kiriman dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pemerintah pusat telah menyediakan 105.000 unit APD untuk disebarkan ke daerah untuk penanganan Covid-19.
”Ada 60 koli yang dikirimkan, satu koli berisi 50 biji. Bantuan ini diterima TNI AU dan akan kami serahkan kepada Pemerintah Provinsi Sulut, yaitu melalui Dinas Kesehatan Sulut dan Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” kata Johnny.
Bantuan dari BNPB ini, kata Johnny, adalah pengiriman pertama ke Sulut. Logistik segera disalurkan dengan truk dan mobil-mobil pikap milik Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi ke kantor Dinas Kesehatan Sulut. Johnny mengatakan, pihaknya bersiaga menerima dan menyalurkan bantuan jika pemerintah pusat menugaskan.
Kepala Dinas Kesehatan Sulut Debie Kalalo mengatakan, jumlah ini masih jauh dari kebutuhan Sulut, yaitu minimal 50.000 unit APD. Jumlah tersebut didapat dari jumlah kasus yang ditangani, baik orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pemantauan (PDP), maupun kasus positif Covid-19, dikalikan jumlah tenaga kesehatan yang akan memakainya serta jumlah sif tugas.
”Bantuan yang ada ini belum semua. Jadi, kami menunggu pengiriman tahap berikutnya. Kami akan segera bagikan secara merata ke 17 rumah sakit rujukan Covid-19,” kata Debie.
Saat ini, ada empat rumah sakit rujukan dan 13 rumah sakit rujukan penunjang yang tersebar di beberapa kota dan kabupaten Sulut. Menurut Debie, Rumah Sakit Umum Pusat Prof dr RD Kandou di Manado akan mendapatkan jumlah lebih banyak daripada yang lain karena jumlah PDP lebih banyak. Pasien positif Covid-19 pun dirawat di sana.
Debie mengatakan, Sulut juga akan menerima bantuan alat tes cepat 2.400 unit yang akan didatangkan dengan pesawat. Alat tes cepat ini akan digunakan menguji keterjangkitan ODP, PDP, dan tenaga kesehatan yang turut serta dalam penanganan Covid-19.
Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, Pemprov Sulut telah menyediakan 900 baju coverall dan mendapat 150 baju dari Kementerian Kesehatan. ”Jadi, kami akan dapat membagikan 4.050 APD ke seluruh tenaga medis di 17 rumah sakit,” katanya.
Steaven juga mengatakan, Pemprov Sulut telah sepakat menyediakan Rp 48,5 miliar untuk mengatasi pandemi Covid-19. Rincian penggunaan dana akan segera diumumkan setelah mendapatkan persetujuan semua pihak terkait.
Kami akan dapat membagikan 4.050 APD ke seluruh tenaga medis di 17 rumah sakit.
Sembuh
Sejauh ini, Sulut telah menangani dua pasien positif Covid-19, yaitu kasus 58 dan kasus 660. Pasien 58 telah dinyatakan sembuh setelah uji laboratorium kedua dan ketiganya menunjukkan hasil negatif Covid-19.
”Ini adalah dasar kuat bahwa penyakit akibat Covid-19 bisa sembuh. Dengan perawatan baik, istirahat cukup, dan asupan gizi seimbang, penyakit ini bisa kita taklukkan,” kata Steaven.
Kendati begitu, kasus 58 harus tetap dirawat intensif di RSUP Kandou. Sebab, sebelum dinyatakan menderita Covid 19, ia telah menderita beberapa penyakit penyerta, yaitu diabetes melitus, hipertensi, dan gangguan ginjal.
Jumlah PDP pun berkurang dari 15 orang menjadi 12 orang. Uji laboratorium tiga pasien di RSUP Kandou telah keluar dan menunjukkan hasil negatif. Dengan demikian, PDP di RSUP Kandou berjumlah 9, di RSUD Kotamobagu 2, dan RSUD Melonguane Kepulauan Talaud 1. Adapun ODP di Sulut bertambah menjadi 471 dari 403 sehari sebelumnya.
Ini adalah dasar kuat bahwa penyakit akibat Covid-19 bisa sembuh. Dengan perawatan baik, istirahat cukup, dan asupan gizi seimbang, penyakit ini bisa kita taklukkan.
Steaven mengatakan, pemprov dan pemerintah kota/kabupaten saat ini juga mengawasi 1.419 orang yang datang ke Manado dari daerah transmisi lokal. Orang-orang tersebut tidak serta-merta masuk dalam daftar ODP, tetapi diminta mengarantina diri secara mandiri.
Sementara itu, lalu lintas penyeberangan antarpulau dari Manado ke Kepulauan Sitaro, Kepulauan Sangihe, dan Kepulauan Talaud telah berkurang. Situasi Pelabuhan Manado lengang pada Kamis sore menjelang keberangkatan kapal.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Manado Mozes Karaeng mengatakan, jumlah penumpang berkurang sekitar 50 persen selama sepekan terakhir. ”Warga mulai sadar dan waspada akan bahaya Covid-19. Padahal, kami belum memberikan imbauan untuk tidak melakukan perjalanan,” kata Mozes.