Warga Lintas Agama dan Etnis Kalbar Diajak Galang Solidaritas
Seluruh pengurus rumah ibadah, mulai dari masjid, gereja, wihara, kelenteng, dan pura di Kalimantan Barat diajak menggalang solidaritas. Bantuan ditujukan bagi warga yang ekonominya terdampak pandemi Covid-19.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengajak seluruh pengurus rumah ibadah, baik masjid, gereja, wihara, kelenteng, maupun pura, untuk menggalang solidaritas membantu masyarakat tidak mampu yang terkena dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Bantuan yang diperlukan khususnya terkait kebutuhan pokok.
”Saya berharap seluruh pengurus rumah ibadah dapat menggunakan dana yang ada untuk membantu masyarakat tak mampu di sekitar rumah ibadah. Bantuan itu tanpa memandang latar belakang agama ataupun etnis,” ujar Sutarmidji, Kamis (26/3/2020).
Sutarmidji berharap, lembaga-lembaga seperti Badan Amil Zakat dan lain sebagainya juga melakukan hal sama. Pemerintah juga akan mengeluarkan segala macam kartu yang bisa dipergunakan oleh masyarakat miskin. ”Semoga semuanya ini bisa menjadi amal ibadah kita semua,” ujarnya.
Solidaritas itu, misalnya, telah dilakukan Rumah Zakat Kalbar. Branch Manager Rumah Zakat Area Provinsi Kalbar Asrul Putra Nanda menuturkan, dalam sebulan terakhir, pihaknya sudah membagikan kebutuhan pokok dan superkurban ke beberapa wilayah. Bantuan juga dibagikan di Kabupaten Kubu Raya dan Telok Pakedai Kota Pontianak kepada anak-anak yatim dan 45 anak juara Rumah Zakat.
Menurut Asrul, pihaknya kini sedang membuat survei digital yang bisa diisi dengan diverifikasi oleh tim bekerja sama dengan lintas komunitas, yakni Rumah Zakat Sayang Pontianak, Akademi Ide Kalimantan, Gerakan Kemanusiaan, Hotama, dan Sijum. Pihaknya akan membuat posko hotline pengaduan bantuan sembako dan membuka donasi bantuan sembako.
”Kami optimistis dengan bergerak bersama, kita bisa memperkuat antisipasi dampak Covid-19 terhadap perekonomian rakyat. Kami mohon doa dari masyarakat agar semuanya bisa berjalan lancar. Kami berusaha menggunakan dana yang ada untuk memberikan bantuan,” ujarnya.
Solidaritas juga datang dari Gereja Katolik. Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus Pr menuturkan, menyikapi dampak Covid-19 terhadap perekonomian, diminta kerelaan kepada para Pastor Paroki untuk menyumbangkan tambahan 10 persen dari dana Aksi Puasa Pembangunan (APP) kepada Keuskupan. Ini berarti yang semula sumbangan paroki 50 persen menjadi 60 persen.
”Uang itu nanti akan dikelola oleh Komisi Pengembangan Sosial dan Ekonomi (PSE) Keuskupan. Nanti ada mekanismenya termasuk kelompok sasarannya siapa. PSE Keuskupan bekerja sama dengan PSE Konferensi Waligereja Indonesia dan Caritas Indonesia. Ini tentunya sesuai prosedur standar operasi penanggulangan bencana,” ujarnya.