APD untuk Penanganan Covid-19 di Balikpapan Diperkirakan Habis dalam 10 Hari
Alat pelindung diri di Balikpapan menipis. Rumah sakit berusaha menghemat dengan menyemprot obat pembasmi virus pada APD agar bisa dipakai dua kali.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Total bantuan alat pelindung diri atau APD di rumah sakit rujukan di Balikpapan, Kalimantan Timur, dari pemerintah pusat diperkirakan habis dipakai dalam 10 hari ke depan. Pihak rumah sakit mencoba berhemat dengan melakukan sterilisasi APD dengan menyemprot cairan pembasmi virus sehingga bisa digunakan dua kali.
Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan Andi Sri Juliarti mengatakan, Balikpapan mendapat bantuan 600 APD dari pemerintah pusat. Jumlah itu disalurkan ke rumah sakit rujukan penanganan pasien coronavirus disease 2019 (Covid-19). RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo sebagai rujukan utama mendapat paling banyak, yakni 400 setel. Sisanya didistribusikan ke rumah sakit rujukan lain dan untuk petugas medis di Dinas Kesehatan Balikpapan.
Hingga Jumat (27/3/2020) pukul 17.00, jumlah pasien dalam pengawasan yang dirawat di rumah sakit sebanyak 29 orang. Dari jumlah tersebut, pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 6 orang. Setiap pasien rata-rata ditangani 10 tenaga medis, termasuk dokter.
”Pasien yang dirawat di rumah sakit di Balikpapan sebanyak 29 orang. APD yang akan terpakai habis dalam sehari sebanyak 290 setel. Kami juga menerima bantuan dari CSR, ada yang baru masuk sekitar 600 APD,” kata Sri.
Direktur RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo Edy Iskandar mengatakan, total bantuan APD yang dihimpun untuk menangani 17 pasien yang dirawat di sana diperkirakan habis dalam 10 hari ke depan. Selain mendapat APD dari pemerintah pusat, RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo juga mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga total APD yang tersedia sebanyak 1.000 setel.
”Jika ditotal, kira-kira APD akan habis terpakai sekitar 10 hari ke depan. Kami menyiasatinya dengan menyemprotkan APD dengan pembasmi virus setelah dipakai sehingga bisa digunakan dua kali,” kata Edy.
Pasien yang dirawat di rumah sakit di Balikpapan sebanyak 29 orang. APD yang akan terpakai habis dalam sehari sebanyak 290 setel.
Sementara itu, Pemkot Balikpapan sudah menganggarkan dana kedaruratan Rp 15 miliar. Dana itu akan digunakan salah satunya untuk membeli APD dan perlengkapan medis untuk tiga bulan ke depan. Dengan estimasi jumlah pasien saat ini, Pemkot Balikpapan akan memesan 5.000 APD.
APD itu masih dalam pemesanan dan diperkirakan baru sampai Balikpapan sekitar minggu kedua bulan April. Itu diakibatkan distributor APD juga mendapat banyak pesanan dari sejumlah daerah lain. Edy berharap masyarakat tidak melakukan perjalanan ke luar daerah terlebih dahulu untuk menekan bertambahnya pasien sehingga penghematan APD bisa dilakukan.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, selain dampak kesehatan, ada juga dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 ini. Banyak sektor usaha kecil hingga besar terdampak. Ia baru akan membahas kebijakan apa yang akan diambil dengan DPRD Kota Balikpapan pada Senin (30/3/2020).
”Sebagian organisasi perangkat daerah sudah ada pembahasan dengan DPRD Kota Balikpapan. Senin akan kami lanjutkan pembahasan dan melihat kondisi APBD kami, apakah kami akan memberikan insentif terhadap masyarakat yang terkena dampak ekonomi atau ada pertimbangan lain,” kata Rizal.