Jumlah Bantuan APD di Sumatera Selatan Belum Memadai
Sumatera Selatan masih kekurangan alat pelindung diri. Provinsi itu hanya diberi 2.000 APD. Kini mereka meminta bantuan berbagai pihak untuk membuat APD sesuai standar kesehatan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Tenaga medis Sumatera Selatan masih kekurangan alat pelindung diri. Bantuan yang diterima hanya sekitar 2.000 set. Adapun jumlah tenaga medis yang ada di Sumsel mencapai ratusan ribu orang.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy, Jumat (27/3/2020), di Palembang, mengatakan, saat ini Kementerian Kesehatan sudah menyalurkan lima paket alat pelindung diri (APD) yang terdiri dari masker, pakaian pelindung, sepatu, dan pelindung mata.
Selain itu, ungkap Lesty, dalam waktu dekat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengirimkan sekitar 2.000 set APD. ”Nantinya paket tersebut akan diserahkan kepada rumah sakit yang menjadi rujukan untuk penanganan Covid-19,” ucapnya.
Hanya saja, jumlah tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang ada di Sumsel. Berdasarkan perhitungan, ada sekitar 400.000 tenaga medis yang ada di Sumsel.
Untuk mengatasi kekurangan ini, ungkap Lesty, pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah instansi, seperti perusahaan konvensional, mahasiswa fakultas kedokteran, dan siswa SMK untuk membuat APD. ”Tentu spesifikasinya harus disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan,” katanya.
Hanya saja, ungkap Lesty, saat ini mereka juga masih kesulitan untuk mendapatkan bahan dasarnya. ”Beberapa bahan harus diinden terlebih dahulu,” katanya.
Beberapa bahan harus diinden terlebih dahulu.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menyangkal adanya kekurangan APD. Menurut dia, tidak semua tenaga medis akan menggunakan APD. ”Hanya beberapa RS yang menjadi rujukan dan tidak semua tenaga medis yang menggunakan APD,” katanya.
Herman menjanjikan dalam waktu dekat, pihaknya akan memesan 10.000 APD untuk melindungi para tenaga kesehatan. ”Mereka adalah yang paling rentan tertular Covid-19 karena mereka berhubungan langsung dengan pasien,” katanya.
Bahkan, ketika pemeriksaan cepat (rapid test) dilakukan, ujar Herman, petugas kesehatan akan menjadi prioritas. Selain itu, prioritas dikhususkan bagi para pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP).
Wisma Atlet dioperasikan
Herman mengatakan, untuk mengurangi penularan Covid-19, pihaknya akan membukan ODP Center dengan menggunakan Wisma Atlet Jakabaring Palembang. ”Ada 900 kamar yang bisa digunakan,” katanya.
Dinas kesehatan mencatat jumlah PDP di Sumsel sudah mencapai 25 orang dan 400 ODP. Adapun untuk rumah sakit rujukan ada lima RS rujukan dan 42 rumah sakit lini kedua.
ODP Center sendiri akan mulai beroperasi pada Senin (30/3/2020). Nantinya akan ada petugas kesehatan yang bersiaga di tempat ini. Herman juga berharap agar wisma atlet bisa digunakan sebagai ruang perawatan PDP. ”Walau harus ada peralatan yang perlu ditambah,” katanya.