Pasien Positif Covid-19 di Cirebon Membaik, Jumlah PDP Bertambah
Setelah menjalani dua kali tes, seorang pasien di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih positif terinfeksi Covid-19. Meski demikian, kondisinya mulai membaik.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Setelah menjalani dua kali tes, seorang pasien di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih positif terinfeksi Covid-19. Meski demikian, kondisinya mulai membaik. Pada saat sama, jumlah pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan di Cirebon terus bertambah.
Pasien positif Covid-19 itu telah menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Daerah Gunung Jati, Kota Cirebon, lebih dari 20 hari. Pria berumur 29 tahun tersebut telah melewati dua kali tes darah hingga uji swab. ”Hasilnya masih positif Covid-19,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana, Jumat (27/3/2020), di Cirebon.
Meski demikian, kondisi pasien mulai membaik. Menurut Nanang, pasien itu tak lagi menderita demam dan batuk. Namun, pasien masih harus menjalani perawatan di ruang isolasi hingga hasil dua kali tes menunjukkan status negatif. Isolasi dibutuhkan agar virus korona baru di tubuh pasien tidak menyebar sekaligus memastikan kondisi pasien semakin membaik.
Pada saat sama, jumlah PDP dan ODP di Kabupaten Cirebon terus meningkat. Sebanyak 20 pasien masih dirawat di ruangan isolasi sejumlah rumah sakit rujukan. Tiga pasien lain telah selesai menjalani perawatan dan negatif Covid-19. Jumlah ini meningkat dibandingkan pekan lalu, yakni 11 PDP.
Adapun jumlah ODP di Kabupaten Cirebon sebanyak 100 orang. Saat ini, dinkes setempat memantau 33 orang selama 14 hari. Adapun 70 orang lainnya telah selesai menjalani pemantauan. Mereka diketahui pernah kontak dengan pasien terinfeksi Covid-19 atau baru datang dari wilayah yang terkonfirmasi kasus positif Covid-19.
ODP tersebar di 24 kecamatan di Cirebon. Paling banyak di wilayah pantura.
”ODP tersebar di 24 kecamatan di Cirebon. Paling banyak di wilayah pantura. Kami tidak bisa menyebutkan daerahnya. Mereka sebagian besar berasal dari Jakarta dan sekitarnya, bahkan luar negeri,” kata Nanang.
Hingga kini, Pemerintah Kabupaten Cirebon belum memutuskan karantina wilayah atau lockdown sehingga pendatang masih bisa masuk ke Cirebon. Sementara lebih dari 2 juta warga Cirebon masih diperbolehkan ke daerah lain. Upaya yang dilakukan antara lain meminta masyarakat berdiam di rumah.
”Keputusan (lockdown) butuh analisis komprehensif. Untuk sementara, kami sudah sosialisasi kepada masyarakat agar segera melaporkan ke puskesmas jika mengetahui ada yang datang dari luar kota,” ujarnya. Petugas dari 60 puskesmas di Cirebon, katanya, akan memantau para pendatang.
Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni mengatakan, untuk mengantisipasi lonjakan jumlah PDP di Cirebon, pihaknya telah meminta rumah sakit rujukan lini kedua dan delapan RS swasta menyiapkan ruangan isolasi. Saat ini, 20 PDP dirawat di RSUD Arjawinangun, RSUD Waled, RSD Gunung Jati, RS Mitra Plumbon, dan RS Pelabuhan.
”RSUD Waled menambah ruangan isolasinya dari lima tempat tidur menjadi 15 tempat tidur. Adapun RSUD Arjawinangun bakal menambah ruangan isolasi dari lima tempat tidur menjadi 12 tempat tidur,” katanya.