Riwayat Kontak Pasien Positif Covid-19 di Palu Dilacak
Dinas Kesehatan Kota Palu dan Provinsi Sulawesi Tengah melacak kontak pasien positif Covid-19 di Palu. Pelacakan itu akan diikuti dengan ”rapid test”.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Dinas kesehatan di kabupaten dan provinsi mengecek tetangga dan kerabat pasien yang terinfeksi Covid-19 di Palu, Sulawesi Tengah. Dengan demikian, penyebaran virus bisa dikunci.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan, dinkes akan melakukan pemetaan dan pelacak siapa saja yang pernah berkontak dengan pasien sehingga penyebaran virus bisa dikunci. ”Mereka (yang berkontak dengan pasien) juga akan segera menjalankan rapid test,” kata Longki di Palu, Jumat (27/3/2020).
Kasus positif Covid-19 di Sulteng diumumkan pada Kamis (26/3/2020). Pasien tersebut saat ini dirawat di RSU Undata, Palu. Kondisinya disebutkan masih stabil dan secara umum terus membaik.
Di luar satu orang yang positif Covid-19, Sulteng masih menunggu konfirmasi 17 pasien dalam pengawasan (PDP) lainnya. Empat orang di antaranya sudah diterima hasil pemeriksaan sampel untuk tahap pertama dengan hasil negatif Covid-19. Hasil pemeriksaan tahap kedua masih ditunggu. PDP tersebut tersebar di lima rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Palu, Tolitoli, Morowali Utara, dan Banggai.
Kepala Dinas Kesehatan Sulteng Reny Lamadjido baru-baru ini menyatakan alat rapid testtelah dipesan ke Kementerian Kesehatan. Selain diberikan pemerintah pusat, alat tersebut akan dibeli dengan APBD Sulteng. Ditargetkan alat rapid testtiba Minggu depan.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus, sejumlah pihak terus memastikan kedisiplinan warga dalam menjaga jarak sosial dan fisik serta menghindari kerumunan di Palu. Secara umum, tak ada lagi acara atau hajatan yang melibatkan banyak orang. Bahkan, shalat Jumat di sejumlah masjid besar, seperti Masjid Raya, tak dilakukan. Sesuai dengan imbauan Majelis Ulama Indonesia Kota Palu, shalat Jumat dilakukan di rumah masing-masing. Sementara shalat lima waktu masih diperbolehkan dilakukan di masjid secara berjemaah, tetapi diatur jaraknya minimal 1,5 meter satu sama lain.
Namun, aparat masih menemukan adanya kerumunan di warung kopi. Mereka dengan persuasif meminta warga untuk bubar dan warung kopi ditutup. Selain menegakkan pembatasan kerumunan, berbagai pihak masih terus menyemprotkan disinfektan di sejumlah fasilitas umum. Sasarannya tempat ibadah, pasar, dan jalann protokol. Penyemprotan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Palu dan Provinsi Sulteng serta TNI-Polri.
Guna mengantisipasi kepanikan warga dengan memborong kebutuhan pokok, Kepala Kepolisian Resor Palu Ajun Komisaris Besar Moch Sholeh menyatakan, toko atau swalayan kebutuhan pokok dijaga. Ini agar warga tak membeli melebihi kebutuhan karena panik. ”Kita pastikan warga tak panik sehingga harga kebutuhan pokok tetap stabil,” katanya.
Sejauh ini, gejala kepanikan dengan memborong kebutuhan pokok (panic buying) belum tampak. Namun, gejala psikologi massa itu sebaiknya diantisipasi dari awal.