Satu Pasien Positif di Ambon Berpeluang Besar Sembuh
Seorang pasien positif Covid-19 yang dirawat di Ambon kini dalam kondisi membaik sehingga berpeluang besar sembuh.
Oleh
frans pati herin
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Pihak Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon menyatakan, seorang pasien positif coronavirus disease 2019 atau Covid-19 kini dalam kondisi membaik sehingga berpeluang besar sembuh. Para tenaga medis yang menangani pasien tersebut pun dilaporkan sehat. Agar tidak terjadi lonjakan kasus, masyarakat diingatkan tetap waspada, menggunakan alat pelindung diri, serta dianjurkan untuk tinggal di rumah.
Juru bicara penanganan Covid-19 di Maluku, Meikyal Pontoh, di Ambon, Jumat (27/3/2020), mengatakan, sejak dirawat pada 14 Maret lalu, kondisi pasien asal Bekasi, Jawa Barat, itu mengalami flu berat dan demam tinggi. Seiring waktu, kondisinya semakin membaik bahkan sebelum hasil tes spesimennya diumumkan pada 22 Maret lalu.
Total selama 13 hari pasien tersebut mendapat penanganan medis di ruang isolasi. Kini, suhu tubuhnya kembali normal dan flu yang menyerang juga sudah reda. Pernapasannya pun normal.
Pihak rumah sakit segera melakukan pemeriksaan kembali spesimen yang bersangkutan untuk memastikan kondisinya saat ini. Pontoh meyakini, yang bersangkutan berpeluang besar sembuh dari Covid-19. ”Pasien baik-baik saja. Iya, insya Allah (berpeluang besar untuk sembuh),” katanya.
Namun, Pontoh belum memastikan kapan akan dilakukan pengambilan spesimen untuk tes kembali. Pasalnya, sejumlah spesimen pasien dalam pengawasan yang sudah dikirim ke Laboratorium Kementerian Kesehatan di Jakarta belum juga diumumkan. Perlu waktu beberapa hari, bahkan satu minggu, untuk menunggu hasil tersebut.
Pihaknya sudah mengajukan permohonan pengadaan fasilitas untuk tes Covid-19 di Ambon, tetapi belum dikabulkan oleh Kementerian Kesehatan. Adapun rencana pemberian 1.000 alat rapid test (tes cepat) dari pemerintah pusat belum tiba di Ambon. Kondisi ini menghambat proses penanganan wabah Covid-19 di Ambon.
Lebih lanjut, Pontoh menambahkan, kondisi para petugas medis yang merawat pasien positif dan pasien dalam pengawasan juga sehat. Mereka bekerja secara tim dan bergantian setiap delapan jam. Namun, ia mengeluhkan masih kurangnya alat pelindung diri. Rencana bantuan 2.000 paket alat pelindung diri bagi tenaga medis belum tiba di Ambon. Ia berharap proses pengiriman dapat secepatnya dilakukan.
Secara keseluruhan, di Maluku, hingga Jumat pukul 19.00 WIT, terdapat satu pasien positif, enam pasien dalam pengawasan, dan 104 orang dalam pemantauan. Enam pasien dalam pengawasan itu masing-masing tiga di Kota Ambon, satu di Kabupaten Maluku Tengah, dan dua di Kabupaten Kepulauan Aru. Sementara orang dalam pemantauan sebagian diinapkan di sejumlah mes milik pemerintah di Ambon.
Pontoh mengingatkan masyarakat agar mematuhi imbauan pemerintah terkait pembatasan sosial dan pengguna alat pelindung diri. Masyarakat diminta tidak menganggap remeh virus korona yang sangat cepat menyebar dan menginfeksi orang. Ketaatan masyarakat itu sebagai bentuk dukungan terhadap tenaga medis dalam mempercepat penanganan wabah tersebut.
Sementara itu, wartawan senior Harian Ambon Ekspres, M Yani Kubangun, mengajak semua media di Maluku agar membangun narasi yang berisi edukasi dan harapan terkait penanggulangan Covid-19. Media diharapkan tidak mengambil manfaat dari kondisi ini dengan membuat berita sensasional. ”Mari kita beritakan yang membangkitkan semangat warga. Jangan cari keuntungan sesaat dan mengorbankan kepentingan banyak orang,” ujarnya.
Levinus Kariuw, wartawan senior sekaligus pemilik Harian Spektrum, juga mengajak wartawan agar mengambil bagian membantu pemerintah dalam musibah wabah Covid-19. Salah satu bentuk dukungan adalah membuat berita yang tidak menimbulkan kepanikan.
”Kita jaga Maluku yang lagi dilanda musibah ini. Sekarang ini bukan tentang siapa, tapi kita bisa buat apa. Maluku butuh kita semua,” kata wartawan yang punya pengalaman panjang dalam liputan konflik Maluku itu.