Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Sulawesi Selatan, pemerintah daerah mulai memperketat pengawasan dan antisipasi di pintu-pintu masuk ke wilayah ini.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Sulawesi Selatan, pemerintah daerah mulai memperketat pengawasan dan antisipasi di pintu-pintu masuk ke wilayah ini. Pemeriksaan terhadap lalu lintas orang di pelabuhan, bandara, dan jalan masuk-keluar provinsi dilakukan.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Jumat (27/3/2020), mengatakan telah melakukan rapat koordinasi melalui konferensi video dengan pemerintah dan instansi terkait di seluruh kabupaten/kota. Hal ini untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan terkait upaya memperkecil sebaran Covid-19.
”Saya meminta seluruh pintu masuk dan keluar di wilayah ini diawasi lebih ketat. Saya juga meminta semua kepala daerah terlibat aktif dalam berbagai langkah pencegahan dan penanganan Covid-19,” kata Nurdin.
Di daerah, pihak badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) sejak beberapa hari terakhir aktif melakukan penyemprotan disinfektan. Selain itu, mereka juga melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk dengan memeriksa suhu tubuh pengendara dan menyemprot kendaraan dengan disinfektan. Penyemprotan menggunakan drone juga dilakukan oleh beberapa daerah.
Pada Jumat pagi, Nurdin juga meninjau kesiapan Rumah Sakit Sayang Rakyat di Makassar yang sedang dibenahi untuk dijadikan pusat isolasi dan perawatan pasien Covid-19. Rumah sakit itu sebagai fasilitas tambahan di luar delapan rumah sakit yang telah ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai rumah sakit rujukan di Sulsel.
Nurdin mengatakan, pembenahan rumah sakit ini untuk menyiapkan ruang isolasi bintang lima. Ruang isolasi dibuat nyaman dengan fasilitas lengkap, seperti tempat tidur, kamar mandi, televisi, pendingin ruangan, jaringan internet, dan peralatan pembunuh kuman.
RS Sayang Rakyat memiliki kapasitas setidaknya 118 tempat tidur. Selain RS Sayang Rakyat, RS Dadi di Makassar juga tengah dibenahi agar memiliki ruang isolasi. Di RS Dadi disiapkan ruang isolasi dengan kapasitas 19 tempat tidur.
Sementara itu, untuk menunjang tenaga medis yang bertugas di garda depan penanganan Covid-19, Pemerintah Provinsi Sulsel bekerja sama dengan sejumlah pengusaha sudah menyiapkan beberapa hotel di Makassar. Hotel ini nantinya akan dipakai sebagai tempat tinggal sementara para tenaga medis.
Hotel ini di antaranya Hotel Grand Sayang Park, yang akan digunakan oleh tenaga medis yang bertugas di RS Haji dan RS Labuang Baji. Tenaga medis yang bertugas di RS Pelamonia, RS Dadi, dan RS Akademis akan menempati Hotel Sutomo. Adapun tenaga medis yang bertugas di RS Wahidin Sudirohusodo, RS Unhas, dan Private Care Center akan menempati Hotel Grand Puri.
Terkait perkembangan kasus Covid-19 di Sulsel, hingga Jumat (27/3/2020) malam, jumlah orang dalam pemantauan menjadi 296 orang, pasien dalam pengawasan sebanyak 77 orang, dan positif Covid-19 sebanyak 27 orang. Dari 27 orang yang positif, sebanyak 24 orang masih menjalani perawatan dan 3 orang meninggal.
Salah satu pasien positif yang diumumkan hari Jumat adalah Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari. Dalam video yang diunggah sendiri, Ichsan menyampaikan keadaannya sehat dan tanpa gejala. Namun, hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan dia positif Covid-19. Saat ini dia menjalani isolasi mandiri di rumah.
Saya meminta maaf kepada seluruh keluarga, kerabat, rekan, dan siapa pun yang pernah melakukan kontak dengan saya.
”Saya meminta maaf kepada seluruh keluarga, kerabat, rekan, dan siapa pun yang pernah melakukan kontak dengan saya. Untuk itu, saya meminta semua menjaga kesehatan, menjaga kondisi, dan segera lakukan isolasi mandiri. Jika keadaan kesehatan memburuk, segera ke fasilitas kesehatan,” katanya.
Ichsan merupakan juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel. Dalam tiga hari terakhir, dia aktif melakukan konferensi video dengan wartawan. Pada Kamis (26/3/2020) malam, sehari sebelum diketahui positif Covid-19, Ichsan masih menggelar konferensi video untuk menjelaskan perkembangan penanganan Covid-19 di Sulsel.