Surplus Ribuan Ton, Cirebon Jamin Pasokan Bawang Merah Selama Ramadhan
Kabupaten Cirebon diprediksi surplus bawang merah ribuan ton untuk kebutuhan konsumsi masyarakat saat Ramadhan pada April 2020. Lonjakan harga komoditas pangan itu pun seharusnya tidak terjadi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menjamin ketersediaan bawang merah cukup untuk kebutuhan konsumsi masyarakat saat Ramadhan pada April 2020. Bahkan, Cirebon diprediksi surplus bawang merah ribuan ton. Lonjakan harga komoditas pangan itu pun seharusnya tidak terjadi.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Cirebon, produksi bawang merah di daerah itu pada April 2020 diperkirakan mencapai 4.070 ton. Dengan asumsi kehilangan atau tercecer 336 ton, ketersediaan bawang merah di Cirebon saat Ramadhan sebanyak 3.734 ton. Adapun kebutuhan konsumsi rumah tangga di Cirebon bulan depan sekitar 1.164 ton.
”Artinya, ada surplus bawang merah sekitar 2.570 ton. Masyarakat tidak perlu panik tidak mendapatkan bawang merah. Harganya juga seharusnya tidak mengalami lonjakan,” kata Kepala DKP Kabupaten Cirebon Muhidin.
Kebutuhan bawang merah saat Ramadhan kerap meningkat, lebih dari 1.000 ton. Padahal, pada keadaan normal, kebutuhan terhadap komoditas itu berkisar 500-700 ton per bulan. Itu sebabnya, harga acap kali naik pada bulan puasa, mengikuti permintaan pasar.
Kepala Seksi Sayuran dan Tanaman Hias Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Mohamad Ropai mengatakan, hingga Februari 2020, luas tanaman bawang merah di Cirebon mencapai 1.280 hektar. Lahan tersebut tersebar antara lain di Kecamatan Gebang, Pabedilan, Pangenan, dan Babakan.
”Lahan ini akan panen minggu pertama dan kedua April, sebelum puasa. Ini karena musim tanam terlambat akibat kekurangan air. Meski demikian, panen bulan depan membuat stok bawang merah tersedia,” kata Ropai. Pihaknya memperkirakan, produksi pada April 3.329 ton.
Ketua Kelompok Saka Tani Cirebon Wasirudin (50) mengatakan, meskipun stok bawang merah tersedia, pemerintah daerah perlu memastikan harga jual di tingkat petani tidak anjlok saat panen raya. ”Ini, sih, harapan petani. Tetapi, kadang tidak sesuai kenyataan,” ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, harga bawang merah yang baru dipanen di tingkat petani berkisar Rp 17.000-Rp 18.000 per kilogram. Setelah dijemur beberapa hari, harganya sekitar Rp 23.000 per kg. Saat ini, di pasar tradisional Kota Cirebon, harga komoditas itu mencapai Rp 38.000 per kg. ”Saat panen tahun lalu, harga bawang merah di petani anjlok, Rp 7.000 per kg,” katanya.
Harga itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27 Tahun 2017 yang mengatur harga acuan di tingkat petani Rp 15.000 per kg dan harga konde askip (bawang dengan daun) Rp 18.300 per kg. Kondisi serupa berlangsung tiga tahun terakhir.
”Kalau harga bawang merah naik, petugas pemerintah pusat sampai datang ke Cirebon. Akan tetapi, kalau harga anjlok di petani, jangankan datang, menelepon saja tidak,” katanya.
Wasirudin berharap, pemerintah melalui Perum Bulog dapat menyerap hasil panen petani saat harga bawang merah anjlok. Hal itu akan menyelamatkan nasib petani sekaligus memastikan mereka dapat berproduksi lagi pada musim tanam berikutnya.