Lagi, Dua Pasien Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Dua pasien positif Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, dinyatakan sembuh. Keduanya saat ini sudah diperbolehkan pulang meski kondisi mereka tetap dipantau dan diminta melakukan pembatasan sosial.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Dua pasien positif Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, dinyatakan sembuh. Keduanya saat ini sudah diperbolehkan pulang meski kondisi mereka tetap dipantau dan diminta melakukan pembatasan sosial.
Setelah seorang mahasiswa UB sembuh dari penyakit Covid-19, pada Sabtu (28/3/2020), dua pasien yang dirawat di rumah sakit di Kota Malang juga dinyatakan sembuh. Kedua pasien tersebut masing-masing dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang dan RST Soepraoen. Keduanya sembuh setelah dirawat sekitar 10 hari.
”Semua patut bersyukur karena pasien dalam pengawasan positif Covid-19 di Kota Malang sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang ke rumah. Meski demikian, semuanya tetap dalam pantauan dan diminta untuk mengisolasi mandiri terlebih dahulu dan tetap beraktivitas di rumah saja,” tutur Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Malang Nur Widianto, Sabtu.
Dengan sembuhnya dua pasien positif Covid-19 tersebut, tiga pasien positif Covid-19 yang terdeteksi muncul di Kota Malang telah dinyatakan sembuh. Saat ini masih dirawat enam pasien dalam pengawasan (PDP) di empat rumah sakit. Selain itu, masih ada 156 orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 di Kota Malang.
Semua patut bersyukur karena pasien dalam pengawasan positif Covid-19 di Kota Malang sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang ke rumah. Meski demikian, semuanya tetap dalam pantauan dan diminta untuk mengisolasi mandiri terlebih dahulu.
Warga Kota Malang tetap diharapkan menjaga jarak sosial dan beraktivitas di rumah serta membatasi kontak dengan orang lain. ”Jangan lupa, tetap hidup sehat. Covid-19 bisa disembuhkan, tapi lebih baik dan lebih utama Covid-19 tidak hadir kepada semua. Ayo, membangun tanggung jawab dan kedisiplinan bersama-sama,” tutur Nur Widianto.
Salah satu upaya pembatasan sosial dilakukan di Kota Malang dengan membatasi berkumpulnya masyarakat di beberapa pusat keramaian, seperti Jalan Ijen pada 28-29 Maret 2020 pukul 07.00-12.00 serta pukul 19.00-23.00. Jalan Ijen dijadikan salah satu zona physical distancing (pembatasan pertemuan fisik orang).
Selain itu, kegiatan pembatasan pertemuan fisik yang dilakukan oleh Kepolisian Resor Malang Kota tersebut juga dilakukan di 10 perumahan contoh di Kota Malang. Pintu masuk perumahan hanya akan dibuka di satu pintu utama. Penghuni yang melintas dijaga serta diperiksa secara intensif. Kegiatan pembangunan di perumahan tersebut pun dibatasi, misalnya untuk aktivitas renovasi rumah yang memungkinkan keluar masuknya tukang.
”Ini langkah ketiga yang bisa dilakukan untuk membatasi pergerakan orang dan mencegah penyebarluasan virus. Di perumahan-perumahan itu, pengiriman barang akan berhenti di batas yang ditentukan dan selanjutnya ke rumah hunian akan dibawakan oleh petugas,” tutur Kepala Polres Malang Kota Komisaris Besar Leonardus Simarmata.
Bilik keselamatan
Di tempat berbeda, berangkat dari kebutuhan menjaga keselamatan tenaga medis dari tertularnya Covid-19, sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat inovasi di bidang kesehatan. Mereka membuat alat safety chamber atau bilik keselamatan untuk menunjang kerja dokter agar tetap aman saat memeriksa pasien terduga Covid-19.
Bilik keselamatan tersebut berbentuk kotak transparan terbuat dari mika, yang dinilai mampu meminimalkan penularan virus. ”Saat melakukan pemeriksaan pasien, biasanya mereka bersin atau batu-batuk. Alat ini dibuat untuk menghindarkan tertularnya tenaga kesehatan ketika menyentuh dan mendiagnosis pasien terduga Covid-19,” kata Koordinator Tim Tanggap Covid-19 RSU UMM Thontowi Djauhari.
Adapun cara penggunaan bilik keselamatan itu adalah pasien diminta masuk ke bilik selama petugas medis mendeteksi gejala yang diderita pasien. Bilik keselamatan itu otomatis akan memisahkan ruang antara tenaga medis dan pasien.
”Alat ini tentunya bukan satu-satunya standar keselamatan yang kami pakai. Kami tetap menyarankan menggunakan APD (alat perlindungan diri),” ucap Thontowi.
Alat inovasi kesehatan prakarsa UMM tersebut menurut rencana akan diproduksi massal untuk membantu rumah sakit rujukan pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan.
”Perawatannya mudah, tinggal dibersihkan dengan alkohol atau cukup menggunakan sabun deterjen karena deterjen lebih efektif membersihkan,” lanjutnya.