Inisiatif Warga Perumahan di Jambi Menjaga Lingkungan dari Pandemi
Warga permukiman di Jambi menjaga diri mereka dari risiko tertular Covid-19 dengan inisiatif penyemprotan disinfektan mandiri.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
Data sebaran Covid-19 di Provinsi Jambi.
Sumber: Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi.Sejumlah kelompok masyarakat di Jambi mulai berinisiatif membangun pertahanan dari ancaman penyebaran penyakit Covid-19. Ada yang membasmi kuman dan virus lewat penyemprotan disinfektan. Ada pula yang mengarantina warganya.
Meninggalnya salah satu pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 telah mengkhawatirkan warga perumahan Amanda, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi. Jenazah pasien yang meninggal 25 Maret lalu itu sempat dibawa pulang ke rumah duka, tak jauh dari tempat tinggal warga. Malam harinya, muncul ide menyemprotkan disinfektan di lingkungan kampung tersebut.
Tiap-tiap kepala rumah tangga memberikan sumbangan. Besarannya beragam, mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 100.000 per keluarga. Dana itu dibelikan dua alat penyemprot disinfektan. Warga pun mendatangi kantor Pemadam Kebakaran Kota Jambi. Sebanyak 20 liter cairan mereka dapatkan cuma-cuma.
Namun, cairan itu tak cukup untuk disemprotkan untuk 40-an rumah. Setelah cairan itu habis, warga mengumpulkan informasi lewat internet mengenai cara membuat sendiri disinfektan. “Kami beli bahan-bahannya sendiri, lalu kami campurkan sesuai panduan yang dianjurkan,” kata Maslan Amriyani (45), warga setempat.
Warga perumahan Amanda, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, berswadaya menyemprotkan disinfektan di lingkungan perumahan mereka, Jumat (27/3/2020). Penyemprotan itu untuk menjaga lingkungan mereka terhindar dari paparan virus penyebab penyakit Covid-19 yang tengah mewabah.Pada Kamis hingga Jumat (26-27/3/2020), penyemprotan dilakukan bertahap, mulai dari rumah warga hingga tempat ibadah. Inisiatif itu ternyata mengundang warga dari perumahan sekitar ikut serta. Mereka tergerak, membangun inisiatif serupa mengamankan hunian kampungnya dari virus.
Kepala Lingkungan Perumahan Amanda, Cokie Ramato (40) mengatakan, keresahan warga terkait merebaknya virus SARS-CoV-2 menjadi pertimbangan. Sebab, tak semua warga dapat tetap di rumah. Sebagian warga lainnya bekerja di perusahaan swasta dan masih harus tetap bekerja. Warga setidaknya merasa lebih aman setelah disemprotkan disinfektan.
Selain itu, para ibu belajar membuat sendiri pembersih tangan (hand sanitizer) dari rebusan daun sirih dan cairan antiseptik. Alhasil, warga lebih terlindungi dari paparan virus dan kuman.
Di desa-desa sekeliling Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, turut membangun sistem pengamanan swadaya dari ancaman penyebaran Covid-19. “Petugas puskesmas rutin berkeliling desa demi memastikan warganya tetap di rumah,” kata Dona (40), warga setempat.
Terlebih lagi sejak Kamis lalu telah ada gelombang kedatangan pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia. Warga menyadari tidak mungkin menolak kedatangan PMI yang merupakan bagian dari keluarga mereka sendiri.
Untuk itu, masing-masing pemudik itu diwajibkan mengarantina diri di rumah masing-masing. “Bahkan, semua pemudik yang telah kembali dicek kesehatannya dan ditracing riwayat perjalannya,” jelas Johansyah, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi.
Ada lagi 122 tenaga kerja asal Jambi yang bekerja di luar negeri juga baru tiba di Jambi. Para pemudik itu lewat Batam dan Pelabuhan Ro-Ro di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Setibanya di Jambi, tim medis langsung mengecek kondisi kesehatan para pemudik tersebut.
Hingga Jumat, jumlah pemudik yang kembali ke Jambi terus bertambah. Hal itu mengakibatkan lonjakan data sebaran status orang dalam pemantauan (ODP). Sebelumnya jumlah ODP masih 178 orang tetapi sejak Kamis lalu angkanya naik menjadi 1.011 orang. Sebanyak 22 lainnya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Satu orang positif Covid-19 dan telah meninggal.