Dua Orang Sembuh, Kasus Positif Covid-19 di Kalbar Masih Muncul
Laju penambahan kasus pasien positif Covid-19 di Kalimantan Barat terus terjadi. Hingga Minggu (29/3/2020), tercatat ada sembilan kasus. Dua orang dinyatakan sembuh dan dua orang lainnya meninggal dunia.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Laju penambahan kasus pasien positif coronavirus disease 2019 atau Covid-19 di Kalimantan Barat terus terjadi. Hingga Minggu (29/3/2020) tercatat ada sembilan kasus. Dua orang dinyatakan sembuh dan dua orang lainnya meninggal dunia. Lima orang lainnya masih menjalani isolasi di sejumlah rumah sakit.
”Hari ini, kami menerima pemberitahuan dari Kementerian Kesehatan. Ada tambahan lima kasus positif Covid-19 di Kalimantan Barat,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalbar Harisson, Minggu.
Tiga orang sedang dan pernah dirawat di RSUD Soedarso, Pontianak. Mereka adalah laki-laki berusia 25 tahun, perempuan berusia 66 tahun, dan laki-laki berusia 50 tahun. Dua pasien lanjut usia itu sudah meninggal dunia pada 21 Maret dan 25 Maret 2020.
Positif Covid-19 juga terjadi pada laki-laki berusia 55 tahun yang kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade Mohammad Djoen Sintang serta perempuan berusia 52 tahun di RSUD Abdul Aziz Singkawang.
Selain itu, Dinkes Kalbar juga mendapatkan hasil pemeriksaan 13 pasien dalam pengawasan (PDP) yang sedang dirawat di beberapa rumah sakit yang dinyatakan negatif. Di RSUD Soedarso, ada empat pasien negatif, RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang (1), RSUD Agoesdjam Ketapang (1), RSUD Abdul Aziz Singkawang (3), RSUD Melawi (1), Rumah Sakit Pemangkat Sambas (1), dan RSUD Sambas (2).
Sementara itu, Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan, untuk mempercepat deteksi dini, pihaknya telah memesan 200.000 alat untuk tes cepat (rapid test). Namun, alat itu baru akan tiba sekitar minggu pertama bulan April 2020. Prioritas pemeriksaan akan diberikan kepada tenaga medis, orang dalam pemantauan (ODP), dan PDP.
Harisson menambahkan, protokol pemeriksaan tes cepat sudah ada. Tes cepat hanya untuk penapisan atau screening pertama. Apa pun hasilnya, positif atau negatif, tetap harus dites lagi melalui laboratorium.
Tes cepat akan memudahkan petugas kesehatan untuk melakukan penelusuran deteksi dini dan pencegahan. Hasil tes bisa diketahui dalam waktu 15 menit. Jika hasilnya positif, yang bersangkutan bakal diisolasi di rumah dan tidak perlu dirawat di rumah sakit. Sampel spesimennya lantas diambil untuk ke Kemenkes di Jakarta.