Kebutuhan Alat Pelindung Diri di Papua Mendesak Dipenuhi
Tenaga medis di Papua masih mengalami masalah kelangkaan alat pelindung diri dalam menangani pasien terkait Covid-19 sehingga memunculkan risiko penularan yang tinggi.
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tenaga medis di Papua masih mengalami masalah kelangkaan alat pelindung diri dalam menangani pasien terkait Covid-19 sehingga memunculkan risiko penularan yang tinggi. Kebutuhan alat pelindung diri sebanyak 5.000 set itu pun mendesak untuk segera dipenuhi pemerintah.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua Donald Aronggear di Jayapura, Minggu (29/3/2020), mengatakan, pihaknya telah menggelar pertemuan dengan pengurus IDI di semua kabupaten dan kota di Papua untuk membahas penanganan Covid-19 pada Sabtu (28/3/2020). Total anggota IDI Papua sebanyak 1.163 orang.
Dalam pertemuan ini, lanjut Donald, sejumlah anggota IDI Papua di Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Nabire mengungkapkan masalah minimnya alat pelindung diri (APD). ”Kami merekomendasikan semua anggota IDI Papua hanya memberikan pelayanan kepada pasien terduga Covid-19 apabila menggunakan APD,” ujarnya.
Apabila dokter terpapar, lanjut Donald, mereka bisa menjadi sumber penyebar virus tersebut. Selain itu, kekurangan tenaga dokter juga akan semakin bertambah di Papua, yang saat ini jumlah dokternya pun belum memadai. ”Misalnya dokter spesialis paru, hanya tujuh orang di seluruh Papua,” katanya.
Ia menuturkan, selain dalam jumlah yang cukup, diperlukan pula dukungan sarana distribusi yang memadai untuk menjangkau seluruh wilayah provinsi itu. ”Hampir seluruh wilayah di Papua harus diakses dengan pesawat. Apabila tidak ada pesawat, APD tak dapat didistribusikan ke daerah-daerah,” kata Donald.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya Wily Mambieuw mengatakan, Rumah Sakit Umum Daerah Wamena hanya memiliki enam set APD berupa pakaian khusus bagi dokter dan perawat.
”Kami telah mengajukan permintaan ke pusat dan provinsi untuk penambahan APD. Saya telah menginstruksikan dokter dan perawat agar jangan dulu melayani pasien yang diduga terjangkit virus korona apabila tidak memiliki APD,” ujar Wily.
Dari data Satgas Penanganan Covid-19 Papua, saat ini terdapat 9 orang positif Covid-19, 43 pasien dalam pengawasan (PDP), dan 5.569 orang dalam pemantauan (ODP).
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Papua, Silwanus Sumule, mengatakan, dari hasil pendataan sementara, total kebutuhan APD untuk dokter dan perawat di Papua sebanyak 5.000 set. ”Penyediaan APD dilakukan secara bertahap. Kami telah mendapatkan bantuan sebanyak 1.950 set APD. Kami juga akan mendapatkan alat tes cepat atau rapid test pada Senin (30/3/2020) ini,” katanya.
Ia menyatakan, satgas juga telah menjalin kerja sama dengan TNI Angkatan Udara. Kerja sama itu untuk menyediakan pesawat Hercules guna membawa alat kesehatan, sampel pemeriksaan pasien, dan APD ke daerah-daerah di Papua.