Bantuan APD untuk Rumah Sakit di Sultra Mulai Tiba
Bantuan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan guna menghadapi Covid-19 mulai tiba di Kendari, Sulawesi Tenggara. Namun, di tengah kebutuhan yang mendesak, masih butuh koordinasi berjenjang sebelum semuanya dibagikan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Bantuan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan guna menghadapi coronavirus disease 2019 atau Covid-19 mulai tiba di Kendari, Sulawesi Tenggara. Namun, di tengah kebutuhan yang mendesak, masih butuh koordinasi berjenjang sebelum semua alat pelindung diri dibagikan.
Sebanyak 2.000 alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD) bantuan pemerintah pusat tiba di Kendari dalam dua gelombang. Gelombang terakhir tiba pada Minggu (29/3/2020) dengan total bantuan mencapai 40 koli. Isi satu koli sebanyak 50 buah.
Juru Bicara Gugas Covid-19 Sulawesi Tenggara (Sultra), La Ode Rabiul Awal, menyampaikan, kebutuhan APD, khususnya pakaian pelindung, sangat dibutuhkan di rumah sakit rujukan. Pakaian pelindung di rumah-rumah sakit sangat terbatas dan sudah sangat sulit ditemukan.
Menurut Rabiul, pihaknya telah mendistribusikan satu koli bantuan di RS Muna karena situasi yang sangat mendesak. Rumah sakit rujukan tersebut benar-benar tidak memiliki pakaian pelindung diri untuk melakukan penanganan pasien.
”Kemarin itu, dari bantuan yang datang, kami sudah mendistribusikan satu koli. Total dengan hari ini jumlahnya mencapai 2.000 buah. Kami masih berkoordinasi dahulu untuk semua bantuan yang lainnya, lalu mengirimkan ke rumah sakit rujukan lainnya di Sultra,” tutur Rabiul, dihubungi dari Makassar, Minggu siang.
Dengan jumlah 2.000 APD, tutur Rabiul, hal itu bisa membantu tenaga medis dan penanganan pasien selama satu minggu ke depan. Dengan jumlah terbatas, pemakaian alat pelindung diupayakan untuk digunakan sebaik-baiknya di lapangan.
”Pemakaian di tiap rumah sakit itu berbeda, bisa 5-15 buah per hari, tergantung jumlah pasien di rumah sakit. Oleh karena itu, kami terus mengupayakan agar ada tambahan bantuan sebelum bantuan yang ada sekarang habis,” ujarnya.
Komandan Korem 143/HO Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto menuturkan, sebanyak 40 koli bantuan ini tiba secara bertahap dalam dua penerbangan. Saat ini, bantuan tersebut disimpan di Mako Yonif 725/ Waroage, sebagai tempat terdekat dari bandara.
”Sesuai instruksi, besok kami akan serahkan kepada Pemprov (Pemerintah Provinsi) Sultra dalam hal ini kepada Gubernur. Setelah itu, akan diserahkan kepada Gugus Tugas Provinsi Sultra yang selanjutnya akan mendistribusikan APD ini ke rumah sakit rujukan nasional dan daerah yang ada di kabupaten dan kota,” ucapnya.
Kemarin itu dari bantuan yang datang, kami sudah mendistribusikan satu koli. Total dengan hari ini jumlahnya mencapai 2.000 buah. Kami masih berkoordinasi dahulu untuk semua bantuan yang lainnya, lalu mengirimkan ke rumah sakit rujukan lainnya di Sultra.
Hingga Minggu sore, jumlah pasien positif Covid-19 di wilayah Sultra sebanyak tiga orang. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 17 orang. Seorang meninggal dan empat orang dinyatakan sembuh. Sementara itu, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 1.169 orang. Terbanyak ada di Kota Baubau.
Sejumlah pasien, baik PDP maupun positif Covid-19, dirawat di sejumlah rumah sakit, di antaranya RS Bahteramas yang merupakan rujukan nasional dan enam rumah sakit yang ditetapkan Pemprov Sultra.
Pelaksana tugas Direktur RS Bahteramas Sjarif Subijakto mengatakan, hanya memiliki 50 stok alat pelindung diri. Jumlah itu bagian dari bantuan ataupun yang diupayakan secara mandiri akibat kelangkaan pasokan.
”Kami sudah minta (APD) terus untuk segera datang. Setiap hari, pemakaian APD itu 15 buah untuk dokter dan perawat yang melakukan penanganan pasien Covid-19. Sampai siang ini belum ada bantuan lagi yang kami terima,” kata Sjarif.
Menurut Sjarif, keperluan APD di RS Bahteramas mencapai 1.000 buah. Jumlah itu untuk mencukupi kebutuhan para tenaga kesehatan selama tiga bulan ke depan. ”Kalau APD lengkap, kami juga bisa kerja maksimal. Tidak khawatir lagi dengan perlengkapan yang minim,” katanya.