Solidaritas Melawan Covid-19
Penanggulangan Covid-19 tidak mungkin hanya mengandalkan usaha yang dilakukan pemerintah. Segenap elemen masyarakat juga berkontribusi dan memberi solusi bersama untuk mencegah persebaran virus korona baru.
Penanggulangan Covid-19 tidak mungkin hanya mengandalkan usaha yang dilakukan pemerintah. Segenap elemen masyarakat juga berkontribusi dan memberi solusi bersama untuk mencegah persebaran virus korona baru. Beragam inisiatif bersama dan solidaritas pun muncul di masyarakat.
JAKARTA, KOMPAS — Gerakan mandiri yang dilakukan masyarakat di sejumlah daerah untuk melawan penyebaran Covid-19 terus bertumbuh. Di tengah keterbatasan yang ada, mereka bergerak atas dasar kebersamaan dan solidaritas kemanusiaan.
Meski Pemerintah Kota Surabaya di Jawa Timur sejak dua pekan lalu rutin menyemprotkan disinfektan hingga ke permukiman, warga di RW 012 Kelurahan Medokanayu juga berinisiatif menyemprotkan disinfektan di rumah-rumah secara mandiri. Mereka bergotong royong membuat cairan disinfektan dan menyemprotkannya tiga hari sekali, membuat pembersih tangan atau hand sanitizer, serta menyediakan sabun cuci tangan.
”Tidak mungkin penyemprotan oleh pemkot dilakukan sampai ke dalam rumah warga, kan begitu luas ini kota. Jadi, kami juga melakukan penyemprotan mandiri,” kata Ketua PKK RT 006 RW 012 Kelurahan Medokanayu Reni (37).
Gerakan warga menanggulangi virus korona baru juga tampak di perumahan Puri Jepun Permai II, Tulungagung, Jawa Timur. Warga secara swadaya membangun terowongan sterilisasi di gerbang kompleks perumahan. Pembangunan terowongan dengan instalasi pipa penyemprot disinfektan bertujuan mencegah paparan virus korona baru.
Terowongan hasil swadaya masyarakat itu berukuran panjang 5 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 4 meter. Sistem penyemprot disinfektan akan bekerja saat ada kendaraan atau warga melewati terowongan itu.
Ketua Rukun Tetangga Puri Jepan Permai II Suwarno mengatakan, konsep terowongan sterilisasi terinspirasi dari terowongan serupa yang diterapkan di peternakan modern, serta gerbang disinfektan yang dibuat masyarakat Kalipakis di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Warga bergotong royong membangun instalasi dengan uang yang dikumpulkan senilai Rp 2 juta. Terowongan itu selesai dibangun dua malam.
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengapresiasi langkah warganya yang proaktif dalam pencegahan penularan virus korona. Tulungagung dan daerah sekitar, yakni Trenggalek, Ponorogo, Kediri, dan Blitar, sedang bahu-membahu di perbatasan dengan mengecek kesehatan warga atau pelintas. Mereka ingin menekan sekeras mungkin penularan virus korona.
Komunitas dan kampus
Makin langka dan mahalnya perlengkapan untuk mencegah penyebaran virus, seperti masker, hand sanitizer, dan disinfektan, membuat sejumlah elemen masyarakat bergerak. Beberapa komunitas ataupun organisasi masyarakat di Jatim, khususnya di Surabaya, mulai menggalang donasi berupa masker, hand sanitizer, sabun antiseptik, serta disinfektan untuk dibagi-bagikan secara gratis kepada masyarakat. Salah satunya dilakukan Jatim for Indonesia (JFI) yang bekerja sama dengan Jaringan Arek Ksatria Airlangga (JAKA).
Komunitas ini juga menerima donasi berbagai kebutuhan untuk mencegah penyebaran virus korona, antara lain hand sanitizer, masker, sabun cair antiseptik, serta dana untuk melakukan pengadaan barang-barang itu.
”Semua barang-barang tersebut kami bagikan secara gratis kepada masyarakat, terutama yang di permukiman padat, pasar tradisional, dan pengemudi angkutan umum,” kata Ketua JAKA Teguh Prihandoko.
Saat ini jejaring JFI telah mengupayakan 9.000 botol hand sanitizer secara bertahap dan JAKA dalam proses menyediakan 2.000 botol cairan pembersih tangan. Setiap hari sukarelawan membagikan barang-barang itu kepada warga, terutama yang tinggal di permukiman padat.
Di Bali, Pemerintah Kota Denpasar menerima sumbangan dua bilik penyemprot disinfektan otomatis dari Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Indonesia (STIKI) Denpasar. Dua bilik disinfektan itu dipasang di dua akses masuk dan keluar gedung Pasar Badung. Setiap pedagang, pekerja di pasar, ataupun calon pembeli diharuskan memasuki bilik penyemprotan disinfektan sebelum masuk ke gedung pasar.
Perwakilan dari STIKI Denpasar, Robert Wijaya, menyatakan, bilik disinfektan itu bentuk kepedulian kalangan kampus atas merebaknya Covid-19. ”Kawan-kawan di STIKI tergerak untuk berbuat sesuatu dalam kondisi seperti saat ini,” katanya.
Dimensi bilik disinfektan buatan STIKI berukuran 2 meter x 1,20 meter x 1,20 meter. Bilik model tertutup dengan penutupnya dari plastik. Terdapat dua alat semprot di bagian dalam bilik dan satu alat sensor di bagian dalam bilik. Agar penyemprotan disinfektan maksimal, setiap orang dianjurkan untuk memutar badannya minimal satu kali selama berada di bilik.
Inovasi serupa, yakni membuat peralatan penyemprot disinfektan otomatis, dikerjakan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara, Denpasar, sejak beberapa waktu lalu. Peralatan penyemprot disinfektan buatan STMIK Primakara berbentuk gerbang yang dilengkapi lima alat penyemprot.
Di Kalimantan Timur, akademisi dan mahasiswa Universitas Mulawarman, Samarinda, berinisiatif menyediakan jamu untuk meningkatkan imunitas tubuh bagi orang-orang di garda terdepan yang menangani pasien Covid-19. Para akademisi dan mahasiswa itu tergabung dalam Satuan Tugas Covid-1 9 Unmul. Satgas itu diketuai pengajar Fakultas Kedokteran Unmul, Nataniel Tandirogang, yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim.
Menurut Nataniel, selain bantuan alat pelindung diri, tim medis dan dokter juga butuh asupan yang bisa mempertahankan dan meningkatkan imunitas. IDI Kaltim memberi dana awal Rp 30 juta untuk membeli bahan-bahan jamu.
”Berbagai daya upaya sudah dilakukan untuk membantu para tenaga medis. Selain upaya menghambat penyebaran, ada juga yang menggalang dana untuk membeli APD. Untuk menghambat penyebaran, kami berinisiatif membuat ramuan guna menambah imunitas yang bisa cepat diproduksi,” katanya.
Terdapat lima macam tanaman yang digunakan dalam jamu yang disebut neesfarm ini. Bahan-bahan itu meliputi meniran, sambiloto, daun kelor, kunyit, jahe, dan madu. Menurut berbagai penelitian, bahan-bahan itu mampu meningkatkan daya tahan tubuh dengan berbagai kandungan yang berfungsi sebagai antibakteri, antiradang, dan antioksidan. (COK/ETA/BRO/CIP)