Bentuk karantina adalah menjaga 6 akses masuk desa dan melakukan penyemprotan disinfektan kepada siapapun yang masuk ke desanya. Desa berpenduduk 3.050 jiwa ini juga mewaspadai masuknya perantau.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Warga Kabupaten Banyumas dan Purbalinga, Jawa Tengah, semakin mandiri melindungi diri dan lingkungannya dari ancaman penularan wabah Covid-19. Mereka penuh semangat bergotong royong menyemprot disinfektan lingkungannya hingga membantu warga lain yang tengah menjalani karantina mandiri di rumah.
”Lebih baik berupaya sebisa mungkin untuk melindungi diri dan keluarga daripada tidak melakukan apa pun,” kata Ketua Rukun Tetangga RT 008 Rukun Warga 003 Bramasto di Desa Karangrau, Kecamatan Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (29/3/2020). Dia sibuk mengawasi warga menyemprotkan disinfektan di perumahan.
Menggunakan dana kas RT, warga membeli alat penyemprot berkapasitas 16 liter senilai Rp 700.000. Cairan disinfektan diracik dari bahan pemutih pakaian dan pembersih lantai. Beberapa warga mengumpulkan cairan, yang kini sudah sulit didapatkan di pasaran. ”Idealnya sehari disemprot dua kali, saya baca dari internet,” kata Bramasto.
Selain di Sokaraja, penyemprotan juga tampak di sekitar kawasan Bulupitu dan Jalan Perumnas Teluk di Kecamatan Purwokerto Selatan. Warga menyemprot gerbang dan pintu rumah di sepanjang jalan. Mereka mengenakan masker dan topi.
Berdasarkan data http://covid19.banyumaskab.go.id, hingga Minggu (29/3/2020) pukul 12.33, di Banyumas terdapat 1.107 orang dalam pemantauan (ODP), 30 pasien dalam pengawasan (PDP), 3 orang positif terinfeksi virus korona jenis baru, 1 orang meninggal, dan 4 orang terkonfirmasi negatif.
Di Kabupaten Purbalingga, Jateng, Kepala Desa Karangtalun Heru Catur Wibowo bersama perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa Karangtalun memutuskan menerapkan karantina wilayah sejak 27 Maret untuk 14 hari ke depan. Keputusan itu dituangkan dalam Peraturan Desa Karangtalun Nomor 01 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap Covid-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai.
”Pemerintah desa berbuat maksimal untuk melindungi masyarakat,” kata Heru.
Ia menyampaikan, bentuk karantina adalah menjaga 6 akses masuk desa dan melakukan penyemprotan disinfektan kepada siapa pun yang masuk ke desanya. Desa berpenduduk 3.050 jiwa ini juga mewaspadai masuknya perantau.
”Sampai hari ini ada perantau yang kembali dari Jakarta sebanyak 60 orang,” ujarnya.
Terhadap perantau yang sudah kembali ke desa, lanjut Heru, protokol kesehatan diterapkan, yaitu meminta mereka memeriksakan diri ke puskesmas jika sakit dan melakukan karantina mandiri di rumah selama 14 hari atau dilarang keluar rumah. Warga pun bergotong royong mengumpulkan dana dan kebutuhan pokok untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Hingga kini, dana sudah terkumpul Rp 4,2 juta dan beras 1 ton. ”Karantina ini berdampak pada aktivitas masyarakat, terutama yang miskin. Ketika mereka tidak bisa keluar, kami berikan kebutuhan makan selama 14 hari,” katanya.
Fasilitas tenaga medis
Pemerintah daerah pun tak ketinggalan dalam upaya meningkatkan kemampuan tenaga medis dalam menangani pasien Covid-19. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan, Pemkab Purbalingga menyediakan 20 kamar di Hotel Owabong untuk tempat istirahat para tenaga medis.
”Tenaga medis ini memiliki risiko tinggi terpapar COvid-19. Daripada mereka pulang ke rumah, dengan kondisi risiko yang tinggi, bertemu anak, suami, istri atau keluarga, kami sepakat menyediakan tempat bagi para petugas medis beristirahat. Kami juga akan menyediakan transportasi bus khusus untuk mengantar mereka,” kata Pratiwi melalui pesan video.