Beda Hasil Tes, PDP di Banyuwangi Dinyatakan Positif Covid-19
Pasien dalam pengawasan asal Muncar, Banyuwangi, dinyatakan positif Covid-19. Meski demikian, kondisinya membaik. Ia sempat mendapatkan hasil tes berbeda dari dua lembaga penguji.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Pasien dalam pengawasan asal Muncar, Banyuwangi, dinyatakan positif Covid-19. Ia sempat mendapatkan hasil tes berbeda dari dua lembaga penguji. Kondisi pasien tersebut terus membaik dan mengarah pada kesembuhan.
Pasien tersebut menjadi pasien positif Covid-19 pertama di Banyuwangi. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono, dalam keterangan pers di Banyuwangi, Senin (30/3/2020), mengatakan, hasil positif tersebut didapat setelah pasien berjenis kelamin perempuan tersebut menjalani serangkaian tes.
Sampel tes usap dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit di Surabaya serta Balitbangkes di Jakarta. Namun, hasilnya menunjukkan perbedaan.
”Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit menunjukkan hasil negatif. Sedangkan hasil dari Balitbangkes menunjukkan positif sehingga kami menyatakan pasien tersebut confirm Covid-19 atau positif korona,” ujar Widji.
Widji mengatakan, saat ini kondisi pasien terus membaik. Pihak Dinas Kesehatan dan RSUD Blambangan akan kembali melakukan tes usap pada Senin (30/3/2020). Apabila nantinya dalam dua kali tes menunjukkan hasil negatif, pasien tersebut benar-benar dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Dari keterangan pasien yang dihimpun dinas kesehatan, pasien ini baru saja pulang dari Bali ke Banyuwangi pada 4 Maret. Setibanya di Banyuwangi, pasien mengalami sakit dan menunjukkan gejala yang mengarah pada Covid-19. Pada 22 Maret, pasien terebut dinyatakan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) dan langsung menjalani perawatan di Ruang Isolasi RSUD Blambangan.
Ruang isolasi
Kendati baru memiliki 1 pasien positif Covid-19, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus menambah ketersediaan ruang isolasi. Selain itu, Pemkab Banyuwangi juga sedang menyiapkan tempat menginap khusus bagi tenaga kesehatan yang menangani kasus Covid-19.
Selama ini RSUD Blambangan menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan di Banyuwangi. Namun, untuk mengantisipasi lonjakan, rumah sakit-rumah sakit lain di Banyuwangi ikut menyiapkan ruang isolasi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, upaya gotong royong antarrumah sakit di Banyuwangi berhasil meningkatkan jumlah kapasitas ruang isolasi dan tempat tidur pasien. Semula hanya ada 1 ruang isolasi dengan dua tempat tidur pasien. Kini, jumlahnya meningkat menjadi 350 tempat tidur pasien.
”Banyuwangi memiliki wilayah yang sangat luas. Untuk penanganan kasus Covid-19 ini kami bagi menjadi dua zona, utara yang berpusat di RSUD Blambangan dan selatan yang berpusat di RSUD Genteng. Namun, karena rumah sakit-rumah sakit lain memiliki ruang isolasi dan ventilator, kalau mereka sanggup itu lebih baik karena tidak ada penumpukan pasien,” ujarnya.
Selain itu, Anas juga telah menjadikan guest house di kompleks Rumah Dinas Bupati Banyuwangi sebagai ruang isolasi darurat. Sedikitnya ada tujuh kamar yang disiapkan jika keadaan darurat terjadi.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga menyiapkan Rumah Dinas Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi dan wisma atlet sebagai tempat tinggal sementara bagi para tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19. Hal ini dilakukan karena para tenaga kesehatan memiliki risiko tinggi tertular atau menjadi carrier.
”Para tenaga medis nantinya akan kami jamin seluruh akomodasi, transportasi, dan konsumsi selama bertugas. Mereka kami tempatkan di rumah khusus untuk menghindari penularan ke keluarga atau lingkungan di sekitar tempat tinggalnya,” tutur Anas.