Alat Tes Suhu Tubuh Terbatas, Isolasi Wilayah di Tegal Belum Optimal
Isolasi wilayah di Kota Tegal, Jawa Tengah, yang dilakukan mulai Senin (30/3/2020) belum berjalan optimal. Wali Kota Dedy Yon Supriyono mengaku hal itu akibat keterbatasan alat untuk mengecek kesehatan para pendatang.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Aktivitas masyarakat pada hari pertama pemberlakuan isolasi wilayah di Kota Tegal, Jawa Tengah, Senin (30/3/2020), masih berjalan normal. Isolasi wilayah belum berjalan optimal akibat keterbatasan alat kesehatan yang sedianya digunakan mengecek suhu tubuh orang yang akan masuk wilayah Tegal.
Berdasarkan pantauan Kompas di sejumlah lokasi di Kota Tegal, Senin (30/3/2020), masyarakat masih beraktivitas seperti biasa. Di Pasar Kejambon, Kecamatan Tegal Timur, misalnya, aktivitas jual beli berlangsung normal.
Namun, lalu lintas di sejumlah daerah terganggu karena beberapa jalan menuju wilayah di dalam kota ditutup menggunakan pembatas beton, seperti di Jalan Teuku Umar, Jalan dr Soetomo, dan Jalan Hanoman. Meski demikian, di sejumlah titik, seperti Jalan Sultan Agung, Jalan Jenderal Sudirman, dan Jalan KH Ahmad Dahlan, jalan tidak ditutup penuh. Ada celah selebar 3 meter yang cukup untuk dilalui satu kendaraan roda empat.
”Saya kira seluruh jalan ditutup dan hanya ada satu pintu masuk yang dijaga petugas, ternyata masih bisa lewat seperti biasa,” kata Wijayanto (46), warga Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Senin siang.
Sehari-hari, Wijayanto bekerja di Kota Tegal dan selalu melewati Jalan Sultan Agung untuk menuju Kota Tegal. Pada Senin pagi, Wijayanto menempuh jalan memutar 4 kilometer lebih jauh melalui Jalan Kapten Sudibyo untuk menuju Kota Tegal. Setelah tahu bahwa mobil bisa lewat Jalan Sultan Agung, Wijayanto memilih pulang melalui Jalan Sultan Agung.
Pada Senin pagi, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tegal meninjau sejumlah jalan dan fasilitas umum. Salah satu jalan yang ditinjau adalah Jalan Proklamasi yang sebelumnya disepakati menjadi pintu masuk atau keluar utama Kota Tegal.
Di lokasi tersebut, pemerintah berencana menempatkan petugas untuk mengecek suhu badan, menyemprotkan cairan disinfektan, dan mencatat identitas masyarakat yang masuk atau keluar kota. Namun, pada Senin siang, aktivitas tersebut tidak terlihat. Masyarakat dari luar kota bisa dengan bebas masuk ke Kota Tegal tanpa pemeriksaan atau penjagaan.
”Ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara rencana dan apa yang terjadi di lapangan. Tanpa penjagaan dan pemeriksaan seperti ini, isolasi wilayah tidak akan efektif," ujar Ketua DPRD Kota Tegal Kusnendro.
Kusnendro berencana memanggil Wali Kota Tegal dalam rapat dengar pendapat terkait isolasi wilayah pada Selasa (31/3/2020). Anggota DPRD akan meminta penjelasan terkait pelaksanaan isolasi daerah yang dinilai gagal tersebut.
Secara terpisah, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan, pelaksanaan isolasi wilayah belum berjalan sesuai rencana akibat keterbatasan alat kesehatan. Sebanyak 54 alat yang digunakan untuk mengecek suhu atau thermo gun baru tiba di Kota Tegal, Senin petang.
”Hari ini (isolasi wilayah) belum berjalan seperti rencana karena ada keterbatasan alat kesehatan. Untuk itu, beberapa jalan yang seharusnya sudah ditutup penuh masih kami buka,” kata Dedy saat ditemui di Balai Kota Tegal, Senin.
Hanya ada empat pintu masuk dan keluar yang bisa digunakan masyarakat selama masa isolasi wilayah berlangsung.
Menurut Dedy, mulai Selasa pagi, isolasi wilayah akan berjalan sesuai rencana awal. Sebelumnya, Pemerintah Kota Tegal menyatakan hanya ada empat pintu masuk dan keluar yang bisa digunakan masyarakat selama masa isolasi wilayah berlangsung. Jalan yang dimaksud adalah Jalan Proklamasi, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Sultan Agung, dan Jalan Perintis Kemerdekaan.
Ada 35 jalan menuju dalam Kota Tegal ditutup. Adapun jalan nasional dan jalan provinsi dibuka agar distribusi barang dan lalu lintas warga yang melintas berjalan lancar.
Pemerintah Kota Tegal berencana mengadakan operasi pasar murah untuk warga terdampak isolasi wilayah. Dalam operasi pasar tersebut, masyarakat bisa mendapatkan paket sembako berisi 5 kilogram beras, 2 kilogram gula pasir, dan 1 liter minyak goreng dengan harga Rp 76.000-Rp 86.000.
Anggaran yang disiapkan untuk bantuan paket sembako tersebut sebesar Rp 3,5 miliar.
Adapun warga miskin, pedagang kaki lima, juru parkir, dan buruh harian yang kehilangan pemasukan selama masa isolasi wilayah akan didata untuk diberi bantuan berupa paket sembako. Anggaran yang disiapkan untuk bantuan paket sembako tersebut sebesar Rp 3,5 miliar.
”Meski masa isolasi wilayah akan berlangsung sampai empat bulan mendatang, kami baru merencanakan penyaluran sembako ini untuk bulan April dan Mei. Untuk bulan-bulan selanjutnya, kami akan koordinasikan lebih lanjut,” kata Dedy.