Desa-desa di Sekitar Candi Borobudur Perketat Pengawasan Pendatang
Desa-desa di sekitar Candi Borobudur, Magelang, memperketat pengawasan keluar-masuk warga. Selain mewajibkan pengunjung melapor, mereka juga diminta memeriksakan kesehatan ke puskesmas terdekat.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sejumlah desa di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai memperketat pengawasan dan arus kedatangan pengunjung dari luar untuk mengantisipasi pandemi Covid-19. Setiap tamu atau pendatang wajib lapor ke pihak RT dan memeriksa kesehatan ke puskesmas terdekat.
Yusuf Rohadi, warga Dusun Brojonalan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, mengatakan, sebelum memasuki dusun, setiap pendatang dari luar Kabupaten Magelang harus terlebih dahulu melaporkan kedatangannya ke RT, RW, hingga pemerintah desa. Selain itu, mereka juga mesti memeriksakan kesehatannya di puskesmas.
Ketentuan yang sudah diterapkan dua hari terakhir ini berlaku sama bagi semua pendatang, baik mereka yang sekadar berkunjung sebentar maupun lama. ”Ketentuan ini diberlakukan sama bagi semuanya. Jika ada yang menolak, yang bersangkutan tidak akan kami izinkan masuk ke kampung,” ujarnya, Senin (30/3/2020).
Selain di Dusun Brojonalan, menurut Yusuf, upaya memperketat pengawasan terhadap pengunjung ini juga dilakukan di tujuh dusun lain di Desa Wanurejo. Selain mempertimbangkan ramainya arus kedatangan pemudik yang diperkirakan pulang kampung lebih awal, pengawasan dinilai perlu karena sebagai daerah wisata, desa-desa di Kecamatan Borobudur kerap didatangi tamu ataupun pengunjung dari luar kota.
Selain memperketat pengawasan terhadap kedatangan pengunjung, Dusun Brojonalan juga menetapkan aturan bahwa warga setempat yang ingin pulang ke rumah harus terlebih dahulu mensterilkan diri di bilik disinfektan di jalan masuk kampung. Upaya ini dilakukan karena mayoritas warga Dusun Brojonalan setiap hari berdagang di Pasar Borobudur.
”Situasi di pasar sangat rawan. Warga Dusun Brojonalan bercampur dengan warga lain dari berbagai daerah. Kami tidak pernah tahu, warga tersebut bertemu dan melakukan kontak dengan siapa saja,” ujarnya.
Hal serupa dilakukan di Desa Candirejo. Tatag Sariawan, salah seorang warga, mengatakan, selain harus melaporkan kedatangan ke pemerintah dusun dan desa, pendatang juga mesti memeriksakan diri ke puskesmas. Pemudik yang datang dari luar Magelang wajib melakukan isolasi diri selama 14 hari di rumah keluarganya di Desa Candirejo.
”Dalam kondisi sakit ataupun tidak, pemudik yang datang ke Desa Candirejo tidak kami izinkan untuk bepergian selama 14 hari,” ucapnya. Dalam hal ini, keluarga diminta untuk berperan aktif mengawasi dan menjaga agar pemudik tidak bepergian.
Sejak pertengahan Maret lalu, Desa Wisata Candirejo memutuskan untuk tidak menerima tamu.
Tatag yang juga menjabat Ketua Koperasi Desa Wisata Candirejo mengatakan, Desa Candirejo adalah desa wisata yang biasa didatangi puluhan wisatawan per minggu dan mayoritas turis asing. Namun, mengikuti arahan dari pemerintah kabupaten, sejak pertengahan Maret lalu, Desa Candirejo memutuskan untuk tidak menerima tamu.
Kendati hanya memperketat pengawasan terhadap pengunjung, banyak dusun di Kecamatan Borobudur kemudian seolah bersikap membentengi diri dan menolak kedatangan pengunjung. Mereka memasang tulisan ”lockdown” di sejumlah jalan masuk kampung. Jalan masuk kampung pun hanya dibatasi hanya satu jalur dan di jalur tersebut terdapat warga yang berjaga.
Terkait hal itu, Camat Borobudur Joni Indarto mengatakan, Covid-19 diharapkan tidak ditanggapi dengan reaksi berlebihan, termasuk dengan menutup kampung dan memasang tulisan ”lockdown”. Pasalnya, upaya menutup dan menolak kedatangan pengunjung ini dikhawatirkan justru berdampak buruk pada kegiatan ekonomi masyarakat. ”Saya melarang desa melakukan lockdown,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi risiko penularan, dia meminta warga cukup melakukan upaya sesuai arahan pemerintah, yaitu dengan melakukan pembatasan jarak sosial, rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, serta melakukan perilaku hidup sehat di lingkungan masing-masing.