Kelompok kriminal bersenjata menyerang areal kantor PT Freeport Indonesia di Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua, Senin (30/3/2020). Seorang pegawai meninggal dan enam pegawai lain terluka.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata menyerang areal kantor PT Freeport Indonesia di Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua, Senin (30/3/2020). Akibat peristiwa itu, seorang pegawai asal Selandia Baru meninggal dan enam pegawai lainnya terluka.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas dari Polda Papua, insiden penyerangan itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIT. Identitas karyawan yang meninggal dalam insiden ini adalah Graeme Thomas Weal (57), pegawai asal Selandia Baru. Dia tertembak di bagian perut.
Sementara itu, dua pegawai lainnya mengalami luka serius yakni Jibril Bahar (49) dan Ucok Simanungkalit (52). Ada pula empat pegawai lain yang mengalami luka ringan.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw, ketika dikonfirmasi, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang melakukan penyerangan itu adalah kelompok Kali Kopi dan Jony Botak.
Paulus mengatakan, kelompok tersebut memasuki areal perkantoran PT Freeport Indonesia di kompleks Kuala Kencana itu dengan berjalan kaki menggunakan jalur tambang tradisional pada Senin siang. ”Diperkirakan jumlah pelaku lebih dari delapan orang. Mereka menggunakan delapan pucuk senjata laras panjang dan menyerang korban di area Kuala Kencana,” kata Paulus.
Ia menuturkan, situasi di Kuala Kencana telah kondusif pascainsiden tersebut. PT Freeport Indonesia akan menyiapkan pesawat untuk membawa jenazah Graeme ke Selandia Baru. ”Saya bersama Pangdam Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab akan meninjau situasi keamanan di Kuala Kencana pada Selasa (1/4/2020),” ujar Paulus.
Ia menyatakan, sebanyak 300 personel tim gabungan Polri dan TNI telah dikerahkan untuk mengejar para pelaku penyerangan itu. ”Saya bersama Pangdam Cenderawasih telah menginstruksikan kepada tim untuk melacak keberadaan para pelaku dari Mil 50 hingga Mil 34 jalur tambang Freeport menuju Tembagapura. Mereka harus segera ditangkap,” ucap Paulus.
Dihubungi secara terpisah, juru bicara PT Freeport Indonesia, Riza Pratama, mengatakan, semua pegawai telah dievakuasi pascaperistiwa itu. ”Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam bagi keluarga almarhum. Dua pegawai yang mengalami luka serius telah dibawa ke Rumah Sakit Tembagapura,” kata Riza.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Provinsi Papua Frits Ramandey menyampaikan turut berdukacita dan menyesalkan insiden penyerangan tersebut. ”Kelompok ini telah menyerang warga sipil yang tidak bersalah. Perbuatan mereka merupakan pelanggaran hak asasi manusia sesuai Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999,” kata Frits.
Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka Sebby Sambom menyatakan, PT Freeport di Mimika merupakan salah satu target utama serangan pihaknya. ”Kami akan menyerang seluruh pihak dan aparat keamanan yang berjaga di areal kerja Freeport. Perjuangan ini akan berakhir hingga Freeport meninggalkan Papua,” katanya.