Hasil pemeriksaan ”sampling” pada 31 petugas medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy, Ambon, yang menangani pasien positif Covid-19 adalah negatif. Hasil itu menjadi kabar gembira.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Hasil pemeriksaan sampling pada 31 petugas medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy, Ambon, yang menangani pasien positif Covid-19 telah diumumkan pihak Laboratorium Kementerian Kesehatan di Jakarta. Semua petugas medis itu dinyatakan negatif Covid-19. Hingga Selasa (31/3/2020), pasien positif Covid-19 di Maluku tetap satu orang.
Demikian disampaikan anggota tim gugus tugas penanganan Covid-19 di Provinsi Maluku, Melky Lohi, kepada Kompas melalui pesan singkat pada Selasa siang. Ia mengatakan, hasil tes itu menjadi kabar gembira bagi para medis berserta keluarga dan juga bagi masyarakat Maluku.
Sebanyak 31 petugas medis dimaksud pernah bersentuhan dengan pasien kasus satu Covid-19 yang merupakan warga Bekasi, Jawa Barat. Pasien itu datang ke rumah sakit pada 14 Maret lalu dengan gejala batuk dan pilek. Setelah diperiksa, tim dokter memutuskan untuk mengisolasinya. Tanggal 22 Maret, hasil tes sampling pasien itu dinyatakan positif Covid-19.
Hasil tes itu menjadi kabar gembira bagi para medis berserta keluarga dan juga bagi masyarakat Maluku.
Untuk mencegah penyebaran, mereka yang bersentuhan langsung dengan pasien itu serta beberapa pasien dalam pengawasan lainnya pun diperiksa dengan pengambilan swab. Sampling dikirim ke Jakarta pekan lalu dan hasilnya baru diumumkan pada Selasa pagi waktu Jakarta.
Melky mengatakan, pihak medis semakin waspada dengan menetapkan standar penanganan pasien, termasuk penggunaan alat pelindung diri. Maluku baru mendapat 2.000 paket alat pelindung diri yang dikirim dari Jakarta. Kini, semua rumah sakit rujukan sudah menerima alat pelindung diri itu.
Saat ini, jumlah pasien dalam pengawasan di Maluku sebanyak 7 orang. Mereka tersebar di Kota Ambon sebayak 3 orang, Maluku Tengah 1 orang, Kota Tual 1 orang, dan Kepulauan Aru 2 orang. Adapun jumlah orang dalam pengawasan sebanyak 124 orang.
Karantina itu berlaku bagi mereka yang bukan warga Maluku.
Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Kasrul Selang mengatakan, pemeriksaan di bandara dan pelabuhan akan terus diperketat. Warga yang baru tiba akan dikarantina di sejumlah mes milik pemerintah di Kota Ambon. Hingga Selasa, sebanyak 134 orang dikaratina selama 14 hari sejak pertama kali tiba. Kondisi mereka yang dikarantina dinyatakan sehat. Karantina itu berlaku bagi mereka yang bukan warga Maluku.
Sementara warga Maluku yang baru tiba diminta tetap tinggal di rumah. Petugas dari dinas kesehatan secara berkala memantau kesehatan mereka. Jika mereka menunjukkan gejala mirip orang yang terinfeksi virus korona, segera dibawa ke rumah sakit untuk diisolasi.
Diprotes warganet
Kebijakan pemerintah membuka pintu bagi orang luar yang masuk ke Maluku dianggap memberi ruang bagi masuknya virus korona. Menyiapkan ruang karantina juga dianggap membuang-buang energi. ”Mengapa orang-orang keras kepala yang masih mau bepergian itu harus dikarantina di daerah lain. Ini jadi beban daerah lain. Suruh mereka pulang saja ke daerahnya,” tulis pemilik akun atas nama Ruang Hampa di Facebook.
Sebagian besar warganet di Maluku meminta pemerintah daerah menutup akses masuk orang ke Maluku lantaran dikhawatirkan menyebarkan virus korona. Sementara akses logistik tetap dibuka sebab hampir semua barang kebutuhan Maluku berasal dari luar daerah. Opsi semacam itu sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Papua.
Dikhawatirkan, jika korona meledak di Maluku, akan sulit ditanggulangi mengingat minimnya tenaga medis, kurangnya alat kesehatan, serta akses antarpulau yang sangat terbatas. Kondisi tersebut hendaknya dipertimbangkan oleh kepala daerah.