Citarum Kembali Rendam Lebih dari 10.000 Rumah di Kabupaten Bandung
Banjir untuk kesekian kali melanda warga di aliran Sungai Citarum. Setidaknya tiga bulan terakhir, banjir terjadi empat kali dan merendam permukiman.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Tujuh kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dilanda banjir luapan Sungai Citarum, Senin (30/3/2020) malam. Sekitar 60.000 warga terdampak dengan jumlah pengungsi lebih dari 1.600 jiwa. Banjir yang di beberapa titik mencapai ketinggian lebih dari 1,5 meter ini memutus ruas jalan utama. Banjir ini bukan yang terakhir jika melihat pengalaman sebelumnya.
Data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, kecamatan yang terdampak antara lain Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Solokan Jeruk, Ciparay, Cangkuang, dan Kutawaringin. Hingga Selasa (31/3/2020) pukul 18.00, sebanyak 10.941 rumah terendam serta 46 tempat ibadah dan 28 sekolah tidak bisa digunakan.
Selain itu, ketinggian banjir juga bervariasi. Hingga Selasa sore, banjir masih menutupi jalan raya Banjaran sebagai jalur utama di Kabupaten Bandung sepanjang lebih dari 300 meter. Semua kendaraan tidak bisa melintasi jalur tersebut karena ketinggian banjir lebih dari 50 sentimeter. Sejumlah warga memilih menggunakan perahu atau berjalan untuk melintasi banjir tersebut.
Banjir kali ini lebih besar dari sebelumnya. Sejak awal tahun 2020, Kabupaten Bandung dilanda empat banjir.
Ade (40), warga RW 013 Desa Dayeuhkolot, memilih untuk menggunakan perahu dengan anak dan istrinya karena banjir di lingkungannya lebih dalam daripada di jalan raya. Dia khawatir banjir akan semakin tinggi jika masih terjadi hujan susulan.
”Kami tidak mengungsi, masih tinggal di rumah. Namun, kalau banjir terus, mau tidak mau kami harus meninggalkan rumah. Kalau di luar rumah, air sudah lebih dari 1 meter,” tuturnya.
Sementara itu, banjir di kawasan permukiman mencapai lebih dari 1 meter. Bahkan, di permukiman yang berada di pinggir sungai, ketinggian banjir mencapai lebih dari 2,5 meter. Sejumlah rumah warga hanya terlihat atap, sedangkan rumah dengan dua lantai masih ditempati pemiliknya.
Rosi (36), warga RW 002 Kampung Cisirung, menganggap banjir kali ini lebih besar dari sebelumnya. Sejak awal tahun 2020, Kabupaten Bandung dilanda empat banjir. Sebelumnya banjir terjadi pada akhir Januari, pertengahan Februari, dan kemudian banjir yang terjadi Jumat (20/3/2020) hingga Sabtu keesokan harinya.
”Tetapi, banjir kali ini lebih dalam dari banjir kemarin. Waktu itu, banjir tidak sampai membuat jalan raya Baleendah terputus. Semoga saja tidak ada banjir susulan,” kata Rosi. Hujan deras masih mengguyur wilayah Kabupaten Bandung dan Kota Bandung hingga saat ini.
Baca juga : Ratusan Rumah di Kabupaten Bandung Terendam Luapan Citarum
Banjir karena luapan Sungai Citarum terjadi rutin setiap tahun. Selain pada awal dan pertengahan musim, banjir besar tak jarang terjadi pada akhir musim hujan, seperti Maret dan April.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jabar Budi Budiman menuturkan, pihaknya melakukan koordinasi dengan aparat setempat karena masih ada rendaman. Bahkan, hingga pukul 18.00 masih ada wilayah yang terendam hingga lebih dari 2 meter, seperti Jalan Andir-Katapang. Di Baleendah, ketinggian banjir bahkan mencapai 2,9 meter, sedangkan di beberapa lokasi di Desa Dayeuhkolot mencapai 2,8 meter.
”Kami tetap melakukan pantauan lapangan. Setiap perkembangannya akan diinformasikan,” ujarnya.