Upaya dokter dan perawat menangani dua pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Merauke membuahkan hasil. Kedua pasien yang pertama terjangkit di Papua itu dinyatakan sembuh pada Selasa (31/3/2020).
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Upaya dokter dan perawat menangani dua pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Merauke membuahkan hasil. Kedua pasien yang pertama terjangkit di Papua itu dinyatakan sembuh pada Selasa (31/3/2020).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Neville Muskita saat dihubungi dari Jayapura, Selasa malam, mengatakan, kedua pasien itu dinyatakan sembuh berdasarkan hasil pemeriksaan sampel oleh tim laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua. Pemeriksaan sampel dilakukan sebanyak dua kali.
Pasien pertama adalah warga Kabupaten Mappi yang berusia 46 tahun. Sementara pasien kedua adalah warga berusia 31 tahun yang berdomisili di Merauke. Keduanya merupakan pasien yang pertama kali dinyatakan positif Covid-19 di Papua pada 22 Maret 2020.
”Puji Tuhan, keduanya berhasil sembuh. Rencananya, kami akan memulangkan keduanya pada Rabu ini. Selain itu, hasil pemeriksaan terhadap lima pasien dalam pengawasan juga negatif,” kata Neville.
Ia menambahkan, selama dua minggu masa perawatan kedua pasien, dokter memberikan obat, termasuk klorokuin dan vitamin. ”Kekebalan tubuh mereka meningkat dan akhirnya sembuh,” kata Neville.
Sembuhnya dua pasien ini menjadi motivasi bagi seluruh dokter dan perawat yang bertugas di RSUD Merauke. ”Seluruh tenaga medis yang bertugas di ruang isolasi RSUD Merauke menyambut kabar ini dengan gembira. Mereka yakin dan percaya diri dapat menangani pasien dengan kasus virus korona,” ujar Neville.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Silwanus Sumule mengatakan, Provinsi Papua telah mendapat bantuan 7.200 alat rapid test atau tes cepat dan masker N95 dari pemerintah pusat pada Senin.
Rapid test ini akan membantu kami dalam mendeteksi penyebaran virus korona secara lebih dini di Papua.
”Rapid test ini akan membantu kami dalam mendeteksi penyebaran virus korona secara lebih dini di Papua. Kami akan segera mendistribusikan ke wilayah dengan kasus positif virus korona, pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang dalam pemantauan (ODP),” tutur Silwanus.
Menurut dia, saat ini ada enam kabupaten di Papua yang belum melaporkan perkembangan jumlah ODP dan PDP. Keenam kabupaten itu adalah Nduga, Mamberamo Tengah, Yalimo, Dogiyai, Intan Jaya, dan Deiyai.