Gotong Royong dan Improvisasi di Daerah Dibutuhkan untuk Tanggulangi Covid-19
Selain menaati peraturan yang ditetapkan pemerintah pusat terkait penanganan Covid-19, daerah dituntut untuk berimprovisasi tanpa melanggar ketentuan yang berlaku. Semangat gotong royong dari tingkat terbawah penting.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Selain menaati peraturan pemerintah pusat terkait penanganan Covid-19, daerah dituntut berimprovisasi tanpa melanggar aturan. Semangat gotong royong dari tingkat terbawah sangat penting untuk ikut mengatasi wabah ini.
Pada Selasa (31/3/2020), Presiden Joko Widodo mengumumkan Keputusan Presiden mengenai Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Keppres Kedaruratan Bencana Non-Alam Nasional, serta Peraturan Pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar. Hal ini merespons wabah Covid-19 yang kini merebak di Indonesia.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Kota Semarang, Selasa, berharap ada solusi terbaik dari semua ini. ”Kita juga bisa berimprovisasi di daerah, dengan kondisi kultural, sosial, psikologis, yang intinya memahami dan menaati prinsip menjaga jarak,” ujar Ganjar.
Contohnya, mulai menggerakkan anggota satpol PP, linmas, polisi, dan TNI untuk mendukung warga melakukan pembatasan fisik. Selain itu, mengimbau masyarakat untuk selalu memakai masker yang bisa dicuci saat keluar rumah.
Menurut Ganjar, masyarakat sebenarnya sudah proaktif, seperti para filantropi hingga masyarakat umum yang membantu. ”Saatnya gotong royong dan berbagi. Siapa pun bisa mendonasikan, baik pikiran, tenaga, maupun harta, apa pun bisa,” lanjutnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Semarang mengantisipasi Covid-19 dengan menutup lima ruas jalan protokol pada pukul 18.00-06.00 mulai Minggu (29/3/2020). Ruas itu antara lain sekitar Simpang Lima Semarang, Jalan Pahlawan, Jalan Gajah Mada, Jalan Ahmad Yani, dan sebagian Jalan Pemuda.
”Hasil evaluasi, cukup mengurangi frekuensi kendaraan. Ada kemungkinan, pada Sabtu-Minggu penutupan 24 jam. Sementara untuk ruas-ruas itu dulu. Kalau ada penambahan, kami akan berkoordinasi dengan Kepala Polrestabes Semarang,” ujar Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Saatnya gotong royong dan berbagi. Siapa pun bisa mendonasikan, baik pikiran, tenaga, maupun harta, apa pun bisa.
Hingga Senin (30/3/2020) pukul 17.00, tercatat 94 kasus positif akumulatif di Jateng. Sebanyak 84 orang dirawat, 3 orang sembuh, dan 7 orang meninggal. Jumlah pasien dalam pengawasan sebanyak 405 orang dan orang dalam pemantauan 8.556 orang.
Makan siang gratis
Pemerintah Provinsi Jateng juga membagikan 1.000 nasi kotak bagi pengemudi angkutan ojek daring Kota Semarang, Selasa siang. Hal itu untuk ikut meringankan beban para pengemudi ojek daring yang penghasilannya terdampak Covid-19.
Menurut Kepala Biro Umum Setda Jateng Edy Supriyanta, pembagian nasi kotak tersebut akan dilakukan selama dua pekan. ”Hari ini habis dalam 30 menit. Besok rencananya (ditambah) menjadi 1.500 nasi kotak. Anggarannya dari APBD dan juga bantuan para PNS,” kata Edy.
Trisnoto, pengemudi ojek daring, mengatakan, dalam sehari, ia biasanya mengangkut 17 penumpang. Namun, di masa darurat Covid-19, ia hanya bisa membawa lima penumpang. Padahal, pendapatan utamanya hanya dari mengojek daring.