Kondisi Kesehatan Dua Pasien Positif Covid-19 di NTB Semakin Membaik
Kondisi kesehatan pasangan suami-istri yang merupakan pasien positif Covid-19 dan kini masih diarwat di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat terus membaik.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Kondisi kesehatan pasangan suami-istri yang merupakan pasien positif Covid-19 di Nusa Tenggara Barat terus membaik. Namun, kedua pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB itu masih belum bisa dinyatakan sembuh. Itu karena masih menunggu hasil pemeriksaan sampel usapan (swab) dari Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Republik Indonesia.
”Hari ini kondisi kedua pasien stabil. Tekanan darah mereka normal, berkisar 100-100/70. Suhu tubuh mereka berkisar 36-36,5 derajat celsius,” kata Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB I Nyoman Wijaya Kusuma, di Mataram, Selasa (31/3/2020).
Nyoman menambahkan, karena kondisi membaik, kedua pasien sudah bisa makan dan minum seperti biasa. Tetapi, menurut Nyoman, mereka belum diperbolehkan pulang. ”Masih ada dua kali pemeriksaan lagi yang ditunggu untuk memastikan dua pasien tersebut negatif Covid-19 atau sembuh,” kata Nyoman.
Seperti diberitakan, pada Senin (24/3/2020), Gubernur NTB Zulkieflimansyah bersama Wakil Gubernur Sitti Rohmi Djalillah mengumumkan kasus positif Covid-19 pertama di provinsi tersebut. Pasien itu adalah perempuan berusia 50 tahun asal Lombok Timur.
Hari ini kondisi kedua pasien stabil. Tekanan darah mereka normal berkisar 100-100/70. Suhu tubuh mereka berkisar 36-36,5 derajat celsius.
Sehari berselang, yakni Rabu (25/3), kasus positif Covid-19 kedua di NTB diumumkan. Pasien kedua adalah suami dari pasien positif pertama. Keduanya mempunyai riwayat melakukan perjalanan dan mengikuti sejumlah kegiatan di daerah terpapar, yakni Jakarta.
Hingga saat ini, kasus positif Covid-19 di NTB masih berjumlah dua kasus. Hanya saja, terjadi penambahan pada pasien dalam pengawasan (PDP). Menurut Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statisik NTB I Gede Putu Aryadi, total PDP mencapai 53 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 22 orang telah selesai menjalani masa pengawasan. Sementara sisanya, yakni 31 orang, masih dalam pengawasan. Menurut Gede, penambahan PDP sebanyak 6 orang karena ada sejumlah warga yang semula berstatus orang dengan risiko (ODR) dan orang dalam pemantauan (ODP) memperlihatkan gejala-gejala sehingga naik status ke PDP.
”Sementara untuk orang dalam pemantauan, totalnya mencapai 1.224 orang. Sebanyak 337 orang telah selesai dipantau dan sisanya 887 masih dipantau,” kata Gede.
Dari semua kasus PDP, menurut Gede, empat orang meninggal dunia. Satu PDP berasal dari Kabupaten Bima dan hasil pemeriksaan laboratoriumnya dinyatakan negatif. Begitu juga satu PDP yang merupakan warga negara asing dinyatakan negatif. Dua orang lagi merupakan warga Mataram dan masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.