Harga gula pasir yang tinggi dimanfaatkan oknum untuk mengoplos gula rafinasi. S (33), warga Desa Somawangi, Banjarnegara, Jawa Tengah, dibekuk karena mengoplos gula rafinasi dengan pewarna makanan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banjarnegara membekuk S (33), warga Desa Somawangi, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah, karena mengoplos gula rafinasi dengan pewarna makanan. Polisi menyita barang bukti gula seberat 665 kilogram.
”Tersangka meracik atau mengoplos gula pabrikan di rumahnya. Gula rafinasi dibuka, dijadikan dalam satu wadah ember besar, lalu dioplos pakai pewarna makanan,” kata Kepala Polres Banjarnegara Ajun Komisaris Besar I Gusti Agung Dwi Perbawa Nugraha melalui rekaman suara yang diterima dari jumpa pers di Banjarnegara, Rabu (1/4/2020).
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Banjarnegara Ajun Komisaris Edy Istanto menyampaikan, selain menyita gula rafinasi yang dikhususkan untuk industri, pihaknya juga menyita pewarna makanan. Terdapat 28 botol bekas pewarna pangan warna kuning telur dan 27 botol bekas pewarna pangan warna cokelat.
”Pelaku mengoplos gula kristal rafinasi dengan pewarna pangan, kemudian dikemas dan dijual kembali ke beberapa pasar tradisional di Kabupaten Banjarnegara,” tutur Edy.
Hasil oplosan itu dijual sebagai gula kristal putih atau gula pasir yang harganya di pasaran kini sedang tinggi. Di sejumlah daerah di Jateng, harga gula pasir saat ini berkisar Rp 18.000-Rp 19.000 per kilogram dari sebelumnya sekitar Rp 15.000 per kg.
Atas perbuatannya, lanjut Edy, tersangka dijerat dengan Pasal 62 Ayat (1) juncto Pasal 8 Ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp 2 miliar dan Pasal 139 juncto Pasal 84 Ayat (1) UU No 18/2012 tentang Pangan. Ancaman pidananya paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp 10 miliar.
Dihubungi secara terpisah, Pemimpin Cabang Perum Bulog Banyumas Dani Satrio menyampaikan, pihaknya masih mengisi stok gula secara bertahap.
”Rencana secara bertahap ada 200 ton gula. Kini masih dalam proses pengisian. Semoga pertengahan April sudah masuk semua,” kata Dani. Bulog Banyumas menaungi gudang-gudang Bulog di wilayah Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, dan Banyumas.