Ruas Jalan Tol Palembang-Kayu Agung dibuka pada Rabu (1/4/2020) ini. Keberadaan tol tersebut memangkas waktu perjalanan dari Palembang menuju Pelabuhan Bakauheni di Lampung menjadi sekitar empat jam.
Oleh
Rhama Purna Jati/Defri Werdiono
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Ruas Jalan Tol Palembang-Kayu Agung sepanjang 33 kilometer di Sumatera resmi dibuka pada Rabu (1/4/2020) ini. Keberadaan tol yang mempercepat mobilitas orang dan barang itu diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi regional.
Deputi Pembangunan Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dari PT Waskita Sriwijaya Tol, Yusuf Ar Rosadi, Selasa (31/3/2020), mengatakan, tol resmi dibuka pukul 07.00. Pembukaan dilakukan di pintu masuk Simpang Perdu, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, sekitar 3 kilometer dari kawasan Jakabaring, Palembang, Sumsel. Sebagai bagian dari sosialisasi, pengguna tidak dikenai tarif pada awal pengoperasian Tol Palembang-Kayu Agung.
Keberadaan tol tersebut memangkas waktu perjalanan dari Palembang menuju Pelabuhan Bakauheni di Lampung menjadi sekitar empat jam. Jika menggunakan jalur lintas timur Sumatera, dibutuhkan waktu 13-17 jam. Pembangunan Jalan Tol Palembang-Kayu Agung membutuhkan waktu empat tahun.
Ruas jalan tol itu pernah diuji coba saat angkutan Natal dan Tahun Baru 2019.
Pembangunan terbilang lama karena 90 persen ruas jalan tol ini dibangun di atas lahan rawa. ”Kami menggunakan sistem vakum agar dapat membangun jalur tol ini. Itulah sebabnya, pembangunan membutuhkan waktu yang cukup lama,” ujarnya. Tol Palembang-Kayu Agung memenuhi kelaikan fungsi dan operasi, termasuk keberadaan gerbang tol dan rambu-rambu. Tempat untuk beristirahat (rest area) tidak tersedia karena panjang jalan tol hanya 33 km.
Tempat untuk beristirahat dibangun di ruas tol yang panjangnya minimal 50 kilometer. ”Kemungkinan, ketika ruas Palembang-Betung berlanjut, baru akan dibangun rest area,” katanya. Ruas jalan tol itu pernah diuji coba saat angkutan Natal dan Tahun Baru 2019. Hasilnya, terjadi kepadatan, tetapi teratasi. Saat itu, jumlah kendaraan yang melintas mencapai 16.000 kendaraan per hari.
Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Sumsel Chairuddin Yusuf mengatakan, tol mempercepat pengiriman logistik. Keberadaan tol juga akan mengurangi kerusakan kendaraan lantaran jalan yang digunakan mulus, berbeda dengan jalur lintas timur yang berlubang.
Dari sisi biaya, pemanfaatan tol diprediksi memicu kenaikan biaya angkut sekitar 5 persen. Namun, hal ini terbayar oleh waktu tempuh yang berkurang signifikan. Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Iwan Setiawan mengatakan, tol diproyeksi memacu pertumbuhan ekonomi Sumsel hingga 6 persen per tahun.
Namun, proyeksi itu dibuat sebelum pandemi Covid-19. Pertumbuhan juga mensyaratkan kemampuan daerah mengoptimalkan industri dalam pemanfaatan tol. ”Jangan sampai Sumsel hanya dilewati, tetapi tidak menikmati manfaat ekonominya,” ucap Iwan.
Tol Malang
Pengoperasian Tol Pandaan-Malang Seksi V yang membentang dari Pakis di Kabupaten Malang sampai Madyopuro di Kota Malang, Jawa Timur, masih menunggu surat keputusan penetapan tarif oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tol Seksi V yang memiliki panjang 3,1 kilometer itu memangkas waktu tempuh Surabaya-Malang sisi timur.
Direktur Teknik PT Jasa Marga Pandaan-Malang Siswantono saat dihubungi mengatakan, uji laik fungsi sudah dilakukan dan sertifikat laik fungsi sudah terbit pada 23 Maret. SK penetapan tarif diharapkan segera terbit sehingga Tol Pandaan-Malang Seksi V bisa beroperasi sebelum Ramadhan.
Biaya pembangunan Tol Pandaan-Malang sepanjang 38,5 km ini Rp 5,97 triliun. Tol terdiri dari Seksi I Pandaan-Purwodadi (15,5 km), Seksi II Purwodadi-Lawang (8 km), Seksi III Lawang-Singosari (7,1 km), Seksi IV Singosari-Pakis (4,8 km), dan Seksi V Pakis-Malang (3,1 km).