ASN di lingkungan Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat, menggalang dana solidaritas untuk mengatasi Covid-19.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pemerintah Kota Singkawang mengeluarkan surat edaran berisi imbauan menyumbangkan gaji aparatur sipil negara untuk membantu kelompok warga yang kesulitan akibat Covid-19. Sumbangan yang bersifat sukarela ini diharapkan bisa meringankan warga yang membutuhkan.
Imbauan ini tertuang dalam surat edaran Pemerintah Kota Singkawang per 31 Maret. Surat edaran itu ditandatangani Sekretaris Daerah Kota Singkawang Sumastro. Dalam surat edaran itu, pemerintah mengimbau aparatur sipil negara (ASN) menyumbang sebagian penghasilannya, kecuali ASN pada unit pelaksana teknis puskesmas.
Besarannya tidak ditentukan, tetapi Pemerintah Kota Singkawang memberikan sejumlah contoh besaran. Misalnya, eselon II/a bisa menyumbang sebesar Rp 750.000, eselon II/b Rp 500.000, eselon III/a Rp 300.000, eselon II/b Rp 250.000, eselon IV/a Rp 200.000, dan eselon IV/b Rp 150.000. Kemudian, untuk pelaksana fungsional golongan IV Rp 100.000, golongan III Rp 75.000, dan golongan II Rp 50.000.
Adapun auditor/pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ahli madya Rp 250.000, ahli muda Rp 200.000, dan ahli pertama Rp 200.000. Pengumpulan partisipasi sumbangan diatur oleh perangkat daerah masing-masing. Partisipasi itu sudah terkumpul paling lambat 13 April.
Sumastro, Kamis (2/4/2020), menuturkan, hakikatnya surat edaran ini adalah imbauan dengan semangat ingin berpartisipasi untuk meringankan beban saudara-saudara yang nasibnya kurang beruntung. Apalagi, dengan adanya pandemi Covid-19, pergerakan ekonomi menurun.
”Dalam penerapan, dasarnya adalah imbauan dari Pengurus Korpri Pusat. Kalaupun ada besaran dana di surat imbauan itu, hanya pendekatannya saja. Kalaupun tidak mau menyumbang, tidak apa-apa. Namanya juga imbauan. Seikhlasnya saja. Tidak ada kewajiban dan tidak ada pemotongan,” tuturnya.
Sumastro mengatakan, ASN sebagai bagian dari komponen bangsa diharap turut merespons persoalan yang ditimbulkan akibat virus korona baru. Para medis, misalnya, siang dan malam sudah mengabdi mengurus pasien. Bagi ASN lain partisipasi bisa berupa sumbangan dalam bentuk lain. Sumastro menjanjikan semua dana akan akuntabel.
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menyebutkan gerakan ini sebagai bentuk solidaritas dari ASN dan Korpri. Dana itu jika terkumpul diperkirakan sekitar Rp 300 juta. Dana yang didapatkan diperuntukkan bagi kepentingan pencegahan penyebaran Covid-19, misalnya penyediaan peralatan termasuk alat pelindung diri, obat yang diperlukan, dan kebutuhan masyarakat miskin yang terdampak.
Selain menghimpun dana dari ASN, pemerintah juga memangkas anggaran. Biaya perjalanan dinas dan rapat-rapat yang memerlukan banyak orang dipangkas. Surat edaran pemangkasan itu sudah dikirim ke organisasi perangkat daerah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang Nadjib, sebagai salah satu ASN eselon II/b, menuturkan, gerakan ini adalah gerakan kepedulian kepada sesama, sekaligus bentuk arahan dari pimpinan. ”Semoga dengan ini bisa membantu kesulitan-kesulitan di daerah,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Singkawang Barita Ompusunggu juga turut mendukung. ”Selagi saya masih bisa memberi, saya akan memberi,” ujarnya.
Selagi saya masih bisa memberi, saya akan memberi.
PDP meninggal
Sementara itu, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal di Singkawang pada Kamis. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson menuturkan, pasien laki-laki 12 tahun di Singkawang itu baru pulang dari Jawa Timur pada 20 Maret.
Kemudian, pada 23 Maret, pasien mengalami demam, batuk, dan sesak. Pasien dirawat di Rumah Sakit Harapan Bersama, Singkawang, selama satu minggu di intensive care unit (ICU).
Pada 30 Maret, pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Aziz, Singkawang, dan masuk ruangan isolasi dengan ventilator. Pasien meninggal Kamis pukul 08.00 di RSUD Abdul Aziz.
Sejak berada di ruangan ICU Rumah Sakit Harapan Bersama, pasien mengalami keadaan yang hampir koma (soporuscoma). Namun, hasil tes cepat (rapid test) terhadap pasien tersebut negatif Covid-19. Pasien diduga menderita meningoencaphalitis TB.