Naikkan Anggaran Covid-19, Siapkan Jaring Pengaman Sosial untuk Kelompok Rentan
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, akan menambah anggaran penanganan pandemi Covid-19 sebesar Rp 72 miliar. Dana itu untuk keperluan jaring pengaman sosial.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tengah memproses kenaikan anggaran penanganan pandemi Covid-19 dari Rp 30 miliar menjadi Rp 102,3 miliar atau bertambah Rp 72 miliar. Penambahan itu untuk mengantisipasi dampak sosial dengan menyiapkan jaring pengaman pada masyarakat, terutama kelompok rentan.
Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin mengatakan, berdasarkan hitungan sementara, ada 135.000 keluarga yang masuk kelompok rentan terdampak sosial pandemi Covid-19. Menurut rencana, mereka akan mendapat jaring pengaman sosial berupa paket bahan kebutuhan pokok selama dua bulan.
”Selain itu, disiapkan tambahan jaring pengaman sosial sebanyak 24.000 paket bahan pokok. Para penerima jaring pengaman sosial ini didasarkan pada data dari Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT). Sistem ini untuk mengidentifikasi layanan kebutuhan bagi keluarga prasejahtera,” ujar Nur Achmad, Kamis (2/4/2020).
Proses penambahan anggaran untuk jaring pengaman sosial masyarakat ini masih terus dimatangkan sebelum diajukan ke tim Badan Anggaran untuk dibahas bersama dengan DPRD Kabupaten Sidoarjo. Sebelumnya, anggaran yang diajukan Rp 30 miliar sudah disetujui. Prioritasnya adalah pengadaan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan, pencegahan penyebaran virus seperti penyemprotan disinfektan, dan penanganan pasien Covid-19 di lima rumah sakit rujukan.
Gandeng produsen alat kesehatan
Data Dinkes Provinsi Jatim, hingga Kamis ini, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Sidoarjo 11 orang, satu di antaranya meninggal. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 71 orang dan dua orang meninggal. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) saat ini mencapai 203 orang. Setiap hari terjadi penambahan.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, ada lima rumah sakit rujukan, yakni RSUD Sidoarjo, RS Mitra Keluarga, RS Siti Hajar, RS Siti Khodijah, dan RS Anwar Medika. Kapasitas ruang isolasi di rumah sakit tersebut terbatas sehingga sebagian PDP dirawat di Surabaya dan sebagian lagi isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan puskesmas setempat.
Pemkab Sidoarjo masih mengupayakan penambahan ruang perawatan dan isolasi pasien Covid-19 dengan menjajaki sejumlah gedung, termasuk Balai Latihan Kerja di Kecamatan Tulangan yang diprediksi mampu menampung 38 pasien. Namun, proses perizinan menunggu Kementerian Tenaga Kerja.
Sementara itu, dalam upaya mempercepat pemenuhan kebutuhan peralatan kesehatan terutama alat pelindung diri untuk mencegah penyebaran virus korona galur baru, Pemkab Sidoarjo menggandeng produsen alat kesehatan yang ada di wilayahnya. Para produsen diminta berkontribusi aktif untuk mempercepat penanggulangan Covid-19.
Upaya menggandeng produsen alat kesehatan itu dilakukan dengan mendatangi sejumlah perusahaan. Tim Gugus Covid-19 Sidoarjo yang datang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin, dengan didampingi Kepala Polresta Sidoarjo Komisaris Besar Sumardji dan Komandan Kodim 0816/Sidoarjo Letnan Kolonel (Inf) Iswan Nusi, serta Kepala Kejari Sidoarjo Budi Setiawan.
Sejumlah produsen alat kesehatan itu diminta bekerja sama dengan pemda untuk memenuhi kebutuhan masker, hand sanitizer, hingga baju hazmat atau baju pelindung. Hal itu karena stok alat pelindung diri mulai menipis sementara kebutuhan meningkat pesat seiring terus bertambahnya pasien Covid-19.
Sementara itu, Sumardji mengatakan, mengantisipasi penyebaran Covid-19, pihaknya terus memperluas kawasan pembatasan fisik. Khusus di jalan-jalan protokol, lama waktu pembatasan fisik ditingkatkan dari semula dua jam menjadi enam jam.
Pembatasan fisik selama enam jam dari pukul 09.00 hingga 15.00 itu antara lain diterapkan di Jalan Ahmad Yani, Gubernur Suryo, Sultan Agung, Cokronegoro, Raya Ponti, dan Perum Taman Pinang.