Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tetap memantau para pekerja migran yang baru pulang kampung meski sejauh ini tidak ada yang terindikasi tertular Covid-19. Kondisi kesehatan mereka jadi yang utama.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tetap memantau para pekerja migran yang baru pulang kampung meski sejauh ini tidak ada yang terindikasi tertular Covid-19. Kondisi kesehatan mereka setelah tiba di rumah menjadi perhatian utama.
Sejak awal tahun 2020 tercatat 600 orang pulang kampung ke Blitar. Sepanjang Maret 2020 saja terdapat 299 orang. Sebagian besar berasal dari Hong Kong, Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Brunei Darussalam.
Blitar adalah daerah pekerja migran terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Ponorogo. Jumlah pekerjanya lebih dari 4.500 orang.
”Yang dipantau hanya pekerja migran yang datang selama Maret 2020. Sejauh ini tidak ada yang sakit atau terindikasi sakit. Semoga tidak ada,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar Haris Susianto, Kamis (2/4/2020).
Menurut Haris, setelah mendapat data dari Unit Pelaksana Teknis Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Surabaya tentang pekerja migran yang kembali ke Blitar, pihaknya menyampaikan informasi itu kepada Gugus Tugas Pemberantasan Covid-19 kabupaten, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Blitar, dan bupati. Selanjutnya, data itu diteruskan ke puskesmas dan perangkat desa untuk dilakukan pemantauan kesehatan.
”Memantau pekerja migran lebih mudah ketimbang pemudik. Pekerja migran sudah ada protokolnya. Hanya mereka yang tidak terindikasi sakit yang bisa kembali ke Tanah Air,” katanya.
Sampai saat ini terdata seorang pasien positif Covid-19 di Blitar. Dua orang adalah pasien dalam pengawasan (PDP) dan 367 lainnya orang dalam pemantauan (ODP).
Memantau pekerja migran lebih mudah ketimbang pemudik. Pekerja migran sudah ada protokolnya. Hanya mereka yang tidak terindikasi sakit yang bisa kembali ke Tanah Air.
Pemantauan serupa juga dilakukan Pemkab Kediri. Pelaksana tugas juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kediri, Ahmad Khotib, mengatakan, pekerja migran menjadi salah satu kelompok yang rutin dipantau kondisi kesehatannya.
”Sejauh ini belum ada yang jadi PDP,” ujarnya tanpa menyebut secara detail berapa jumlah pekerja migran yang pulang ke Kabupaten Kediri dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan data Kabupaten Kediri Tanggap Covid-19 per 1 April, jumlah orang dengan risiko sebanyak 3.603 orang, ODP sebanyak 166 orang, dan PDP sebanyak 9. Dua orang dinyatakan positif Covid-19.