Bupati Morowali Utara Tutup Usia di Tengah Pandemi Covid-19
Bupati Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Aptripel Tumimomor tutup usia di tengah pandemi Covid-19. Ia pun dimakamkan dengan standar penguburan pasien yang meninggal terkait Covid-19.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Bupati Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Aptripel Tumimomor tutup usia di tengah pandemi Covid-19. Ia mengembuskan napas terakhir di RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan. Ia pun dimakamkan dengan standar penguburan pasien yang meninggal terkait Covid-19.
Aptripel mengembuskan napas terakhir pada Kamis (2/4/2020) pukul 22.30 Wita di rumah sakit yang merupakan rujukan pusat penanganan pasien Covid-19 di regional Sulawesi dan Indonesia timur. Ia tutup usia sehari sebelum genap 54 tahun.
”Benar soal informasi meninggalnya Bupati Morowali Utara Bapak Aptripel Tumimomor. Dia sakit sejak 31 Maret 2020,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulteng yang juga Juru Bicara Pusat Data dan Informasi (Pusadatina) Covid-19 Sulteng Haris Kariming di Palu, Sulteng, Jumat (3/4/2020).
Berdasarkan tes cepat (rapid test) di Kolonodale, ibu kota Morowali Utara, hasilnya negatif Covid-19.
Haris menuturkan, berdasarkan tes cepat (rapid test) di Kolonodale, ibu kota Morowali Utara, hasilnya negatif Covid-19. Untuk kepastian hasil, pihak rumah sakit di Makassar dan keluarga serta Pusdatina Covid-19 Sulteng masih menunggu pemeriksaan sampel usap (swab)almarhum.
”Dia memiliki riwayat penyakit bawaaan yang tak etis jika disebutkan. Atas nama Gubernur dan Pemerintah Provinsi Sulteng, kami turut berbelasungkawa,” ucap Haris.
Atas permintaan keluarga, jenazah dimakamkan di Kompleks Pemakaman Pegawai Negeti Sulawesi Selatan di Kabupaten Gowa, Jumat pagi. Almarhum dimakamkan dengan standar penguburan pasien yang meninggal terkait Covid-19.
Apripel mulai mengeluh sakit pada 27 Maret 2020. Hasil pemeriksaan laboratorium menyebutkan dia mengalami demam berdarah dengue. Karena itu, dia dirawat di rumah dinas.
Karena kondisinya memburuk, ia lalu mengikuti pemeriksaan cepat terkait Covid-19 di RSU Kolonodale, salah satu dari lima rumah sakit rujukan Covid-19 di Sulteng. Hasilnya negatif.
Namun, kondisi kesehatan Bupati terus memburuk. Ia kemudian dirawat di RSU Kolonodale. Karena alasan medis, ia dirujuk ke RS Siloam, Makassar, Sulsel.
Ia dibawa ke Makassar dengan ambulans. Sebentar di rumah sakit swasta itu, ia kemudian dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusodo hingga mengembuskan napas terakhir. Kepada keluarga, ia berpesan, jika meninggal, dimakamkan di Kolonodale, sekitar 450 kilometer dari Palu, ibu kota Sulteng.
Bupati pertama
Aptripel merupakan bupati pertama Morowali Utara yang terpilih melalui pemilihan langsung. Ia mengikuti pilkada serentak pada akhir 2015 berpasangan dengan Arsyar Abdul Samad dan memenangi kontestasi di kabupaten yang dimekarkan dari Morowali pada 2012 itu.
Sebelum menjabat bupati, ia lebih sering tinggal di Makassar, Sulsel. Di sana ia mengurus sejumlah bisnis, seperti perhotelan dan perkebunan.
Ilham Nusi (36), warga Kolonodale, mengatakan, Bupati Aptripel mulai merintis pembangunan di daerah dengan jumlah penduduk 117.164 jiwa itu. Salah satunya adalah pembangunan jalan melintasi hutan lebat di sisi utara kabupaten tersebut untuk menghubungkan tiga kecamatan dengan Kolonodale sepanjang sekitar 50 kilometer. Selama ini, tiga kecamatan itu hanya bisa dijangkau dengan kapal rakyat dan feri.
Morowali Utara merupakan salah satu kabupaten dengan potensi mineral nikel terbesar di Sulteng. Selain itu, kabupaten tersebut juga memiliki hamparan perkebunan kelapa sawit. Selain daratan, Morowali Utara juga memiliki wilayah laut. Adapun Kolonodale, ibu kota Morowali Utara, adalah kota kecil yang diimpit pegunungan lebat dan teluk.