Desa Didorong Bekerja Sama Tanggulangi Pandemi Covid-19
Pemerintah desa didorong untuk saling bekerja sama menanggulangi pandemi Covid-19. Bentuk kerja sama antardesa dalam berbagai bidang diharapkan bisa mengefektifkan perlawanan terhadap pandemi ini.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pemerintah desa didorong untuk saling bekerja sama menanggulangi pandemi coronavirus disease 2019 atau Covid-19. Bentuk kerja sama antardesa dalam berbagai bidang diharapkan bisa mengefektifkan perlawanan terhadap pandemi ini.
Salah satu bentuk kerja sama antardesa dalam penanganan Covid-19 tampak dari kerja sama Desa Pandanlandung dengan Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Desa Pandanlandung membeli beras yang akan diberikan kepada masyarakat miskin terdampak Covid-19 dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Gondowangi.
”Kami membeli beras dari bumdes desa sebelah karena selain harganya tetap atau tidak naik, juga karena berasnya sudah pasti ada dan kualitasnya kami tahu baik. Selain itu, kami juga ingin saling bekerja sama mendukung kemajuan desa,” kata Sekretaris Desa Pandanlandung Achmad Bagus Sadewa, Jumat (3/4/2020).
Menurut Bagus, harga beras dari bumdes di Desa Gondowangi kurang dari Rp 10.000 per kilogram. Sementara harga beras di pasaran sudah sekitar Rp 12.500 per kg.
”Kami beli 6 kuintal beras untuk dibagikan kepada 200-an warga tidak mampu di desa kami. Mereka adalah warga miskin yang paling rentan terdampak Covid-19,” kata Bagus.
Desa Pandanlandung merupakan wilayah lalu lintas bagi para pekerja informal, baik dari dalam maupun luar desa. Luas desa itu 424.000 hektar dengan lahan sawah hanya 42.000 hektar. Mata pencarian terbesar adalah pekerja pabrik dan bergerak di bidang jasa.
Berdasarkan data Sistem Informasi Desa (SID) Pandanlandung, dari 10.000-an jumlah penduduk, sebanyak 4.249 orang bekerja di luar rumah sehingga rentan tertular virus.
Kebijakan penjarakan sosial dan bekerja dari rumah dinilai akan memengaruhi ekonomi masyarakat setempat. Masyarakat yang tergolong rumah tangga miskin (RTM) merupakan kelompok rentan secara klinis ataupun ekonomi. Desa Pandanlandung memiliki 478 RTM yang perlu mendapat perlindungan.
Kepala Desa Gondowangi Danis Setia Budi Nugroho mengatakan bahwa bumdes beras desanya sudah dibeli beberapa desa untuk stok pangan menghadapi kewaspadaan Covid-19. ”Beberapa desa sudah beli beras dari kami. Tapi, kali ini kami stop dulu karena gabah di kami sisa 22 ton akan kami gunakan untuk kebutuhan warga desa kami sendiri. Dan pada panen berikut, sebanyak 16 ton gabah akan kami simpan dan gunakan untuk menjaga stok desa hingga tiga bulan ke depan,” kata Danis.
Pegiat Sinau Desa, Saiful Arief, mengatakan bahwa model kerja sama antardesa sebenarnya sudah bukan hal baru karena sudah ada sejak usainya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). ”Aturan dan bentuk kerja sama antardesa sebenarnya bukan hal baru lagi karena sudah ada setelah program PNPM usai. Namun, selama ini sifatnya masih terkait kegiatan PNPM saja, belum meluas kepada hal-hal strategis berdesa, termasuk dalam hal penanggulangan bencana seperti Covid-19 sekarang ini. Padahal, memang sudah seharusnya desa didorong untuk bisa bekerja sama satu sama lain,” kata Saiful.
Kerja sama antardesa, menurut Saiful, idealnya tidak hanya karena adanya penyikapan terhadap pandemi seperti sekarang ini saja. ”Seharusnya, kerja sama antardesa sudah dipikirkan sejak awal sebagai rencana strategis pembangunan desa. Jika rencana strategis pembangunan desa dibuat dengan melihat potensi desa, dan berikutnya ditindaklajuti dengan kerja sama antardesa, target desa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, minimal untuk kebutuhan pokok, harapannya bisa terpenuhi,” tutur Saiful.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Ivanovich Agusta mengatakan bahwa saat ini desa-desa di Indonesia sedang berusaha mengalokasikan dana desa untuk kewaspadaan Covid-19. Data Kemendesa PDTT per 2 April 2020 mencatat bahwa dana desa digunakan untuk kewaspadaan Covid-19 sudah sebanyak Rp 53 miliar. Dana itu digunakan untuk membentuk 30.000-an sukarelawan desa guna penanganan Covid-19, membangun 958 tempat isolasi di desa, penyediaan tempat cuci tangan di 2.712 desa, penyemprotan disinfektan di 3.000-an desa, dan seterusnya.
”Membangun tempat isolasi bagi pemudik ke desa penting karena kita memang tidak akan bisa mencegah arus mudik setiap Ramadhan dan Lebaran,” kata Ivanovich.