Ribuan Keluarga di Kota Cirebon Dapat Bantuan Rp 500.000 Per Bulan
Sebanyak 3.196 rumah tangga di Kota Cirebon, Jawa Barat, bakal menerima bantuan sembako dan uang tunai. Bantuan diprioritaskan bagi kelompok masyarakat yang ekonominya terdampak pandemi Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sebanyak 3.196 rumah tangga di Kota Cirebon, Jawa Barat, bakal menerima bantuan sembako dan uang tunai dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bantuan ini diberikan kepada pekerja di berbagai sektor yang terdampak wabah coronavirus disease 2019 atau Covid-19. Pemerintah Kota Cirebon berencana menambah jumlah rumah tangga penerima bantuan.
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DSPPPA) Kota Cirebon telah mengumpulkan data penerima bantuan sembako dan uang tunai berbasis nama dan alamat. Bantuan Pemprov Jabar itu diharapkan meringankan beban warga yang berpotensi jadi orang miskin baru karena tidak bisa bekerja akibat wabah Covid-19.
”Jumlahnya 3.196 rumah tangga sasaran. Mereka akan menerima uang tunai Rp 150.000 dan sembako senilai Rp 350.000 per bulan. Bantuan diantar oleh transportasi online,” kata Kepala DSPPPA Kota Cirebon Iing Daiman, Jumat (3/4/2020). Namun, waktu pencairan bantuan masih menunggu keputusan Pemprov Jabar.
Menurut dia, rumah tangga sasaran penerima bantuan antara lain merupakan pekerja di sektor perdagangan dan jasa skala mikro dan kecil, sektor transportasi, pariwisata, pertanian, perikanan, serta industri. Pihaknya belum bisa memastikan penerima bantuan merupakan pekerja formal atau informal.
Selain Pemprov Jabar, bantuan pemerintah pusat juga akan diberikan kepada 8.678 rumah tangga sasaran berdasarkan program sembako. Sebelumnya, nilai manfaat Kartu Sembako Rp 150.000 per bulan dan kini naik menjadi Rp 200.000.
”Pemkot Cirebon akan memberikan bantuan di luar yang sudah ditangani pemerintah pusat dan provinsi, antara lain difabel, warga lansia, perempuan kepala keluarga, dan lainnya. Kami belum bisa menyampaikan secara detail karena masih dalam pembahasan tim anggaran pemerintah daerah,” kata Iing.
Pemkot Cirebon akan memberikan bantuan di luar yang sudah ditangani pemerintah pusat dan provinsi, antara lain difabel, warga lansia, perempuan kepala keluarga, dan lainnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto mengatakan, kebutuhan akan sembako untuk sekitar 11.600 warga miskin di Kota Cirebon mencapai Rp 7,5 miliar per bulan jika pemerintah menerapkan karantina wilayah. Sementara anggaran biaya tak terduga Pemkot Cirebon yang kerap digunakan untuk bencana hanya Rp 2 miliar.
Jamal (57), sopir angkot di Kota Cirebon, berharap Pemkot Cirebon menyalurkan bantuan sembako kepada pekerja informal yang kehilangan lahan pekerjaan. Sudah lebih dari dua pekan sopir angkot merana karena sekolah dan kampus diliburkan akibat wabah Covid-19.
”Kalau pegawai pemerintah sih enak, sudah punya gaji. Kalau kami disuruh di rumah saja, mau makan apa? Sekarang, paling tinggi cuma dapat Rp 100.000 per hari. Itu sudah habis untuk setoran. Belum bensin dan uang makan,” ujar bapak delapan anak ini.
Imam Reza Hakiki, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kota Cirebon, mengatakan, wabah Covid-19 juga telah menghancurkan industri hotel di Cirebon. Stimulus dari pemerintah pun dibutuhkan. ”Sudah ada tujuh hotel yang tutup. Minggu ini, mungkin akan bertambah lagi,” katanya.