Sekitar 25.000 Pemudik Kembali, Kuningan Tetapkan Karantina Wilayah Parsial
Lebih dari 25.000 pemudik dari Jakarta dan sekitarnya kembali ke Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dalam sepekan terakhir. Selain memeriksa para pemudik, Pemkab Kuningan juga menetapkan karantina wilayah parsial.
Oleh
abdullah fikri ashri
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Lebih dari 25.000 pemudik dari Jakarta dan sekitarnya kembali ke Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dalam sepekan terakhir. Selain memeriksa para pemudik, Pemerintah Kabupaten Kuningan juga menetapkan karantina wilayah parsial dengan menutup sejumlah jalan potokol dan akses keluar masuk desa.
Juru Bicara Crisis Center Covid-19 Kabupaten Kuningan Agus Mauludin mengatakan, sejak pendataan dimulai Sabtu (28/3/2020) hingga Jumat (3/4/2020), lebih dari 25.000 pemudik dari Jakarta dan sekitarnya masuk ke Kuningan. ”Kalau ditambah dengan pemudik sebelum pendataan, jumlahnya bisa mencapai 50.000 orang,” katanya.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus korona baru yang berpotensi dibawa oleh pemudik, pihaknya memeriksa kesehatan pemudik di lima pintu masuk Kuningan dan satu di dalam kota. Jika ditemukan pemudik dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celsius, akan dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Sisanya diminta menjalankan isolasi mandiri.
Agus mengatakan, jumlah pemudik bisa bertambah karena di Jakarta dan sekitarnya tidak ada larangan mudik. Pihaknya hanya bisa mengimbau warga Kuningan di perantauan agar tidak pulang sementara waktu. ”Tidak mungkin kami mengusir mereka,” ucapnya.
Sebelumnya, Bupati Kuningan Acep Purnama telah menetapkan karantina wilayah parsial terhitung Rabu (1/4/2020) hingga waktu yang belum ditentukan. Seluruh akses keluar masuk desa/kelurahan dan beberapa ruas jalan protokol ditutup. Ruas tersebut ialah pertigaan Cirendang-Taman Kota-perempatan pasar darurat di Jalan Veteran.
Masyarakat dilarang melintas, beraktivitas tanpa alasan jelas, dan berjualan di wilayah itu pukul 20.00-06.00. Adapun desa dan kelurahan wajib membangun posko penjagaan jalur keluar masuk desa atau kelurahan. Petugas, Polres Kuningan, dinas perhubungan, dan satpol PP setempat menyiapkan karantina parsial.
Pemberlakuan tersebut tidak mengikat penjual kebutuhan pokok, angkutan logistik, bahan bakar minyak, air dalam kemasan, serta pelaku pasar tradisional atau modern. Ketentuan itu juga tidak berlaku bagi tenaga medis, farmasi, dan sukarelawan Covid-19. Jika ada kebutuhan mendesak, warga akan dikawal petugas untuk melintasi daerah tersebut.
”Tidak tertutup kemungkinan, ke depan, semua jalan protokol ditutup. Ini cara paling efektif mencegah penyebaran virus korona baru. Ini untuk kebaikan bersama. Mari berbesar hati,” ujar Acep. Pihaknya sudah menyosialisasikan kebijakan tersebut ke desa-desa.
Langkah tersebut diharapkan mencegah kasus Covid-19 meluas di Kuningan. Hingga kini, dua warga positif Covid-19, pasien dalam pengawasan sebanyak 18 orang, dan 373 orang dalam pemantauan. Sebagian besar kasus berasal dari Jakarta dan sekitarnya, daerah episentrum wabah Covid-19.
Tidak tertutup kemungkinan, ke depan, semua jalan protokol ditutup. Ini cara paling efektif mencegah penyebaran virus korona baru. Ini untuk kebaikan bersama. Mari berbesar hati.
H Awam, Kepala Desa Cibuntu, mengatakan, pihaknya sudah membuat pos di jalur keluar masuk desa yang dijaga 24 jam. Setiap kendaraan yang masuk disemprot disinfektan dan pendatang diminta mencuci tangan. ”Orang yang sekadar main atau tidak ada kepentingan dilarang masuk. Untuk pemudik, kami sudah minta tidak pulang dulu,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Susi Lusiyanti mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan kepada aparat desa agar kamar tidur pemudik yang menjalankan isolasi sendiri harus terpisah dengan anggota keluarga lainnya. Ruangan isolasi di sejumlah rumah sakit juga akan ditambah menjadi 48 ruangan.