PDP Covid-19 dari Padang Sidimpuan Meninggal di Jalan Saat Dirujuk ke Medan
Seorang pasien dalam pengawasan Covid-19 yang sedang hamil asal Padang Sidimpuan, Sumatera Utara, meninggal dunia dalam perjalanan saat dirujuk ke RSUP H Adam Malik, Medan, Sabtu, (4/4/2020).
Oleh
AUFRIDA WISMI WARASTRI
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Seorang pasien dalam pengawasan Covid-19 asal Padang Sidimpuan, Sumatera Utara, meninggal dalam perjalanan saat dirujuk ke RSUP H Adam Malik, Medan, Sabtu, (4/4/2020). Pasien perempuan berumur 32 tahun yang tengah hamil enam bulan itu sebelumnya dirawat di ruang isolasi RSUD Padang Sidimpuan.
”Waktu di mobil dia sudah ngedrop. Sampai di Adam Malik diketahui sudah meninggal, diperkirakan sekitar setengah jam sebelum sampai,” kata Ahya, kerabat pasien yang menemani korban dengan mobil lain. Pasien tiba di RSUP H Adam Malik sekitar pukul 09.30 setelah berangkat dari Padang Sidimpuan pada Jumat (3/4/2020) pukul 23.45. Jarak Padangsidimpuan-Medan sekitar 380 kilometer dan bisa ditempuh dalam 9-10 jam.
Ahya mengatakan, dirinya diminta keluarga untuk menemani pasien dengan mengikuti ambulans karena keluarga dekat berstatus orang dalam pemantauan (ODP). ”Saya dari Batangtoru, ditelepon diminta menemani saat ambulans sudah mau berangkat,” kata Ahya. Ia pun memacu mobilnya dan bertemu dengan ambulans di Kabupaten Toba, di dekat Danau Toba, Sabtu dini hari.
Waktu di mobil dia sudah ngedrop. Sampai di Adam Malik diketahui sudah meninggal, diperkirakan sekitar setengah jam sebelum sampai.
Tidak ada yang menemani pasien di ruangan ambulans. ”Ada perawat duduk di depan bersama sopir,” kata Ahya. Saat ambulans yang membawa pasien tiba di RSUP H Adam Malik, Sabtu pagi, perawat menemukan pasien sudah meninggal.
Ahya mengatakan, sesuai dengan aturan, jenazah pasien tidak bisa dibawa kembali ke Padang Sidimpuan karena membutuhkan waktu 10 jam. ”Harus sudah dimakamkan 4 jam setelah kematian,” kata Ahya. Oleh karena itu, pasien akan dimakamkan di Medan. Ahya mengatakan, pihak rumah sakit menyatakan akan akan mengambil spesimen pasien untuk diteliti lebih lanjut.
Ya benar, statusnya death on arrival.
Kepala Subbagian Humas RSUP H Adam Malik Rosario Simanjuntak membenarkan kematian pasien PDP dalam perjalanan dari Padang Sidimpuan. ”Ya benar, statusnya death on arrival,” kata Rosario. Meskipun pasien statusnya PDP, penanganan pasien tetap seperti pasien positif Covid-19. E tidak dibawa kembali ke Padang Sidimpuan dan akan dimakamkan di Medan.
Pendiri Lembaga Perlindungan Anak dan Perempuan Burangir, Padang Sidimpuan, Timbul Simanjuntak, mengatakan, dirinya dihubungi keluarga untuk membantu penanganan pasien karena pasien merasa kurang ditangani di RSUD Padang Sidimpuan. Pasien bahkan mengeluhkan pelayanan RS di akun media sosial Facebook.
Timbul mengatakan, pasien mempunyai riwayat perjalanan ke Jakarta. Dari Jakarta ia naik pesawat ke Padang, Sumatera Barat, lalu dari Padang melakukan perjalanan darat ke Padang Sidimpuan di Sumatera Utara. Perjalanan seperti itu sering dilakukan warga Sumut sisi selatan karena dibandingkan naik pesawat ke Medan, lebih dekat dan lebih murah ke Padang.
Pasien masuk ruang isolasi pada Kamis, (2/4/2020). Pihaknya menyayangkan penanganan di RSUD Padang Sidimpuan yang kurang memperhatikan psikologi pasien.
Pelaksana Tugas Direktur RSUD Kota Padang Sidempuan Tetty Rumondang,
seperti dikutip dari Kompas.com, membantah apa yang dikeluhkan pasien tersebut. ”Saya pastikan apa yang disampaikan pasien, 75 persen tidak benar. Itu ruangan yang digunakan pasien adalah ruangan VIP dan yang terbaik untuk kita jadikan isolasi,” kata Tetty. Sebelumnya, satu pasien PDP juga dirujuk ke Medan karena ruang isolasi di RSUD Padang Sidimpuan belum siap digunakan.