Akurasi Permodelan Matematika dan Puncak Pandemi Covid-19
Media memuat berita mengenai perkiraan jumlah kasus Covid-19 yang akan mencapai puncaknya pada Juli 2020. Seperti diberitakan Kompas.com (3/4/2020, 07.45), jumlah Covid-19 diprediksi mencapai 106.287 kasus.
Oleh
NINUK M PAMBUDY
·5 menit baca
Media memuat berita mengenai perkiraan jumlah kasus Covid-19 yang akan mencapai puncaknya pada Juli 2020. Seperti diberitakan Kompas.com (3/4/2020, 07.45), jumlah Covid-19 diprediksi mencapai 106.287 kasus.
Data tersebut disampaikan Ketua Gugus tugas Percepatan Penanggulan Covid-19 Doni Monardo dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR melalui konferensi video. Ketika dikonfirmasi, Jumat (3/4/2020) siang, Doni mengatakan, dia menggunakan prediksi yang dibuat oleh Badan Intelijen Negara (BIN) berdasarkan permodelan matematika. Meski demikian, Doni mengakui ada banyak permodelan yang dilakukan oleh lembaga lain, seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.
Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh mengatakan, gugus tugas seharusnya dapat menyampaikan permodelan matematika lain selain yang digunakan BIN. Ada permodelan lain yang menyebut angkanya tidak setinggi yang dibuat BIN. Walakin, Nihayatul menyebut pengujian terhadap kasus virus korona yang Indonesia sangat sedikit.
Menurut data gugus tugas yang disampaikan juru bicara pemerintah Achmad Yurianto pada Jumat (3/4/2020), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memeriksa 7.400 spesimen dari pasien diduga (suspect) ataupun positif terinfeksi virus korona baru (Covid-19). Pengujian dilakukan di laboratorium-laboratorium yang ditunjuk Kemenkes.
Jumlah spesimen yang telah diperiksa masih terlalu sedikit dibandingkan dengan populasi penduduk Indonesia yang kini mendekati 270 juta orang, dengan separuh lebih ada di Jawa.
Lebih separuh penduduk Indonesia saat ini juga tinggal di perkotaan dan banyak di kawasan padat penduduk. Keadaan ini mengindikasikan penularan antarorang sangat boleh jadi lebih besar daripada yang data resmi yang diumumkan setiap hari.
Permodelan statistik lain dilakukan oleh Eijkman-Oxford Clinical Research Unit. Dengan menggunakan model penggandaan mengikuti pola seperti Italia, yaitu setiap lima hari jumlah kasus bertambah dua kali lipat, pada akhir Maret di Indonesia ada 1.000 kasus dan pada akhir April tahun ini akan terdapat sekitar 71.000 kasus Covid-19 (Kompas, 27/3/2020).
Jika tingkat kematian masih seperti sekarang, yaitu sekitar 9 persen, akan ada 6.470 orang meninggal pada akhir April 2020. Data resmi pemerintah, pada 31 Maret 2020, menurut Gugus Tugas, jumlah orang positif terinfeksi Covid-19 ada 1.528 orang.
Untuk mencegah bertambahnya jumlah orang terinfeksi seperti diprediksi oleh berbagai permodelan, ada beberapa pilihan model pencegahan penularan yang bisa dipelajari dari sejumlah negara yang telah menunjukkan keberhasilan.
Indonesia sampai saat ini pun tidak memilih skenario karantina total, baik rumah, wilayah, apalagi negara. Presiden Joko Widodo lebih memilih menetapkan pembatasan sosial skala besar (PSBB) dengan mempertimbangkan kondisi sosial-ekonomi Indonesia.
Adapun salah satu harapan saat ini adalah pada pengobatan. Salah satu obat yang diuji coba di beberapa negara adalah klorokuin atau hidroklorokuin yang efek sampingnya lebih ringan daripada klorokuin. Keduanya obat yang biasa digunakan untuk mengatasi malaria, meskipun efektivitasnya kian menurun.
Namun, obat hanya untuk mereka yang sakit. Obat yang sekarang tersedia pun masih dalam tahap uji klinis di beberapa negara. Obat juga tidak akan banyak berguna bila jumlah orang terinfeksi terus bertambah.
Jumlah orang terinfeksi masih terus bertambah di Indonesia dengan sebaran di 32 provinsi. Satu-satunya cara, jika memakai pendekatan PSBB, adalah menjaga jarak fisik, menghindari kerumunan, bekerja dari rumah, meskipun tidak semua dapat melakukannya.
Cara lain, menghindari bertambahnya jumlah orang terinfeksi lebih besar dan mencegah korban meninggal adalah dengan menjaga kelompok rentan tidak berkontak dengan populasi umum.
Doni Monardo menyebutkan, data mereka yang meninggal menunjukkan 90 persen adalah kelompok lanjut usia berusia 60 tahun ke atas dan memiliki penyakit tidak menular sebagai faktor penyulit, antara lain, diabetes, tekanan darah tinggi, masalah jantung, ginjal, masalah paru, dan kanker.
Mereka yang memiliki penyakit tidak menular seperti disebut di atas juga memiliki risiko lebih besar untuk tertular. Kelompok rentan lain adalah mereka yang tidak memiliki gizi cukup, terutama kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
Keluarga dapat berperan menjaga dua kelompok rentan untuk tidak terpapar Covid-19. Namun, komunitas dapat berperan lebih besar memotong rantai penularan dengan membantu kelompok rentan tinggal terpisah dari populasi umum.
Data mereka yang meninggal menunjukkan 90 persen adalah kelompok lanjut usia berusia 60 tahun ke atas dan memiliki penyakit tidak menular sebagai faktor penyulit.
Kepala desa atau lurah dapat menggerakkan ketua rukun tetangga dan rukun warga untuk mengadakan akomodasi khusus bagi kelompok rentan. Bangunan yang sedang tidak digunakan, seperti bangunan sekolah, dapat dipakai sementara untuk mengakomodasi mereka. Perkumpulan PKK, posyandu, dan karang taruna dapat bergerak bersama membantu kelompok rentan. Dana dapat diupayakan bersama oleh warga desa, RT atau RW, dana desa, bantuan sosial pemerintah, atau bantuan masyarakat.
Mudik saat Lebaran dan pulang kampung menjadi pro dan kontra. Pemerintah menginginkan warga tidak mudik saat Lebaran dan larangan itu dapat diterapkan pada aparat sipil negara, anggota TNI dan Polri, serta karyawan BUMN beserta keluarganya. Akan tetapi, larangan tidak dapat diterapkan pada masyarakat umum kecuali ada kesadaran sendiri mengenai potensi penularan yang terjadi di daerah tujuan.
Bila tetap ada orang pulang kampung karena mereka tidak lagi bekerja dan mencari penghidupan di kota, Menteri Dalam Negeri sudah mengeluarkan surat edaran bagi kepala-kepala daerah untuk memfasilitasi mereka yang pulang kampung dengan mengisolasi diri.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyebutkan, tahun 2019 ada 20 juta orang mudik dari berbagi kota saat Lebaran. Bila jumlah yang sama akan mudik pada Lebaran mendatang, potensi penularan akan meningkat di daerah tujuan karena kota-kota telah menjadi pusat penularan.
Pelajaran penting dari tersebarnya Covid-19 di China, yang diawali dari kota Wuhan di Provinsi Hubei adalah penularan terjadi ke semua provinsi di China bertepatan Imlek pada akhir Januari 2020. Meskipun demikian, penyebaran Covid-19 mungkin lebih awal daripada itu.