Terdampak Covid-19, Sebanyak 46.820 Warga Aceh Daftar Kartu Prakerja
Sebanyak 46.820 pekerja di Aceh yang terdampak pandemi Covid-19 telah mendaftar sebagai penerima manfaat Kartu Prakerja. Namun, jumlah pendaftarnya masih kurang dari kuota yang diberikan, sebesar 72.731 orang.
Oleh
Zulkarnaini
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS - Sebanyak 46.820 pekerja di Aceh yang terdampak pandemi Covid-19 telah mendaftar sebagai penerima manfaat Kartu Prakerja. Namun, jumlah pendaftarnya masih kurang dari kuota yang diberikan sebesar 72.731 orang.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Iskandar Syukri, Minggu (5/4/2020), menuturkan, jumlah pendaftar yang masih minim disebabkan singkatnya waktu sosialisasi, dimulai 1 April dan ditutup 4 April 2020.
“Sedikit yang tahu, tetapi pada tanggal 7 April akan dibuka pendaftaran tahap selanjutnya. Saya berharap, para pekerja di Aceh terdampak virus korona memanfaatkan program ini,” kata Iskandar.
Kartu Prakerja adalah program yang diluncurkan Presiden Joko Widodo sebelum pandemi Covid-19. Pada masa darurat Covid-19, jumlah penerima manfaat program itu ditambah, dari target 2 juta penerima menjadi 5,6 juta penerima. Anggaran program Kartu Prakerja juga ditambah, dari Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun.
Iskandar menuturkan, para pendaftar Kartu Prakerja umumnya dari kalangan pekerja informal dan usaha kecil menengah. Nanti, mereka akan diberikan pelatihan daring dan mendapat insentif Rp 600.000 per bulan selama empat bulan.
Iskandar mengatakan, hingga kini belum ada data valid berapa karyawan yang terkena dampak wabah Covid-19. Namun, sudah banyak usaha kecil menengah yang memberhentikan karyawan dan produksi.
“Prinsipnya semua yang kehilangan pekerjaan akan mendapat pelatihan, baik online maupun offline,” kata Iskandar.
Dedi (35), pengusaha UMKM produk cokelat batangan di Banda Aceh, mengatakan, pihkanya terpaksa memberhentikan enam karyawan akibat seretnya penjualan. Makanan ringan, seperti cokelat, bukan pilihan utama di tengah pandemi virus. Warga lebih memililih belanja bahan pokok dan kebutuhan kesehatan.
“Saya tidak tahu ada program Kartu Prakerja untuk karyawan berhenti kerja akibat dampak korona. Mudah-mudahan tahap kedua saya bisa mendaftarkan mereka,” ujar Dedi.
Saya tidak tahu ada program Kartu Prakerja untuk karyawan berhenti kerja akibat dampak korona. Mudah-mudahan tahap kedua saya bisa mendaftarkan mereka.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Aceh Yusri mengatakan, bisnis perhotelan sangat terpukul akibat Covid-19. Sebagian besar hotel kini merugi sehingga terpaksa menghentikan operasi. Imbasnya, para karyawan terpaksa diberhentikan sementara.
“Ada hotel dengan tingkat hunian nol persen. Tidak mungkin kami bisa bertahan dengan kondisi seperti ini,” kata Yusri.
Sekretaris Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Aceh Habibi Inseun mengatakan, belum ada jumlah pasti tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan. Alasannya, banyak pekerja tidak melaporkan hal itu kepada asosiasi. Namun, dia memperkirakan lebih separuh dari jumlah pekerja di sektor informal terdampak, baik pengurangan jam kerja maupun diberhentikan.
“Tidak tertutup kemungkinan gelombang PHK akan terjadi di Aceh,” kata Habibi. Dia berharap hak pekerja tetap diberikan. Dalam situasi darurat seperti ini, mereka sangat membutuhkan pendapatan.
Ada hotel dengan tingkat hunian nol persen. Tidak mungkin kami bisa bertahan dengan kondisi seperti ini.
Ketua PDI Perjuangan Provinsi Aceh Muslahuddin Daud mengatakan, pekerja di sektor pertanian cenderung dilupakan pemerintah. Padahal, mereka juga mendapat imbas karena komoditas pertanian kehilangan pasar dan harganya jatuh.
“Di pasaran pergerakan harga komoditas pertanian sangat fluktuatif sehingga tidak ada jaminan harga bagi petani. Pemerintah harus melindungi mereka agar produksi tetap jalan sehingga ada jaminan keamanan pangan,” kata Muslahuddin.