Warga Diminta Selalu Mengenakan Masker Saat Keluar Rumah
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, meminta warga selalu mengenakan masker saat berada di luar rumah untuk mengurangi potensi penularan Covid-19.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, meminta warga selalu mengenakan masker saat berada di luar rumah untuk mengurangi potensi penularan Covid-19. Produksi masker akan ditingkatkan dengan mengajak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Minggu (5/4/2020), mengatakan, penggunaan masker mampu mengurangi potensi penularan Covid-19. Oleh sebab itu, dia meminta seluruh warga selalu mengenakan masker, terutama ketika berada di luar rumah. ”Selain tetap melakukan pembatasan fisik, jika keluar rumah, harus pakai masker,” katanya.
Untuk menyuplai kebutuhan masker, pihaknya meminta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk ikut memproduksi masker medis dan masker kain. Masker medis digunakan sebagai alat pelindung diri para tenaga medis yang bertugas di rumah sakit, sedangkan masker kain untuk dibagikan kepada warga kurang mampu. Pihaknya pun telah memberikan panduan pembuatan masker kepada warga melalui media sosial.
”Pemkot Surabaya membantu pengadaan bahan baku masker yang saat ini sulit didapat. Hampir semua daerah mulai memproduksi masker sendiri,” ujar Risma.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, saat ini kapasitas UMKM memproduksi masker kain 2.000 buah per hari. Masker tersebut disalurkan ke sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di Surabaya serta dibagikan kepada warga.
Kini, produksi masker akan ditingkatkan untuk membuat masker kain. Pelaku UMKM lain akan diajak untuk memproduksi masker kain agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. ”Dalam sehari, saya mampu memproduksi sekitar 500 buah masker,” kata perajin eceng gondok, Wiwit Manfaati.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, saat konferensi pers di Kantor BNPB, mengatakan, masker kain mampu menangkal virus hingga 70 persen. Oleh sebab itu, masker kain dibuat dua hingga tiga lapis agar berfungsi maksimal. Saat berada di luar rumah, sebaiknya tetap berjarak 2 meter dengan orang lain.
Pengajar Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Santi Martini mengatakan, penggunaan masker di beberapa negara mampu mengurangi kasus baru positif Covid-19. Negara-negara yang sudah menerapkan penggunaan masker untuk warga sehat antara lain Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Hong Kong.
Negara-negara tersebut melakukan semua pedoman operasional standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menambahkan penggunaan masker bagi semua orang meskipun WHO menyatakan masker tidak efektif bagi orang yang tidak sakit. Di negara itu, kurva pandemi Covid-19 bisa menurun.
”Idealnya pakai masker N-95, tetapi harganya mahal sehingga tidak efisien. Solusi efektif dan efisien adalah menggunakan masker buatan sendiri atau masker medis,” ujar Santi.
Santi mengatakan, penularan Covid-19 yang berasal dari percikan batuk atau droplet akan jatuh ke tanah dengan jarak kurang dari 1,5 meter. Jarak droplet yang membawa virus akan lebih jauh hingga 6 meter jika pasien batuk.
Kecepatan percikan mencapai 50 meter per detik saat bersin dan 10 meter per detik saat batuk. ”Oleh karena itu, pembatasan fisik berjarak 1 meter tidaklah cukup kalau tidak memakai masker,” kata Santi.