Kasus Pertama Positif Covid-19 di Indramayu, Pemudik Terus Berdatangan
Di tengah arus mudik dari daerah lain dan luar negeri ke Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, seorang pasien terkonfirmasi positif menderita Covid-19. Pria tersebut diketahui datang dari Batam bersama lima temannya.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Di tengah arus mudik dari daerah lain dan luar negeri ke Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, seorang pasien terkonfirmasi positif menderita Covid-19. Pria tersebut diketahui datang dari Batam bersama lima temannya.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu Deden Bonni Koswara mengatakan, berdasarkan hasil tes usap tenggorokan dari Laboratorium Kesehatan Daerah Jabar, Rabu (8/4/2020), seorang pria berumur 23 tahun asal Kecamatan Sukra terkonfirmasi positif Covid-19.
”Dia terdeteksi (datang) dari wilayah Batam bersama lima temannya,” ucapnya.
Pasien awalnya masuk ke RSUD Pantura MA Sentot pada 27 Maret lalu dengan keluhan sesak napas, demam, nyeri, dan mengenakan alat bantu pernapasan. Pasien sempat menjalani tes uji cepat dengan hasil negatif. Namun, tes usap tenggorokan terbaru menyatakan pasien positif terkena virus korona baru. Kondisi pasien saat ini masih batuk, demam, dan pusing.
Pihaknya tengah melacak riwayat kontak pasien tersebut, termasuk keluarga, tetangga, dan lima temannya yang datang dari Batam. ”Satu orang sudah dilakukan rapid test (tes uji cepat) dan hasilnya negatif. Empat orang lainnya akan menjalani tes serupa besok,” kata Deden, yang juga Kepala Dinas Kesehatan Indramayu.
Dia terdeteksi dari wilayah Batam bersama lima temannya.
Selain satu kasus positif Covid-19, terdapat juga 26 pasien dalam pengawasan. Delapan pasien meninggal sebelum diketahui hasil tes usap tenggorokan mereka, 11 pasien masih dirawat, dan 7 pasien lainnya dinyatakan selesai menjalani masa pengawasan.
”Pasien PDP yang meninggal karena ada penyakit penyerta, seperti kelainan jantung, hipertensi, dan diabetes,” katanya.
Adapun kasus orang dalam pengawasan (ODP) terus meningkat seiring masuknya pemudik dari luar daerah bahkan luar negeri. Hingga Rabu, total ODP mencapai 368 orang dengan rincian pekerja migran Indonesia 111 orang (30,16 persen) dan pemudik lokal 257 orang (69,84 persen).
Deden mengatakan, pihaknya telah berupaya mencegah penyebaran Covid-19 dari tingkat kabupaten hingga desa. Setiap pemudik yang kembali ke kampung halaman diharuskan menjalankan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Jadi, mereka sebisa mungkin tidak keluar rumah dengan pengawasan aparat kecamatan hingga desa.
”Imbauan ini terus terang belum baik dilaksanakan oleh masyarakat. Mereka menganggap penyebaran Covid-19 biasa saja. Apalagi, belum ada arahan pemerintah pusat terkait sanksinya. Butuh bantuan seluruh pihak, dari tokoh agama, masyarakat, relawan, dan organisasi masyarakat,” ungkapnya.
Kepala Seksi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Indramayu Sukirman mengatakan, pada Maret sekitar 850 PMI kembali ke Indramayu. ”Semua diperiksa kesehatannya dari bandara negara asal dan saat tiba di Indonesia. Ini sesuai protokol kesehatan,” katanya.
Hingga menjelang Lebaran, pihaknya memprediksi 2.000 PMI akan kembali ke Indramayu karena kontrak kerjanya telah habis. Untuk mencegah penyebaran Covid-19, keberangkatan sekitar 1.600 calon PMI asal Indramayu ditunda. ”Kami sedang mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Jabar untuk memberikan kompensasi kepada calon PMI yang tidak bisa berangkat,” katanya.