Universitas Brawijaya Bagikan Sembako untuk Mahasiswa
Universitas Brawijaya di Kota Malang, Jawa Timur, sejak beberapa waktu lalu membagikan bahan kebutuhan pokok bagi mahasiswa kurang mampu yang tetap bertahan di Malang akibat pandemi Covid-19.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Universitas Brawijaya di Kota Malang, Jawa Timur, sejak beberapa waktu lalu membagikan paket kebutuhan pokok bagi mahasiswa kurang mampu yang tetap bertahan di Malang akibat pandemi Covid-19. Bantuan tersebut dibagikan langsung satu per satu ke tempat tinggal mahasiswa.
Mahasiswa Universitas Brawijaya yang bertahan di Malang dan mengalami kesulitan keuangan tersebut didata sejak 1 April 2020. Bagian Kemahasiswaan Universitas Brawijaya bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Infak Sedekah Universitas Brawijaya serta Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Akesma) Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya.
Paket bantuan yang diberikan berisi beras 5 kilogram, telur ayam 500 gram, kecap manis, minyak goreng, mi instan, teh celup, serta abon sapi. Untuk tahap pertama ini, sekitar 400 paket bantuan tersebut dibagikan.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Brawijaya Abdul Hakim, Rabu (8/4/2020), mengatakan, pembagian bahan pokok dilakukan dalam tiga tahap hingga 15 Mei 2020. Pembagian dilakukan dengan menerapkan prinsip physical distancing, yaitu dengan mengantar paket satu per satu ke tempat mahasiswa.
”Pembagian sembako ini dijadwalkan setiap dua minggu sekali. Secara simbolis telah diberikan kepada 50 mahasiswa. Penerima adalah mahasiswa yang telah mengisi formulir secara daring kemudian divalidasi oleh Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya. Prioritas untuk mahasiswa yang berada di Malang dan yang tidak mampu,” kata Abdul.
Giovanni Gavin, Menteri Advokesma EM Universitas Brawijaya, mengatakan, timnya akan mendatangi satu per satu mahasiswa sasaran yang telah mengisi formulir sejak 1 April 2020. ”Ada 4.000-an mahasiswa terdata, tetapi untuk tahap pertama ini baru dikirim 400-an paket. Ini semua untuk mencegah keramaian demi kewaspadaan kita semua terhadap Covid-19,” katanya.
Mahasiswa penerima sembako diprioritaskan adalah mahasiswa kurang mampu yang memilih bertahan di Malang karena daerahnya sudah menerapkan lockdown lokal.
Menurut dia, mahasiswa penerima kebutuhan pokok diprioritaskan adalah mahasiswa kurang mampu yang memilih bertahan di Malang karena daerahnya sudah menerapkan ”lockdown lokal”. ”Semoga pendemi ini segera berlalu dan masyarakat kembali bisa beraktivitas normal. Mahasiswa juga bisa kembali belajar seperti sediakala,” katanya.
Meski di tengah pandemi Covid-19, prosedur penerimaan mahasiswa baru Universitas Brawijaya melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2020 juga terus berjalan. Tahun akademik 2020/2021, universitas ini menerima 4.300 mahasiswa baru.
Para mahasiswa baru tersebut terdistribusi ke dalam 77 program studi, termasuk Kampus Universitas Brawijaya Kediri, program studi baru Ilmu Kehutanan dan Ilmu Aktuaria. Untuk kelompok sains dan teknologi, program studi Kedokteran menjadi primadona, dengan pendaftar sebanyak 1.646 orang dengan kuota masuk hanya 75 mahasiswa.
Adapun untuk kelompok sosial dan humaniora, program studi Manajemen selama dua tahun berturut-turut menjadi yang paling diminati. Ada 1.653 pendaftar dengan kuota 96 mahasiswa.
Terkait penerimaan tahun ini, universitas ini pun memberikan kelonggaran dalam proses daftar ulang mahasiswa baru. ”Komitmen Universitas Brawijaya mempermudah proses daftar ulang SNMPTN,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Brawijaya Aulanni’am.
Kemudahan itu, misalnya, karena pandemi Covid-19, mahasiswa baru tidak lagi harus tes kesehatan di awal, tidak lagi mencari berkas yang harus dilegalisasi sekolah asal. ”Dan, yang terpenting, mahasiswa yang diterima tidak perlu repot untuk mencari berkas lain untuk kelengkapan UKT (uang kuliah tunggal),” katanya.
Pengumuan hasil SNMPTN diunggah oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) selaku penyelenggara, pada Rabu (8/4/2020) pukul 13.00. Proses daftar ulang di Universitas Brawijaya sendiri akan berlangsung selama 14-30 April 2020 melalui laman https://admisi.ub.ac.id.
Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani berpesan kepada mahasiswa yang diterima SNMPTN Universitas Brawijaya agar segera mendaftar ulang sesuai jadwal. ”Bagi yang belum diterima, jangan berkecil hati. Masih ada ujian tulis berbasis komputer (UTBK) dan jalur mandiri,” katanya.
Tahun ini, universitas ini mengklaim menduduki peringkat pertama dalam 10 besar kampus dengan pendaftar terbanyak, yakni 30.932 pendaftar. Universitas ini juga menempati peringkat pertama 10 besar kampus yang menerima mahasiswa baru terbanyak pada tahun 2020 dengan jumlah 4.303 mahasiswa baru, sesuai rilis resmi dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi.