Arus Mudik ke Kuningan Meningkat, Tiga Pemudik Positif Covid-19
Arus mudik menuju Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, meningkat setelah DKI Jakarta memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar demi mencegah penyebaran Covid-19. Padahal, tiga pemudik positif Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Arus mudik menuju Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, meningkat setelah DKI Jakarta memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB demi mencegah penyebaran Covid-19. Hal ini perlu diwaspadai karena tiga pemudik yang kembali ke Kuningan terkonfirmasi positif terjangkit virus korona baru.
Berdasarkan laporan posko Covid-19 di Sampora, perbatasan Cirebon-Kuningan, pada Kamis malam hingga Jumat pagi (9-10/4/2020), jumlah pemudik tercatat 1.997 orang. Angka ini meningkat dibandingkan dengan hari sebelumnya, yakni 787 orang.
Sampora merupakan satu dari lima posko utama pemeriksaan terhadap pemudik yang memasuki wilayah Kuningan. Posko lainnya tersebar di Cipasung, Mekarjaya, Cibingbin, dan Mandirancan. Pemudik yang melintasi perbatasan akan didata, menjalani pemeriksaan suhu tubuh, dan mencuci tangan dengan sabun. Jika ditemukan orang dengan suhu tubuh 38 derajat celsius ke atas, dia akan dibawa ke puskesmas terdekat. Petugas juga menyemprotkan disinfektan pada setiap kendaraan.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kuningan Agus Mauludin mengatakan, jumlah pemudik bertambah meski tidak sebanyak pekan lalu. Puncak mudik, katanya, berlangsung pada 28-29 Maret lalu di Posko Sampora yang mencapai sekitar 20.000 pemudik. Setelah itu, jumlah pemudik berangsur melandai.
”Sekarang, jumlah pemudik naik lagi karena pengaruh PSBB di Jakarta,” ucap Agus. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan PSBB mulai Jumat hingga 14 hari ke depan. Akibatnya, segala kegiatan yang melibatkan lima orang dilarang. Hanya delapan sektor yang tetap berkegiatan, yakni layanan dan industri kesehatan, pangan, energi, komunikasi, logistik, serta industri strategis.
Pergerakan pemudik ke Kuningan berpotensi membawa virus korona baru karena Jakarta dan sekitarnya merupakan episentrum kasus Covid-19.
Pergerakan pemudik ke Kuningan berpotensi membawa virus korona baru karena Jakarta dan sekitarnya merupakan episentrum kasus Covid-19. Dari 3.512 kasus positif Covid-19 di Indonesia pada Jumat, 1.753 kasus berasal dari DKI Jakarta. Jumlah kematian di Jakarta juga mencapai 154 orang atau separuh dari total 306 jiwa secara nasional.
Hari ini, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kuningan melaporkan penambahan kasus positif dari dua menjadi tiga orang. ”Kasus terbaru merupakan laki-laki berusia 48 tahun yang datang dari Bogor. Pasien sedang menjalani isolasi di RSUD 45 Kuningan. Kami sedang melacak riwayat kontak pasien,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Susi Lusiyanti.
Dua kasus lainnya berasal dari Jakarta dan Bekasi, Jabar. Arus mudik yang meningkat saat ini juga menambah jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Pihaknya masih menangani 124 ODP yang sehari sebelumnya 69 ODP. Jumlah PDP yang dirawat pun meningkat dari sehari sebelumnya 13 orang menjadi 19 PDP.
Angka tersebut masih mungkin meningkat jika arus mudik terus terjadi. Apalagi, pemerintah pusat tidak melarang warga mudik. Hingga kini, jumlah pemudik yang kembali ke Kuningan diperkirakan sekitar 50.000 orang.
Untuk itu, daerah perbatasan dijaga ketat agar setiap pemudik terdata. Pemerintah Kabupaten Kuningan juga telah menetapkan karantina wilayah parsial (KWP). Seluruh akses keluar-masuk desa/kelurahan dan beberapa ruas jalan protokol ditutup pukul 18.00-06.00 hingga waktu yang belum ditentukan.
Kepala Desa Manis Kidul Maman Sadiman mengatakan, warganya terpaksa pulang ke Kuningan karena tidak bisa lagi bekerja di Jakarta dan sekitarnya. Umumnya, warga Kuningan merantau sebagai pedagang bubur, pekerja pabrik, atau karyawan swasta.