Desa Adat di Bali Periksa Kesehatan Seluruh Warganya
Desa adat di Bali mulai menjalankan upaya mandiri dalam mengantisipasi penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Desa juga menyiapkan sembako untuk dibagikan kepada warga.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Desa adat di Bali mulai menjalankan upaya mandiri dalam mengantisipasi penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Satuan Tugas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 di Desa Adat Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, misalnya, mulai Jumat (10/4/2020), mengerahkan aparaturnya untuk memeriksa kesehatan warga di lingkungan desa secara swadaya.
Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan langsung ke rumah-rumah warga. Penyisiran petugas dimulai dari lingkungan Banjar Suwung Batan Kendal. Penyisiran itu juga mengajak juru pemantau jentik dan petugas pusat kesehatan masyarakat serta petugas keamanan desa adat, baik jagabaya maupun pecalang adat.
Petugas dibekali alat deteksi suhu tubuh berupa thermogun. Petugas memeriksa suhu tubuh setiap penghuni rumah dan menanyakan kondisi kesehatannya. Petugas itu juga menyosialisasikan upaya pencegahan diri dari penyakit Covid-19.
Ketua Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 Desa Adat Sesetan I Wayan Dudik Mahendra menerangkan, desa adat di Sesetan memulai gerakan pemeriksaan kesehatan secara mandiri karena mereka berkepentingan mengetahui kondisi kesehatan warganya dan situasi wilayahnya di tengah merebaknya penyakit Covid-19 itu. ”Apalagi desa kami adalah daerah urban dengan jumlah penduduk pendatang lebih banyak dibandingkan warga desa adatnya,” kata Dudik yang juga Penyarikan (Sekretaris) Desa Adat Sesetan.
Lurah Sesetan Ni Ketut Sri Karyawati menambahkan, Kelurahan Sesetan termasuk daerah kuning dalam peta persebaran kasus Covid-19 di Kota Denpasar. Di kelurahan itu terdapat satu kasus pasien dalam pengawasan (PDP) dan 12 kasus orang dalam pemantauan (ODP). ”Belum ada yang positif di wilayah kami, kami bersama Satgas Covid-19 Desa Adat Sesetan berupaya mengantisipasi dan mencegahnya,” ujar Karyawati.
Kepala Lingkungan Suwung Batan Kendal, Sesetan, I Gusti Putu Susila mengatakan, pihaknya menyiapkan petugas yang menyisir hingga ke rumah-rumah warga. ”Selain memeriksa suhu tubuh dan menanyakan kondisi kesehatan, petugas juga membawa masker yang akan dibagikan kepada warga yang belum memakai masker,” kata Susila.
Pihak banjar juga menyiapkan bahan kebutuhan pokok, di antaranya beras, minyak goreng, mi instan, dan telur, untuk dibagikan kepada warga banjar setempat.
Susila menambahkan, pihak banjar juga menyiapkan bahan kebutuhan pokok, di antaranya beras, minyak goreng, mi instan, dan telur, untuk dibagikan kepada warga banjar setempat. ”Semua itu swadaya dari banjar karena kami memiliki sumber pendapatan dari usaha pasar, koperasi serba usaha, dan Yayasan Batan Kendal,” ujar Susila.
Warga di Suwung Batan Kendal, Sesetan, Kendro Parmono (55), mengaku senang karena pihak desa adat benar-benar memperhatikan kondisi wilayah dan warganya melalui pemeriksaan kesehatan itu. ”Dalam kondisi seperti sekarang ini, tentu kami sekeluarga ingin merasa aman. Saya senang karena kami dipantau kesehatannya,” kata Kendro seusai didatangi tim pemeriksa kesehatan dan diperiksa suhu tubuhnya.
Dudik mengatakan pemeriksaan kesehatan akan dilanjutkan ke seluruh banjar di wilayah Desa Sesetan. Secara keseluruhan terdapat sembilan banjar di Sesetan dan jumlah penduduk di Desa Sesetan mencapai 29.000 orang.
Dudik mengharapkan aparatur pemerintah daerah sigap menanggapi dan menindaklanjuti apabila hasil penyisiran yang dijalankan satgas desa itu menemukan orang-orang yang terindikasi sakit, misalnya suhu tubuhnya di atas 38 derajat celsius, batuk-batuk, dan memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah Bali. Pihaknya juga berhadap ada uji cepat (rapid test) secara selektif terhadap orang-orang yang berisiko itu. ”Kami menyadari keterbatasan sarana yang dimiliki pemerintah. Namun, kami berharap pemerintah meresponsnya dengan cepat,” ujar Dudik.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Ketut Suarjaya menyatakan, pihaknya mengapresiasi gerakan swadaya berupa pemeriksaan kesehatan yang dijalankan desa adat tersebut. ”Kami mendukung dan memang langkah itu yang diharapkan pemerintah,” kata Suarjaya.
Pemeriksaan kesehatan kepada warga, menurut Suarjaya, akan lebih baik apabila mengajak petugas kesehatan dari puskesmas setempat. ”Jikalau ditemukan warga yang sakit, dapat langsung ditangani dengan membawanya ke puskesmas,” ujar Suarjaya.
Bilik antiseptik
Pihak Pemerintah Kota Denpasar sedang melengkapi pasar-pasar tradisional di Kota Denpasar dengan bilik antiseptik. Salah satunya dipasang di Pasar Agung Peninjoan, Denpasar Utara.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Kota Denpasar I Dewa Gede Rai mengatakan, bilik antiseptik itu akan dipasang di 24 pasar tradisional di Kota Denpasar dalam upaya mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus korona baru atau SARS-CoV-2. Bilik itu menyemprotkan cairan campuran air sabun dan antiseptik sesuai anjuran Dinas Kesehatan Kota Denpasar pada warga yang masuk ke dalamnya.