Pemkot Batu Gandeng Perbankan Salurkan Bansos bagi Warga Terdampak
Bantuan dari Pemkot Batu, Jawa Timur, bagi warga terdampak Covid-19 diberikan melalui Bank Jatim. Disiapkan bantuan untuk 30.000 keluarga dengan nilai Rp 700.000 lebih per keluarga setiap bulan selama pandemi.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Bantuan bagi warga terdampak Covid-19 di Kota Batu, Jawa Timur, akan diserahkan melalui Bank Jatim. Saat ini, proses validasi tengah dilakukan pemerintah daerah dan diharapkan sudah mulai bisa dilakukan pekan depan.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Batu, M Chori, Jumat (10/4/2020), mengatakan, Bank Jatim akan menyerahkan bantuan itu ke masing-masing desa dan kelurahan untuk diteruskan kepada warga. Di Batu terdapat 19 desa dan 5 kelurahan yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Bumiaji, Batu, dan Junrejo.
”Bantuan ini disiapkan untuk 30.000 keluarga atau hampir 43,5 persen dari jumlah keluarga di Batu. Masing-masing keluarga mendapatkan lebih dari Rp 700.000 per bulan selama pandemi Covid-19. Semoga wabah ini bisa cepat berlalu sehingga kita bisa segera recovery,” ujarnya.
Menurut Chori, pihak Bank Jatim akan mengatur teknis distribusi bantuan. Mereka akan membuat jadwal pencairan untuk masing-masing desa dan kelurahan. ”Mereka juga akan mengerahkan semua pegawainya agar proses pendistribusian bisa dilakukan cepat,” lanjut Chori.
Sebelumnya, menurut Chori, ada rencana membagikan bantuan melalui rekening bank. Namun, pihak Bank Jatim kerepotan dan butuh waktu lama untuk mencetak buku tabungan yang jumlahnya mencapai puluhan ribu orang.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota Batu meningkatkan anggaran penanganan Covid-19 dari Rp 59,5 miliar menjadi Rp 102 miliar. Rinciannya, untuk penanganan kesehatan Rp 40,14 miliar, jaring pengaman sosial Rp 60 miliar, serta anggaran keamanan dan operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Satuan Tugas Covid-19 senilai Rp 1,92 miliar.
Perubahan anggaran ini disebabkan peningkatan kebutuhan kesehatan, yakni penambahan nutrisi bagi kelompok rentan (anak-anak dan warga lanjut usia). Selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan biaya shelter untuk isolasi sebagai antisipasi bagi para pemudik di setiap kecamatan.
Lansia, penyandang cacat, dan veteran juga paling terdampak oleh Covid-19. Pemerintah Kota Batu sudah memiliki program tahunan (bantuan rutin) bagi mereka.
Di luar dana Rp 102 miliar tersebut, Pemerintah Kota Batu telah membagikan insentif untuk beberapa kelompok masyarakat, seperti 1.051 orang lansia dengan nilai Rp 500.000 per bulan selama tiga bulan. Insentif untuk penyandang cacat bagi 134 orang sebesar 500.000 per bulan selama tiga bulan. Ada pula insentif untuk 162 orang veteran sebesar Rp 1 juta per bulan selama tiga bulan.
”Lansia, penyandang cacat, dan veteran juga paling terdampak oleh Covid-19. Dan kebetulan pemerintah Kota Batu sudah memiliki program tahunan (bantuan rutin) bagi mereka. Itu sudah diprogramkan dalam APBD 2020,” ujarnya.
Sementara itu, bantuan bagi warga terdampak Covid-19 di Batu juga diberikan oleh pihak swasta. Pihak Jatim Park, Jumat pagi, membagikan 10.000 paket sembako kepada warga terdampak. Menurut rencana, Jatim Park akan memberikan bantuan sembako selama tiga bulan, yakni April-Juni, masing-masing sebanyak 10.000 paket per bulan (total 30.000 paket).
Manajer Pemasaran dan Humas Jatim Park Grup Titik S Arianto mengatakan, pihaknya menyiapkan dana Rp 5,2 miliar untuk memberikan paket sembako kepada warga terdampak. ”Data warga terdampak penerima paket sembako kami peroleh dari Dinas Sosial Kota Batu dan Satgas Covid-19 setempat,” katanya. Menurut Titik, pihaknya juga merangkul 320 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Batu. Diperkirakan banyak pelaku UMKM yang terdampak Covid-19. ”Caranya, produk UMKM kami beli dan masukkan dalam paket-paket sembako yang kami bagikan,” tuturnya.
Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Jawa Timur, perkembangan Covid-19 di Kabupaten Batu per 9 April terdapat dua orang terkonfirmasi positif. Ada tambahan satu orang positif Covid-19 dari kluster Asrama Haji Sukolilo Surabaya saat mengikuti pelatihan tenaga kesehatan haji Indonesia, beberapa waktu lalu.
Selain itu, tercatat sembilan pasien dalam pengawasan (PDP) dan 107 orang dalam pemantauan. Adapun satu orang PDP yang meninggal pada Rabu (8/4) hasil uji usapnya negatif.