Wabah Covid-19, Penerbangan di Bandara Kertajati Terhenti Sementara
Wabah Covid-19 menyebabkan jumlah penumpang di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati turun drastis. Penerbangan komersial domestik dan internasional di bandara tersebut pun dihentikan sementara.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Wabah Covid-19 menyebabkan jumlah penumpang di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka turun drastis. Penerbangan komersial domestik dan internasional di bandara tersebut pun dihentikan hingga akhir Mei 2020.
Berdasarkan data PT Bandara Internasional Jabar (BIJB), badan usaha milik Pemerintah Provinsi Jabar yang mengelola Bandara Kertajati, awal Maret lalu, bandara mampu melayani hingga 22 penerbangan dalam sehari. Namun, pertengahan Maret lalu, hanya ada dua hingga empat penerbangan sehari.
Bahkan, dalam lima hari, tidak ada satu pun penerbangan di bandara seluas lebih dari 1.000 hektar. Senin lalu (6/4/2020), hanya ada dua penerbangan kemudian berhenti. ”Dampak Covid-19 ini luar biasa terhadap aktivitas penerbangan. Orang tidak lagi bepergian,” ujar Direktur Utama PT BIJB Salahudin Rafi, Jumat (10/4/2020).
Jumlah penumpang yang biasanya mencapai 2.000 orang per hari pada akhir Maret pun anjlok hingga 141 penumpang per hari. Menurut Rafi, sekitar 60 persen penumpang untuk penerbangan domestik merupakan pegawai yang melakukan perjalanan dinas. Padahal, pandemi Covid-19 membuat berbagai instansi dan lembaga pemerintah menunda perjalanan dinas.
BIJB Kertajati melayani penerbangan domestik menuju Surabaya, Pontianak, Denpasar, Balikpapan, Makassar, Kualanamu, Jakarta, Batam, Banjarmasin, Pekanbaru, dan Lombok. Bahkan, penerbangan ke Malaysia telah dibuka. Terhitung 8 Januari lalu, bandara ini juga mulai melayani rute Kertajati–Jeddah untuk umrah.
Akan tetapi, penerbangan tersebut kini berhenti. Menurut Rafi, kondisi itu berlangsung hingga 29 Mei mendatang sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13A Tahun 2020 tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Korona di Indonesia.
”Pengalaman kami, jumlah penerbangan memang tidak langsung naik drastis meski sudah beroperasi. Butuh dua hingga tiga bulan untuk normal kembali,” lanjutnya.
Meski demikian, bandara dengan landas pacu sepanjang 3.000 meter ini dipastikan tidak tutup. ”Bandara termasuk obyek vital. Harus tetap beroperasi untuk membantu pesawat yang melintas. Bahkan, bandara ini bisa menjadi tempat pendaratan alternatif, jika dibutuhkan. Saat ini, ada 10-15 pesawat yang terbang di atas bandara. Kalau normal, bisa 40 penerbangan,” katanya.
Sesuai dengan surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan tentang Penutupan Bandara/Pembatasan Penerbangan yang ditandatangani Dirjen Hubdar pada 24 Maret lalu, pelayanan navigasi di bandara setempat tidak dapat ditutup. Pembatasan atau larangan penerbangan untuk mencegah Covid-19 perlu sosialisasi kepada pengguna jasa bandara.
Penerbangan haji
Meski penerbangan komersial berhenti untuk sementara waktu, lanjutnya, Bandara Kertajati masih diproyeksikan melayani penerbangan haji pada Juni mendatang. Ini sesuai dengan Keputusan Tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Menag No 124/2016 tentang Penetapan Embarkasi dan Debarkasi Haji. Kertajati menjadi bandara ke-13 yang melayani penerbangan haji di Indonesia.
”Kami masih menunggu kepastian dari Kementerian Agama. Prinsipnya, lebih baik kami siapkan meskipun nantinya batal dibandingkan tidak ada persiapan,” ungkap Rafi. Pelayanan imigrasi, bea cukai, karantina serta lounge calon jemaah haji berkapasitas 200 orang telah beroperasi.
Kami masih menunggu kepastian dari Kementerian Agama. Prinsipnya, lebih baik kami siapkan meskipun nantinya batal dibandingkan tidak ada persiapan
Jumlah calon jemaah haji asal Jabar yang berangkat dari Bandara Kertajati tahun ini, menurut rencana, sebanyak 38.852 orang dalam 97 kloter. Jumlah itu masih bisa bertambah karena calon jemaah haji secara nasional meningkat dari sekitar 221.000 orang menjadi 231.000 orang.
Akan tetapi, hingga kini, belum ada kepastian Bandara Kertajati bakal melayani penerbangan haji. Apalagi, wabah Covid-19 mengganggu operasional bandara. Di sisi lain, belum ada asrama haji di sekitar bandara.
Pandemi Covid-19 juga menyebabkan angkutan bus Damri dari dan menuju Bandara Kertajati berhenti. Andi Ridwan, koordinator Bus Damri Cirebon-Kertajati, mengatakan, sejak akhir Maret, pihaknya tidak lagi melayani penumpang bandara. ”Ini untuk sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan,” katanya.