Banyak Kasus OTG, Sumbar Siapkan Deteksi Dini Covid-19
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan instansi terkait sedang menyiapkan upaya deteksi dini untuk mencegah penularan Covid-19 melalui orang tanpa gejala atau OTG.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan instansi terkait sedang menyiapkan upaya deteksi dini untuk mencegah penularan Covid-19 melalui orang tanpa gejala atau OTG. OTG perlu diwaspadai karena ia dapat menularkan Sars-Cov-2 ke orang lain tanpa disadari.
Sejauh ini sudah ditemukan sejumlah kasus positif Covid-19 tanpa menunjukkan gejala. Dari laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, Minggu (12/4/2020) siang, misalnya, dari 12 tambahan kasus positif, lima di antaranya tanpa gejala. Satu dari lima pasien itu ada yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Raya Padang.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, di Padang, Minggu (12/4/2020) sore, mengatakan, dirinya sudah menggelar rapat khusus terkait masalah ini siang tadi. Rapat diikuti oleh rektor, dekan fakultas kedokteran, kepala laboratorium Universitas Andalas, perwakilan RSUP Dr M Djamil Padang, dan kepala dinas kesehatan Sumbar.
”Dalam pengujian tahap ke-4, banyak (kasus) positif merupakan OTG. Jalan keluarnya adalah deteksi dini. Tadi kami setujui menambah ruang ekstraksi Lab Unand yang bisa memeriksa hingga 400 sampel setiap hari (dari 120-150 sampel). Jadi, yang diperiksa tidak hanya PDP dan PDP, tetapi juga OTG,” kata Irwan di sela-sela peluncuran RS Unand sebagai RS rujuk Covid-19.
Irwan menjelaskan, dengan penambahan ruang ekstraksi di Lab Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand, semua pasien yang dicurigai pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 bisa diperiksa. Dengan demikian, risiko penularan oleh OTG bisa ditekan.
Selain menambah ruang ekstraksi di Lab Unand, Sumbar juga tengah mengajukan izin kepada Kementerian Kesehatan agar Balai Veteriner Bukittinggi turut bisa menguji sampel. Kata Irwan, balai sedang menata lab agar sesuai standar dan diperkirakan rampung minggu depan. Ia berharap Kemenkes mau memberikan izin.
Ada tambahan 12 kasus positif Covid-19 di Sumbar.
Irwan pun mengimbau agar masyarakat disiplin menggunakan masker jika terpaksa beraktivitas di luar rumah. Penggunaan masker dapat mengurangi penyebaran percikan cairan hidung dan mulut sebagai media penularan virus. Dengan demikian, potensi masyarakat terpapar virus dari OTG dapat ditekan.
Kasus di Mentawai
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, Minggu siang, melaporkan, ada tambahan 12 kasus positif Covid-19 di Sumbar. Dari tambahan kasus itu, 10 pasien warga Padang, 1 warga Mentawai, dan 1 warga Pasaman.
Kata Jasman, lima orang di antara 10 pasien positif di Padang adalah OTG. Mereka merupakan satu keluarga dan diduga kuat tertular dari satu anggota keluarga lainnya yang telah terlebih dahulu dinyatakan positif Covid-19. Karena tanpa gejala, pasien itu hanya menjalani isolasi mandiri di rumah dengan diawasi secara ketat oleh tim kesehatan.
”Salah seorang dari mereka (lima pasien positif tanpa gejala) juga berusaha dan berjualan di pasar Raya Padang. Sekarang tim kesehatan sedang menelusuri riwayat kontak mereka di Pasar Raya Padang,” kata Jasman.
Jasman melanjutkan, lima pasien positif lainnya di Padang merupakan PDP sebelumnya telah dirawat di ruang isolasi RSUP Dr M Djamil Padang. Sementara itu, satu pasien positif warga Kepulauan Mentawai adalah mahasiswi yang baru kembali dari Jakarta dan sekarang dirawat di RSUD Kepulauan Mentawai.
Adapun satu pasien positif warga Pasaman adalah menantu dari pasien positif Covid-19 pertama di Pasaman. Pria berusia 35 tahun sekarang menjalani isolasi mandiri. Namun, karena adanya kekhawatiran warga sekitar, Pemkab Pasaman sedang mencarikan tempat karantina untuknya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Sumbar, Minggu, jumlah kasus positif Covid-19 di Sumbar mencapai 44 orang. Sebanyak 15 pasien masih dirawat, 19 pasien isolasi mandiri, 7 pasien sembuh, dan 3 pasien meninggal. Sementara itu, jumlah PDP mencapai 151 orang, yaitu 27 orang masih dirawat, 26 orang isolasi di rumah, dan 98 orang dinyatakan negatif.
RS rujukan
Sebagai antisipasi peningkatan kasus positif Covid-19, Sumbar terus menambah rumah sakit rujukan. Minggu sore, RS Unand diluncurkan sebagai rumah sakit rujukan tambahan. ”Mulai Senin (13/4/2020) pukul 08.00, RS Unand sudah bisa menerima pasien Covid-19. Ada sekitar 12 kamar untuk PDP ataupun pasien positif Covid-19 di RS Unand,” kata Irwan.
Dengan tambahan 12 kamar tersebut, total Sumbar mempunyai 72 kamar untuk pasien Covid-19. Sebanyak 40 kamar di RSUP Dr M Djamil Padang dan 20 kamar di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi. Sementara itu, RSUD M Natsir Solok, RSUD Pariaman, RSUD Dr Rasidin Padang, dan RS Tentara Dr Reksodiwiryo tengah disiapkan sebagai rujukan.
Direktur Utama RS Unand Yevri Zulfikar mengatakan, pihaknya memiliki 12 tenaga medis untuk penanganan pasien Covid-19. Tiga orang merupakan dokter spesialis paru, 5 dokter spesialis penyakit dalam, dan 4 dokter spesialis anak. Adapun jumlah perawat untuk pasien Covid-19 berjumlah 12 orang.
Untuk alat pelindung diri (APD) RS Unand punya stok untuk 10 hari. Ia meminta pemerintah provinsi menjamin ketersediaan APD untuk tenaga medis RS Unand. ”Kami tenaga medis adalah garda terdepan dan juga benteng terakhir. Tanpa APD itu namanya bunuh diri,” kata Yevri.