Antisipasi Krisis, Desa di Magelang Mulai Siapkan Stok Pangan
Sejumlah desa di Kabupaten Magelang mulai menyiapkan lumbung pangan untuk kebutuhan warga. Upaya ini mengantisipasi potensi krisis pangan di sebagian warga yang kehidupan ekonominya terdampak pandemi Covid-19.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sejumlah desa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai berupaya menyiapkan lumbung pangan untuk kebutuhan warga. Upaya ini dilakukan demi mengantisipasi potensi krisis pangan di sebagian warga yang kehidupan ekonominya terdampak akibat pandemi Covid-19.
Koordinator posko induk Covid-19 sekaligus perangkat Desa Windusari, Kecamatan Windusari, Bety Kurniawati, mengatakan, Pemerintah Desa Windusari saat ini sudah mulai menyiapkan stok bahan pangan, sebagian sudah didistribusikan.
”Sementara ini, kami sudah mendistribusikan telur dan mi instan serta beberapa minggu lagi pendistribusian bahan pangan akan kembali kami lakukan untuk memenuhi kebutuhan menjelang bulan Ramadhan,” ujarnya, Minggu (12/4/2020).
Semua bantuan pangan tersebut kini sudah disimpan di toko badan usaha milik desa (BUMDes) yang kini difungsikan sebagai lumbung pangan.
Penerima bahan pangan terdata 760 keluarga. Mereka adalah kelompok masyarakat miskin, nonkeluarga aparatur sipil negara (ASN), nonkeluarga TNI-Polri, serta keluarga miskin bukan penerima bantuan pangan nontunai (BPNT) dan bukan peserta Program Keluarga Harapan (PKH).
Bahan pangan yang disediakan Pemerintah Desa Windusari meliputi mi instan, telur, dan beras. Dari 760 keluarga tersebut, lanjut Bety, pihaknya sudah mendistribusikan tujuh telur dan tujuh bungkus mi instan per keluarga.
Beberapa hari sebelum puasa, kegiatan penyaluran bantuan pangan akan dilanjutkan dengan mendistribusikan beras 7 kilogram (kg) per keluarga. Jika anggaran memungkinkan, nantinya akan ditambah bantuan pangan lain. Semua bantuan pangan tersebut kini sudah disimpan di toko badan usaha milik desa (BUMDes) yang kini difungsikan sebagai lumbung pangan.
Kepala Desa Windusari Yusup Hidayat mengatakan, total anggaran untuk penanganan Covid-19 di Desa Windusari mencapai sekitar Rp 155 juta, termasuk anggaran penyediaan bahan pangan. Dana tersebut diambilkan dari dana desa. Menurut dia, bantuan pangan mendesak karena jumlah warga miskin akibat wabah Covid-19 diperkirakan meningkat.
”Selain karena banyak warga yang tinggal di desa mengalami penurunan pendapatan dan kehilangan pekerjaan, jumlah warga miskin di Desa Windusari dimungkinkan bertambah karena saat ini kami juga menerima banyak warga perantau yang kembali pulang akibat menjadi korban PHK,” ujarnya.
Pengadaan bahan pangan di Desa Krincing tersebut akan dilakukan dengan menggunakan dana desa sekitar Rp 100 juta.
Heri Purwanto, Kepala Desa Krincing, Kecamatan Secang, mengatakan, saat ini pihaknya masih merancang program bantuan pangan yang akan dikemas dalam bentuk pasar murah. Bahan pangan yang direncanakan dijual terdiri dari beras, telur, dan minyak goreng. Semua bahan pangan tersebut akan dijual di bawah harga pasar.
”Sementara ini, pasar murah direncanakan satu kali, sebelum Lebaran. Namun, jika wabah masih terus terjadi berkepanjangan, maka pasar murah akan kembali digelar setelah Lebaran,” ujarnya. Pengadaan bahan pangan tersebut akan dilakukan dengan menggunakan dana desa sekitar Rp 100 juta.
Selain itu, Heri mengatakan, dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan kegiatan penanaman sayur di lahan bengkok (tanah kas desa) seluas 5.000 meter persegi. Penanaman dilakukan dengan melibatkan warga dan seluruh hasil panen nantinya akan dibagikan gratis untuk seluruh warga.
Mayoritas masyarakat Desa Krincing memiliki mata pencarian sebagai petani yang biasa menanam padi. Terkait penyediaan pangan, Heri mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Desa Girikulon, Kecamatan Secang, yang saat ini sudah mulai menanam sayuran dalam skala besar.
Menyadari kemungkinan krisis pangan, warga Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, mulai menanam tanaman, seperti sayuran dan buah, di halaman rumah dan di polybag.
”Jika nantinya produksi sayuran di desa kami kurang dari kebutuhan, kami akan berupaya menambahnya dengan melakukan barter beras dengan sayuran produksi Desa Girikulon,” ujarnya.
Adi Daya Perdana, Kepala Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, mengatakan, pihaknya mengaku belum menganggarkan dana untuk kebutuhan penyediaan bahan pangan. Namun, menyadari kemungkinan krisis pangan, dia sudah mengimbau warga untuk mulai menanam tanaman, seperti sayuran dan buah, di halaman rumah dan di polybag.