Pengorbanan Tinggal di Rumah Jadi Bentuk Penghayatan Paskah Tahun Ini
Perayaan Paskah tahun ini dihayati dengan cara berbeda oleh umat Kristiani di seluruh dunia. Akibat pandemi Covid-19, umat Katolik di Kalsel diajak untuk menghayati Paskah dengan berkorban untuk tetap tinggal di rumah.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Perayaan Paskah tahun ini dihayati dengan cara berbeda oleh umat Kristiani di seluruh dunia. Akibat pandemi Covid-19 yang disebabkan virus SARS-Cov-2 atau korona baru, umat Katolik di Kalimantan Selatan diajak untuk menghayati Paskah dengan berkorban untuk tetap tinggal di rumah.
Perayaan Misa Malam Paskah dan Minggu Paskah di gereja-gereja bersama umat pada tahun ini ditiadakan dalam rangka mencegah penyebaran virus korona baru. Sebagai gantinya, umat mengikuti misa yang disiarkan secara daring (online) di rumah masing-masing.
Dalam Misa Malam Paskah yang disiarkan secara langsung dari Gereja Katedral Keluarga Kudus, Banjarmasin, Sabtu (11/4/2020) malam, Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang mengajak umat Katolik Kalimantan Selatan untuk menghayati Paskah sebagai peristiwa yang membebaskan manusia dari kejahatan, kemalangan, kegelapan, dan juga dari wabah Covid-19.
Di tengah upaya pemerintah bersama tenaga medis, dokter, dan perawat dalam memerangi wabah Covid-19, umat Katolik diajak untuk tinggal di rumah. Pada malam Paskah kali ini, umat tidak berkumpul dan bersatu dengan saudara-saudari di gereja, tetapi tetap di rumah untuk merenungkan Allah yang hadir sebagai pencipta, pembebas, dan pemulih ciptaan-Nya.
”Melalui peristiwa Paskah kebangkitan Kristus, Allah menciptakan kita kembali sebagai anak-anak-Nya. Dia juga akan menciptakan kembali keluarga-keluarga secara baru dengan pengorbanan kita tidak meninggalkan rumah selama waktu yang ditetapkan pemerintah supaya wabah Covid-19 secepatnya berakhir,” katanya.
Umat Katolik mendengarkan khotbah yang disampaikan Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang saat mengikuti Misa Malam Paskah yang disiarkan secara langsung dari Gereja Katedral Keluarga Kudus, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (11/4/2020) malam.Sampai saat ini, menurut Petrus, masih banyak manusia menderita bukan hanya karena wabah Covid-19, tetapi juga karena kebencian satu sama lain, perselisihan, dan pertengkaran hanya karena perbedaan suku, agama, latar belakang, dan kekayaan. ”Perbedaan-perbedaan itu sering kali membuat manusia tercerai berai. Karena itu, Allah hadir sebagai pemulih kembali,” ujarnya.
Melalui peristiwa Paskah kebangkitan Kristus, Allah menciptakan kita kembali sebagai anak-anak-Nya. Dia juga akan menciptakan kembali keluarga-keluarga secara baru dengan pengorbanan kita tidak meninggalkan rumah selama waktu yang ditetapkan pemerintah supaya wabah Covid-19 secepatnya berakhir
Petrus mengatakan, pesan yang disampaikan pada malam Paskah, yaitu jangan takut sebab damai besertamu. Pesan itu diharapkan sungguh bergema di dalam hati dan keluarga Katolik, serta boleh dibawa keluar rumah sesudah semua orang diperkenankan untuk kembali dalam kehidupan masyarakat secara normal.
”Ketika nanti situasi sudah normal kembali, kita diharapkan hidup dengan semangat dan cara hidup yang baru, yakni hidup bersaudara dan bersesama dengan siapapun, juga dengan makhluk-makhluk ciptaan lainnya yang sering kali sudah dirusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab,” tuturnya.
Umat Katolik di Banjarmasin menyalakan lilin saat mengikuti Misa Malam Paskah yang disiarkan secara langsung dari Gereja Katedral Keluarga Kudus, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (11/4/2020) malam. Akibat pandemi covid-19, perayaan misa bersama umat di gereja ditiadakan.Pada Minggu (12/4/2020) pagi, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel melaporkan ada 1.184 orang dalam pemantauan (ODP), 15 pasien dalam pengawasan (PDP), dan 29 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Dari 29 kasus positif, sebanyak 23 orang masih dalam perawatan dan isolasi, 2 sembuh, dan 4 meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Muslim yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel mengatakan, pandemi Covid-19 di Kalsel belum bisa diprediksikan kapan akan berakhir.
”Apabila anjuran-anjuran pemerintah, seperti menghindari kerumunan, tetap berada di rumah, dan menjaga jarak betul-betul dilakukan, pandemi ini bisa saja berakhir dengan cepat. Namun, kalau anjuran itu tidak ditaati, kemungkinan situasi pandemi ini bisa lebih buruk dan lama,” katanya.