Percepat Deteksi, Laboratorium di Batam Bisa Lakukan Tes PCR Covid-19
Laboratorium di Batam mulai melakukan tes Covid-19 dengan menggunakan alat ”real-time polymerase chain reaction”. Sebelumnya, pengoperasian alat itu tertunda karena reagen sulit didapat.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam mulai melakukan tes Covid-19 dengan menggunakan metode real-time polymerase chain reaction (PCR), Minggu (12/4/2020). Sebelumnya, pengoperasian alat itu tertunda karena kesulitan mendapatkan reagen.
Kepala BTKLPP Kelas I Batam Slamet Mulsiswanto mengatakan telah mendapat 200 reagen dari Kementerian Kesehatan pada Sabtu (11/4/2020). Mulai hari ini, dua unit real-time PCR Bio-Rad CFX-9 bantuan dari Singapura itu akan dioperasikan untuk mengetes 50 sampel swab (usap) per hari.
Untuk tes diagnostik Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan pengumpulan usap dari bagian saluran pernapasan atas, yakni hidung dan tenggorokan. Dengan PCR, materi genetik sampel pasien nantinya dicocokkan dengan kode genetik virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 (Kompas, 24/3/2020).
Sebenarnya, dua real-time PCR Bio-Rad CFX-9 itu dapat digunakan mengetes hingga 120 sampel usap per hari. ”Namun, kami baru bisa mengetes 50 sampel per hari karena keterbatasan tenaga, hanya delapan orang di BTKLPP Batam yang bisa mengoperasikan alat itu,” kata Slamet.
Selain keterbatasan tenaga, jumlah reagen yang sudah tersedia juga hanya mencukupi untuk 200 kali tes. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi, untuk sementara, yang diprioritaskan dites adalah sampel para pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP).
Slamet berharap Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau selanjutnya bisa membantu untuk menjaga ketersediaan reagen di laboratorium BTKLPP Batam. Sesuai dengan rencana, dua PCR tersebut tidak hanya digunakan untuk mengetes sampel usap pasien di Batam, tetapi juga sampel usap pasien dari semua kabupaten/kota di Kepri.
Data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kepulauan Riau menunjukkan, ada dua PDP di Batam dan Tanjung Pinang yang meninggal sebelum dinyatakan positif Covid-19. Hal itu disebabkan sebelumnya sampel usap harus dikirim ke Jakarta dan hasil tes baru bisa diketahui paling cepat dalam tujuh hari.
”Yang terakhir ada satu lagi PDP di Batam meninggal pada 11 April. Sampel usap sudah diambil sehari sebelumnya dan langsung dikirim ke Jakarta, tetapi sampai sekarang hasilnya belum diketahui,” ujar Didi.
Dua PDP di Batam dan Tanjung Pinang yang meninggal belum dinyatakan positif Covid-19. Hal itu karena sampel usap harus dikirim ke Jakarta dan hasil tes baru diketahui paling cepat tujuh hari.
Sebelumnya, Wali Kota Tanjung Pinang Syahrul juga dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ahmad Thabib pada 11 April. Hasil tes cepat menunjukkan Syahrul tidak berpotensi mengidap Covid-19. Adapun tes PCR terhadap sampel usap Syahrul sampai saat ini belum selesai dilakukan.
”Beliau memang memiliki gejala sesak napas dan kemarin mendapat perawatan di RSUD Tanjung Pinang. Namun, belum bisa dipastikan terjangkit Covid-19 karena sampel usapnya baru dikirim ke Jakarta siang kemarin,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana.