Pelaksanaan Proyek-proyek Besar di Surabaya Ditunda
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menunda lelang sejumlah proyek yang menelan anggaran besar. Sebagian dana yang sudah disetujui di APBD 2020 dialihkan untuk penanganan Covid-19.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menunda lelang sejumlah proyek yang menelan anggaran besar. Sebagian dana yang sudah disetujui di APBD 2020 dialihkan untuk penanganan Covid-19.
Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan, di Surabaya, Selasa (14/4/2020), mengatakan, proyek yang ditunda pelaksanaannya antara lain pembangunan jalan lingkar luar barat (JLLB), pengadaan magnetic resonance imaging (MRI), dan pengadaan mobil operasional. Selain pembangunan fisik, acara peringatan hari jadi Kota Surabaya ke-727 dibatalkan dan pengadaan alat tulis kantor diminimalkan sehingga anggarannya bisa dialihkan.
”Kegiatan fisik yang belum mulai lelang kami tunda pelaksanaannya agar anggaran bisa dialihkan untuk penanganan Covid-19,” ujarnya.
Selama April-Mei 2020, Pemkot Surabaya menganggarkan Rp 196 miliar untuk pemenuhan kebutuhan pencegahan Covid-19 dan pemberian bantuan nontunai bagi warga terdampak. Anggaran bersumber dari pos belanja tidak terduga sebesar Rp 12,5 miliar dan belanja langsung sebesar Rp 184 miliar.
Anggaran tersebut saat ini digunakan untuk pembelian ventilator, disinfektan, alat pelindung diri, dapur umum, serta pemberian makan untuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). ”Pemkot Surabaya juga mengalokasikan bantuan bahan pokok untuk 250.000 rumah tangga terdampak dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” katanya.
Setiap bulan, warga MBR akan mendapatkan bantuan berupa beras, kering tempe, dan abon senilai Rp 642.400. Bantuan mulai diberikan pada minggu kedua April ini berupa barang agar warga bisa memanfaatkan bantuan itu. Artinya, warga tanpa perlu berbelanja ke pasar atau toko kelontong.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pengadaan alat pelindung diri melibatkan sekitar 50 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Mereka diminta membantu membuat masker dan pakaian hazmat untuk tenaga medis. Pemkot Surabaya menyediakan bahan bakunya dan UMKM tersebut mendapatkan biaya jasa pembuatannya.
Pemkot Surabaya juga mengalokasikan bantuan bahan pokok untuk 250.000 rumah tangga terdampak dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.
Pelibatan UMKM tersebut diperlukan agar roda perekonomian mereka tetap berputar. Sebab, sejak Covid-19 mewabah, mereka jarang mendapatkan pesanan. Padahal, sumber daya yang mereka miliki mampu digerakkan untuk membuat alat pelindung diri yang saat ini kebutuhannya sangat tinggi. ”Kalau UMKM bisa mengerjakan, kenapa tidak,” katanya.
Terkait penanganan pencegahan Covid-19, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, pihaknya menggencarkan patroli di tempat-tempat keramaian, seperti di kafe. Mereka mengingatkan agar warga tertib mengikuti anjuran pembatasan fisik dan tetap di rumah jika tidak ada keperluan penting.
”Petugas juga melakukan tes cepat Covid-19 secara acak kepada pengunjung. Jika ditemukan ada kasus positif, langsung diisolasi,” ujar Eddy.